Demi Pesan Crespo
Saya tak bisa tidur saat itu. Sebuah malam yang menyedihkan. Enam belas tahun lalu, masih menyisakan pedih, di hati. Ada luka yang masih terbuka.
Oleh: Handi Yanuar
Penulis adalah Milanisti
Istambul, Turki, 25 Mei 2005. Kick off final Liga Champions, baru saja dimulai. Pemain bernomor 3 itu langsung membawa timnya unggul cepat pada menit pertama. Enam menit jelang akhir babak pertama berakhir, giliran pemain bernomor 11 melesatkan dua gol, menit 39 dan 44. Masa jeda, skor 3-0. Milan unggul sementara atas Liverpool di babak pertama.
Pemain bernomor tiga adalah kapten kesebelasan, Paolo Maldini, sedangkan nomor 11 adalah Hernan Crespo, penyerang berkebangsaan Argentina yang dipinjam Milan dari Manchester United kala itu.
Milan sepertinya akan juara. Namun, Liverpool bangkit, menyamakan angka 3-3. Steven Gerrard memulai come back pada menit 54, dua menit berselang Vladimir Smicer menipiskan ketinggalan The Reds 3-2, dan Xabi Alonso menyamakan gol jadi 3-3 pada menit 60.
Skor kembali imbang. Milan mulai panik, Liverpool menemukan percaya diri. Pertandingan berlanjut ke babak adu penalti, setelah perpanjangan waktu berakhir dengan skor 3-3. Liverpool pun juara berkat penalti.
Tiga penendang Milan, yakni Andrea Pirlo, Serginho, dan Andriy Shevchenko gagal. Eksekusi Milan hanya bisa bikin gol oleh Kaka dan Jon Dal Tomasson. Sementara itu, penendang Liverpool sukses adalah Ditmar Hamann, Djibril Cisse dan Vladimir Smicer. Milan kalah 2-3 adu penalti, The Reds pun berpesta.
Kenangan pahit 16 tahun silam sepertinya masih menyisakan perih bagi Hernan Crespo. Ulu hati pemain yang hanya semusim di Milan itu seperti tercabik-cabik. Dua gol berkelasnya malam itu menjadi sia-sia.
Crespo langsung bertitah, memberi pesan kepada AC Milan. Pesan itu disampaikan setelah mengetahui hasil undian Liga Champions 2021/2022. Milan tergabung di grup B, bersama FC Porto, Atletico Madrid, dan Liverpool.
Pesan Crespo itu adalah agar Milan mengalahkan Liverpool, pada pertandingan pembuka di Stadion Anfield, Kamis, (16/9) pukul 02.00 WIB. Milan diminta menunjukan jati diri, sebagai pemenang 7 kali Liga Champions.
“Kepada (Stefano) Pioli, Milan harus mengalahkan mereka (Liverpool) di Anfield, membalaskan dendam untuk saya dan menunjukkan siapa itu Milan,” pesan Crespo.
Milan sebenarnya mampu membalaskan kekalahan di Istambul, saat final Liga Champions 2007 di Athena, Yunani. Dua gol Filippo Inzaghi membawa Milan menang 2-1 atas Liverpool. Namun, Crespo belum senang. Baginya, mengalahkan Liverpool di Anfield adalah membuktikan siapa Milan sebenarnya.
Milan kembali ke Liga Champions setelah menjadi runner-up Liga Italia musim 2020/2021. Kembalinya Simon Kjaer dkk, ke pentas sepakbola bergengsi dunia itu setelah Milan absen selama 7 tahun. Terakhir kali Milan bermain pada musim 2013/2014.
Bergabung di grup B, Milan mendapat lawan-lawan yang seimbang. Milan berada di pot 4, saat undian Liga Champions. Sungguh aneh rasanya melihat Milan berada pada pot yang bukan unggulan. Tapi, di grup ini, Pioli bisa menguji skuad mudanya dengan tim-tim tersebut.
Mengalahkan Liverpool adalah sebuah keharusan. Tidak hanya Crespo, seluruh fans Milan akan bersuka cita apabila itu terwujud.
Ruang ganti Milan di Anfield akan menjadi podium untuk merayakan pesta kecil itu.
Milan harus mampu membuktikan kualitas di Liga Champions. Beri yang terbaik untuk mengembalikan marwah Milan sebagai DNA Liga Champions. Jangan biarkan pesan Crespo itu berlalu tanpa kemenangan. Forza Milan!. (*)