05/05/2024

rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Bangunan Roboh Akibat Gempa Kebanyakan Tidak Pakai Joint Balok-Kolom

Bangunan Roboh Akibat Gempa Kebanyakan Tidak Pakai Joint Balok-Kolom

bangunan roboh akibat gempa

Wartawan rakyatsumbar.id berada di sebyah bangunan yang roboh akobat gempa Pasaman Barat.

Pasaman, rakyatsumbar.id-Banyaknya rumah yang rusak parah hingga ambruk akibat gempa berkekuatan Magnitudo (M) 6,2 di Pasaman menarik perhatian ahli kontruksi.

Mayoritas bangunan yang roboh tidak memiliki joint balok-kolom pada bangunan dan antara kolom dan balok tidak terikat dengan benar.

Hal ini diungkapkan pakar Teknik Sipil dari Universitas Negeri Padang (UNP) Dr. Eng. Nevy Sandra, ST.,M.Eng saat di hubungi rakyatsumbar.id.

“Saya melihat banyaknya bangunan penduduk yang rusak parah hingga roboh akibat puncak gempa tersebut.”

“Bangunan – bangunan tersebut roboh karena, tidak mempunyai kolom pada bangunan. Di samping itu, bangunan tersebut tidak memiliki joint balok-kolom yang baik pada bangunan,” ucapnya. Rabu, (2/3/2022).

Nevy Sandra menambahkan Sumbar, merupakan daerah rawan gempa bumi. Berbagai pihak telah sering melakukan sosialisasi bagaimana membangun rumah tahan gempa di berbagai daerah di Sumbar.

“Tetapi, hal ini sulit terealisasi saat pelaksanaan pembanguan sebuah bangunan (rumah).”

“Faktor pemicunya adalah nilai ekonomi. Minimnya anggaran membeli besi merupakan kendala utama dalam pembangunan.”

“Imbasnya, rumah yang dibangun tidak ada kolomnya. Artinya, batu bata hanya bertemu bata,” tambahnya.

Rumah Tahan Gempa jadi Solusi

Ia menyebut, Sumbar dengan rawan bencananya alamnya, menyebabkan rumah tahan gempa menjadi sebuah kebutuhan.

Nevy Sandra mengimbau agar seluruh elemen pemerintah dan masyarakat untuk terus melakukan sosialisasi pentingnya membangun rumah tahan gempa di Sumbar.

“Demi mencegah kerusakan yang lebih fatal, pemerintah dan masyarakat tentu harus mengkondisikan persiapan matang di masa depan.”

“Salah satunya dengan menerapkan konstruksi rumah tahan gempa di seluruh daerah yang ada di Sumbar,” tambahnya.

Tiga dasar pembangunan rumah tahan gempa meliputi menggunakan mutu bahan bangunan yang baik dan mutu pengerjaan yang baik.

Semua komponen bangunan seperti pondasi, balok, kolom, dinding, rangka atap dan atap harus tersambung satu dengan yang lainnya.

Hal ini agar kalau terjadi goncangan seperti gempa, maka bangunan akan bergetar sebagai satu kesatuan.

Nevy Sandra menyarankan juga, pada kegiatan rehabilitasi pasca bencana dalam melakukan pembangunan dan perbaikan rumah pasca gempa.

Agar memanfaatkan teknologi ferrocement layer atau kawat anyam yang dilapisi semen mortar.

“Jika rumah masih berdiri kokoh dan hanya menimbulkan keretakan pasca gempa, maka bisa pakai kawat anyam ke dinding atau sudut dinding, kemudian diplester.”

“Hal ini merupakan perbaikan jika terjadi retak retak pada dinding bangunan. Jika terjadi gagal struktur seperti patah dan runtuhnya kolom utama maka perlu kajian khusus,” tutupnya. (endang pribadi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.