Arus Mudik Tak Terbendung, 4.504 Orang Perantau Pulang ke Kabupaten Solok
Solok, Rakyat Sumbar–Himbauan untuk tidak mudik terbukti belum mempan. Gelombang mudik macet berlangsung termasuk ke Kabupaten Solok hingga Rabu (8/4) tercatat 4.504 perantau tiba di Kabupaten Solok.
“Iya (cukup banyak perantau yang pulang), meskipun sudah dihimbau jauh-jauh hari, tetap saja ribuan perantau datang, ini sudah diluar kendali kita, ” ujar Bupati Solok, Gusmal Rabu (8/4) di Guess house Arosuka.
Berdasarkan data dari Bagian Kerjasama Daerah Sekretariat Kabupaten Solok, hingga 8 April total perantau yang pulang mencapai 4.504 orang, dengan yang terbanyak di Kecamatan Kubung mencapai 876 perantau yang pulang, diikuti X Koto Diatas sebanyak 494 orang, X Koto Singkarak 459 orang, Gunung Talang 439 orang, Lembang Jaya 410 orang.
Kemudian, Pantai Cermin 389 orang, Junjung Siriah 377 orang, Lembah Gumanti 329 orang, Bukit Sundi 24 orang, Hiliran Gumanti 218 orang, Payung Sekaki 120 orang, Danau Kembar 62, IX Koto Sungailasi 51 orang, dan Tigo Lurah 40 orang.
Ditingkat Nagari, Nagari Sulitaie Kecamatam X Koto Diatas menjadi nagari dengan perantau pulang terbanyak yakni mencapai 302 orang, kemudian Nagari Paninggahan, Kecamatan Junjung Siriah 273 orang dan Nagari Kotobaru, Kecamatan Kubung 272 orang.”Melihat situasi banyaknya yang datang, sekarang yang bisa dilakukan adalah memantau kondisi kesehatan perantau yang baru pulang,” tambah Gusmal.
Bupati Solok Gusmal bersama Forkompimda mengecek persediaan beras di Bulog Divre Solok, Kotobaru,
Gusmal juga mengimbau para perantau yang baru datang dengan kesadaran diri, untuk melakukan karantina mandiri dirumah masing-masing selama 14 hari kedepan. Hal itu perlu dilakukan agar semuanya benar-benar tidak terpapar Covid-19, yang mungkin didapat di perjalanan.
Lebih lanjut, Ia menegaskan himbauan dan peringatan pemerintah harus terkoordinir sampai ketingkat pemerintahan paling bawah seperti
Walinagari harus mengetahui keadaan masyarakatnya dan tetap berkoordinasi dengan gugus penanggulangan covid19 yang poskonya di Arosuka.
Semua pihak harus lebih aktif berkomunikasi dan berkoordinasi dan meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat. Serta harus sigap dalam melakukan evaluasi dan melaporkan perkembangannya, dan yang terpenting sangat perlu keterbukaan informasi ditengah-tengah masyarakat agar tidak menimbulkan keresahan.
“Kami harap camat dan walinagari harus aktif melaporkan setiap masyarakat yang baru datang dari luar negeri, lakukan kegiatan bersih lingkungan dan masyarakat, ini tanggung jawab kita semua sebagai masyarakat dan unsur lembaga terkait lainnya,” pungkasnya.
Per 8 April 2020, Pemerintah Kabupaten Solok merilis update jumlah orang dengan status notifikasi mencapai 2.015 orang. Orang Dalam Pemantauan (ODP) 100 orang. Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 1 orang. Kemungkinan juga akan bertambah seiring banyaknya perantau yang pulang.
Tiket Murah
Banyaknya orang yang mudik salah satunya dipengaruhi oleh harga tiket pesawat ke Sumatera Barat yang justru menurun dibanding waktu-waktu sebelumnya. Bupati Solok mengaku kecewa kepada maskapai yang tidak mengurangi jadwal penerbangan di tengah pandemi Corona Covid-19. Dia menilai maskapai itu tidak mendukung upaya pemerintah pusat dan daerah dalam mencegah penyebaran virus corona Covid-19 dengan menekan mobilisasi warga.
“Di tengah merebaknya wabah virus corona, maskapai itu justru menurunkan harga tiket yang menyebabkan para perantau berbondong-bondong pulang kampung,” katanya.
Menurut pantauan, harga harga tiket yang semula dijual sekitar Rp800 ribu sekarang berkisar Rp500 ribu. “Seharusnya seluruh maskapai membatasi penerbangan dan menetapkan harga semula untuk mendukung pemerintah menangani virus corona Covid-19, ” katanya.
Sementara itu, Kapolres Solok menyebutkan, Dalam kurun waktu satu Minggu terakhir, jumlah pemudik dari berbagai wilayah Indonesia yang pulang ke Kabupaten Solok melonjak hingga mencapai 4504 orang. Antisipasi dilakukan kepolisian dan pemerintah setempat dengan mendata para pemudik dan pemeriksaan medis, agar penyebaran pandemi corona (Covid-19) bisa ditekan karena sebagian pemudik berasal dari zona merah.
Kapolres Solok AKBP Azhar Nugroho, mengatakan, himbauan agar perantau untuk sementara tidak pulang ke kampung halaman sudah dilakukan. Namun, kepolisian tidak bisa mencegah derasnya arus mudik yang terus berdatangan dari berbagai kota untuk pulang ke Kampung halaman.
“Kita sudah mengimbau agar masyarakat di perantauan untuk tidak pulang kampung dulu. Tapi kita juga tidak bisa memaksa mereka untuk tetap bertahan di kota perantauan dan tidak pulang ke kampungnya di Kabupaten Solok,” kata Kapolres saat berbincang dengan di Posko Penanggulangan Covid-19.
Langkah preventif yang bisa dilakukan lanjut kapolres, adalah melakukan screening dan pendataan di tiap wilayah kecamatan dan Nagari. Selain itu, pemantauan juga dilakukan di setiap posko perbatasan kabupaten Solok tempat kedatangan kendaraan yang membawa para pemudik.
“Pada saat pemudik datang, polisi bersama TNI, aparat kecamatan langsung melakukan pendataan dan pemeriksaan medis. Apalagi sebagian besar pemudik datang dari Jakarta yang merupakan zona merah pandemi corona,” imbuhnya.
Wabah Corona Menyerang, Stok Beras Aman
Arosuka, Rakyat Sumbar–Virus Corona atau Covid-19 mewabah, membuat seluruh masyarakat resah dan khawatir persediaan makanan tak terpenuhi beberapa bulan kedepan. Di Kabupaten Solok, Bupati Solok turun langsung mengecek persediaan beras di Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Solok. Hasilnya, stok beras di Kabupaten Solok masih dinyatakan aman bahkan dalam tiga bulan ke depan. Stoknya tersedia sampai 480 ton.
Bupati Solok Gusmal mengungkapkan tujuan diadakan kunjungan ke Bulog agar kepada masyarakat di Kabupaten Solok ini tak lagi resah soal persediaan beras ditengah kondisi serangan wabah virus corona. Masyarakat juga diminta tak panik dan tetap tenang menghadapi pandemi Covid-19 yang melanda dunia saat ini.
“Alhamdulillah informasi dari Kepala Bulog, ketersedian bahan pokok dalam hal ini beras ada 480 ton, artinya cukup untuk tiga bulan kedepan, jadi imbauan kepada masyarakat agar tidak panik dan khawatir,” ungkapnya.
Lalu ia mengatakan, Pemkab sudah menyiapkan pembiayaan untuk menanggung warga terdampak yang diperkirakan berjumlah sebanyak 25.000 jiwa lebih yang akan dibantu selama satu bulan kehidupan.
Pihaknya juga menyiapkan berbagai kemungkinan untuk mengayomi untuk membantu masyarakat yang terdampak virus corona ini apakah itu ODP, apakah itu PDP, apakah itu masyarakat miskin, apakah itu anak sekolah yang berada di luar akan kita jamin selama satu bulan.
Bupati menyebut bahwa usaha ekonomi masyarakat harus tetap berjalan,dan juga sudah melakukan penghitungan masyarakat yang terkena dampak dari covid-19 ini. Dari data terakhir ada sekitar 5.936 KK yang perlu diberikan santunan atau bantuan berupa sembako, atau mencapai 29.680 jiwa dan jumlah ini yang akan dibiayai.
“Kemudian juga harus ada data orang yang terdampak diluar data DTKS, seperti tukang ojek, ODP dan PDP yang dilarang keluar, mereka yang rentan terhadap kerawanan pangan,” tambahnya.
Bupati Solok minta kepada SKPD terkait untuk cepat menghitung dan menyiapkan data, terutama untuk jejaring pengaman sosial ekonomi terfokus kepada warga yang terdampak ODP dan PDP yang tidak bisa beraktifitas apa-apa. Seperti hasil rapat dengan Gubernur Sumbar akan diprediksi 2 bulan kedepan tidak akan bisa beraktifitas baik karena karantina wilayah terbatas maupun karena kesadaran diri sendiri sehingga kegiatan ekonomi akan terhenti.
Pemkab Solok akan menyediakan beras sebanyak 9 kg perjiwa kalau dikalikan dengan 29.680 akan menjadi 247 ton beras yang akan dibutuhkan satu bulan kedelapan dan akan distribusikan kepada29.680 jiwa melalui pilar-pilar jejaring sosial seperti PKH, TKSA dan PSM dengan memperhatikan kaidah yang berlaku.
“Kita juga sudah bebrincang dengan Pemprov Sumbar, yang juga akan membantu separohnya dengan beberapa ketentuan, Insya Allah nanti kita akan distribusikan dalam waktu dekat yang dikoordinir oleh dinas sosial Kabupaten Solok bersama wali nagari dan didampingi oleh TKSK, BSM, Pendamping PKH dan Tagan dalam rangka mempercepat pendistribusian bantuan tersebut,” pungkasnya.
Sementara itu, Untuk mengantisipasi kekhawatiran yang dirasakan oleh Masyarakat di saat pandemi Covid-19 yang sedang melanda daerah Indonesia. Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Solok juga mengklaim stok beras saat ini mencukupi.
“Saat ini bulog memiliki persediaan beras sekitar 480 ton, dan dari hitung-hitungan kita, itu sudah mencukupi, dan kemarin juga kita sudah bicara dengan Bupati Solok,” ujar Kepala Bulog Sub Divre Solok, Riza Afriani.
Ia mengatakan, dengan besaran jumlah stok tersebut, akan menjamin beras di tiga daerah lain. Untuk diketahui, Bulog Divre Solok ini hanya melayani pemenuhan di Kabupaten Solok, kota Solok dan Kabupaten Solok Selatan.
Dijelaskannya, untuk tiga bulan ke depan, stok pangan dipastikan aman dan mencukupi, masyarakat tak perlu resah, walaupun ada kasus corona, tidak usah panik, tidak usah khawatir. Bulog telah memiliki stok beras yang cukup, stok tersebut juga termasuk untuk jelang Ramadhan.
“Jika nanti pemerintah daerah butuh tambahan, kami juga sudah menyiapkan permintaan tambahan ke Padang,” tambahnya.
Dengan ketersediaan beras yang mencukupi, masyarakat diimbau tidak terlalu khawatir terhadap potensi gejolak harga beras jelang Ramadhan. Pihaknya juga memprediksi tidak akan ada kenaikan harga beras jelang Ramadhan, melihat stok yang tersedia mencukupi.(wel)