Aplikasi Ceria Universitas Pertamina Bantu Belajar Daring jadi Lebih Efektif
Padang, Rakyat Sumbar.Id — Universitas Pertamina membuat aplikasi Cerita bersama Ibu dan Ayah (Ceria). Aplikasi itu diciptakan lantaran dinilai masih kurang efektifnya sistem pembelajaran dalam jaringan (Daring) di Indonesia pada masa pandemi Covid-19.
“Solusinya, kami membuat aplikasi Ceria atau Cerita bersama Ibu dan Ayah, untuk meningkatkan optimalisasi pembelajaran Daring,” kata Ketua Proyek Aplikasi Ceria Universitas Pertamina, Meredita Susanty, melalui siaran pers Humas Universitas Pertamina, Jumat (23/7) siang.
Ia melanjutkan, saat pembelajaran Daring, diperlukan keterlibatan aktif orang tua siswa, yang dapat memungkinkan orang tua mengevaluasi capaian belajar anak mereka dan berkomunikasi dengan pihak sekolah.
“Melalui aplikasi ini, pihak sekolah dapat berkomunikasi tentang tugas, tak hanya kepada siswa namun juga kepada orang tua,” ujar Meredita Susanty, Dosen Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Pertamina.
Menurut Meredita, fitur notifikasi dan pengingat tenggat waktu juga dapat membantu para siswa dan orang tua meraih capaian belajar yang optimal. Selain itu, laporan evaluasi capaian siswa juga akan dikirim kepada orang tua melalui aplikasi ini.
“Dalam pengembangan aplikasi, kami melibatkan peran mahasiswa program studi Ilmu Komputer Universitas Pertamina, yakni Sundari Oktamiyunda, salah satu mahasiswa, mengungkapkan ketertarikanya dalam proyek pengembangan aplikasi Ceria,” ungkap Meredita.
Ia menyampaikan, aplikasi Ceria bukan inovasi pertama yang telah diluncurkan oleh Universitas Pertamina (UP). Salah satu aplikasi yang pernah diluncurkan adalah Spinther, aplikasi trauma healing untuk penyintas perundungan.
“Univerisitas Pertamina melakukan berbagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat, dan kegiatan stimulus bisnis untuk membangun iklim kewirausahaan dituangkan dalam beragam program,” sebutnya.
Ia menjelaskan, sejak 2020 Universitas Pertamina rutin melaksanakan kompetisi bisnis mahasiswa untuk melahirkan bisnis rintisan, termasuk startup. Setidaknya ada 32 rintisan bisnis mahasiswa mendapat pembinaan dan pendanaan dari universitas.
“Selain itu, tiga bisnis rintisan besutan mahasiswa Universitas Pertamina juga berhasil mendapat pembinaan dan pendanaan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga melalui kegiatan Kewirausahaan Pemuda. Berbagai seminar dan pembekalan juga telah dilaksanakan kedua institusi untuk mendorong partisipasi aktif para mahasiswa untuk menciptakan usaha dan startup baru,” pungkasnya.
Sementara itu, mahasiswa program studi Ilmu Komputer Universitas Pertamina, Sundari Oktamiyunda, mengatakan, tantangan pembelajaran Daring lain adalah kesulitan orang tua mengevaluasi hasil belajar siswa, karena keterbatasan mengunjungi sekolah.
“Dengan aplikasi ini, orang tua dapat berinteraksi secara personal dengan guru kelas atau mata pelajaran terkait. Selain itu, riwayat percakapan juga dapat terekam di aplikasi, sehingga kemajuannya dapat termonitor,” ungkap Sundari.
Sementara itu, Andika Sudarman, CEO dan Founder startup Sejuta Cita, mengatakan dalam pengembangan aplikasi startup, penting untuk mengedepankan asas kebermanfaatan untuk masyarakat.
“Aplikasi ini akan sangat membantu masyarakat terutama di masa pandemi. Tren pembelajaran daring juga diprediksi masih akan terus belanjut sampai beberapa tahun ke depan. Aplikasi ini dapat menjadi pionir lahirnya aplikasi edukasi serupa yang bisa memberikan manfaat bagi lingkungan,” ujarnya, saat menjadi narasumber pada seminar Daring, Are You Ready to Build Your Startup. (byr)