Perawat SPH Negatif Covid-19
Diduga Gagal Jantung saat Bertugas
Padang, Rakyat Sumbar—Kesedihan Direktur Semen Padang Hospital (SPH) Kol CKM (Purn) dr Farhaan Abdullah SP.THT tak terbendung. Air mata mengalir dipipinya ketika Rakyat Sumbar mewawancarainya, Rabu (17/06/2020). Beberapa saat wawancara terhenti, sekedar menenenangkan hatinya. “Saya seorang tentara, sudah tiga puluh tahun saya tidak menangis, Ia tanggung jawab saya, mereka anak-anak saya,” ucapnya sambil menghela air mata.
Innalilahiwainnalilahi rajiun, kabar duka menyelimuti dunia kesehatan di Sumatera Barat. Seorang perawat SPH, Ns. Risa Afrina S. Kep meninggal dunia ketika memulai bekerja sebagai tenaga medis pasien Covid-19 di SPH. Almarhum sempat mendapat pertolongan sebelum dinyatakan meninggal.
“Almarhumah baru tiga hari bekerja di SPH. Sesuai rencana, almarhum akan diperbantukan di ruangan isolasi pasien Covid-19. Selama dua hari, almarhum mendapat training sebelum diterjunkan di ruang Covid-19. Hari ketiga, almarhum mulai bekerja di ruang Covid-19 dan akan melakukan swab terhadap pasien Covid-19 lainnya. Tiba-tiba almarhumah mengeluh sakit, dan dilarikan ke ruang ACU. Malang tak dapat di tolak, walau telah mendapatkan pertolongan medis, almarhum tak tertolong hingga dinyatakan meninggal pada Selasa, 16 Juni pukul 12.40 dinyatakan meninggal,” ujar dr Farhaan.
Ia menjelaskan bahwa almarhumah diduga mengalami gagal jantung yang mengakibatkan meninggal, bukan disebabkan Covid-19 dan dehidrasi.
“Kecil kemungkinan almarhumah terpapar Covid-19, karena masa inkubasi Covid-19 satu sampai 14 hari. Untuk dehidrasi tidak mungkin, karena almarhumah baru memakai APD lengkap selama satu jam. Karena yang bersangkutan bekerja diruang isolasi Covid-19, kami mengambil swabnya dan memberlakukan penanganan sesuai protokol jenazah Covid-19, kemudian jenazah dikuburkan di pandam keluarga di Kota Padang. Untuk hasil swabnya telah keluar yang menyatakan negatif, Rabu, (17/06/2020) pukul 14.50,” tambahnya.
dr Farhaan menjelaskan juga, karena almarhum bekerja diruang isolasi Covid-19 maka perusahaan akan memberikan penghargaan walau terhitung bekerja diruang Covid-19 hanya satu hari.
“Perusahaan akan memberikan penghargaan kepada almarhumah, dan kami akan mengajukan surat kepada tim gugus tugas Covid-19 untuk dapat diberikan penghargaan,” jelasnya.
Sebelumnya beredar video berdurasi 59 detik di media sosial tentang meninggalnya tenaga medis Covid-19 dari SPH. Dalam video yang beredar, terlihat ratusan tenaga medis SPH memberikan penghormatan terakhir dengan melepas kepergian jenazah ke pemakaman yang diiringi lagu “Gugur Bunga”.
Saat ini SPH telah menyiapkan 78 tempat tidur yang dipersiapkan untuk melayani pasien Covid-19. Selain itu, SPH dilengkapi juga kamar operasi yang diperuntukan untuk pasien Covid-19, dan sebuah kamar untuk ruang recovery operasi Covid-19.
“Kami telah menyiapkan 78 tempat tidur yang dilengkapi tekanan exhaust fan bertekanan negatife, hepafilter 13, dan ditambah tabung yang berisi clorine. Semua kamar tersebut berada di wing timur dan wing barat lantai 4. Selain itu, kita menyiapkan kamar yang berada di wing timur lantai 5. Selain itu, kita menyiapkan 8 ventilator yang dibutuhkan bagi pasien Covid-19 ini,” Farhaan menambahkan.
Untuk melayani tenaga medis SPH yanga bekerja di ruang isolasi Covid-19, dr Farhaan menjelaskan, managemen SPH telah menyiapkan salah satu hotel di Kota Padang sebagai tempat peristirahatan tenaga medis Covid-19 SPH.
“Untuk memberikan rasa nyaman bagi tenaga medis. SPH telah menyiapkan sebuah hotel dan mess PT. Semen Padang sebagai tempat peristirahatan bagi tenaga medis yang melayani pasien Covid-19. Selain itu, kebutuhan gizi para tenaga medis ini selalu kami cukupi,” terangnya.
Ia berpesan kepada masyarakat untuk mentaati aturan protokol Covid 19 yang telah di tekankan pemerintah.
“Kami mengimbau kepada masyarakat untuk selalu mencuci tangan, memakai masker dengan benar. Jika masyarakat tidak mentaatinya, kami menunggu di rumah sakit,” tutupnya. (edg)