30/04/2024

rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Rugi Rp600 Juta Dampak Korona, PT. Armada Bumi Minang tetap Bantu Karyawan

Rugi Rp600 Juta Dampak Korona, PT. Armada Bumi Minang tetap Bantu Karyawan

Pemilik PT. Armada Bumi Minang, Aditya Nugraha, dan stafnya mengecek kondisi bus pariwisata yang mangkal di pulnya.(HANDIYANUAR)

Padang, Rakyat Sumbar — Dampak penularan virus Korona (Covid-19) membuat pariwisata Sumbar tak bergerak. Kondisi ini juga berimbas terhadap penyedia jasa bus pariwisata, seperti PT. Armada Bumi Minang.

“Hampir tiga bulan bus pariwisata tidak jalan, yakni sejak 15 Maret 2020. Kita punya 18 bus pariwisata, 16 bus mangkal di pul di jalan Simpang Kalumpang Kampung Jambak, Kototangah, dua lagi Malang, Jawa Timur,” kata Aditya Nugraha, Pemilik PT. Armada Bumi Minang, kepada Rakyat Sumbar, Minggu (31/5) sore.

Ia menjelaskan, pada 15 Maret 2020 sampai April 2020, pihaknya telah memulangkan uang muka carteran yang telah diterima sebanyak Rp167 juta. Uang muka itu untuk pembayara sewa bus, tiket pesawat dan kamar hotel,

“Selama lebih kurang 3 bulan bus pariwisata tak jalan, kita mengalami kerugian sekitar Rp600 juta, jika kondisi ini terus berlanjut kerugian bisa bertambah,” ucapnya.

Masih kata Aditya, biasanya, sebelum Korona mewabah armada setiap hari ada yang beroperasi walaupun hanya satu unit dalam sehari.

“Namun, pada Jumat, Sabtu, Minggu, rata-rata seluruh armada jalan atau beroperasi untuk melayani perjalanan wisata,” beber pria berambut belah tengah ini.

Masih kata Aditya, akibat tidak beroperasinya bus-bus tersebut, pihaknya terpaksa harus merumahkan sebanyak 27 pegawainya, 18 sopir, 7 kernet, dan 2 staf administrasi.

“Kondisi wabah Corona ini memang sulit. Namun, kita tetap memberikan bantuan kepada pegawai yang dirumahkan itu Rp500 ribu perorang, ditambah sembako senilai Rp200 ribu,” ujar Aditya.

Ia menyampaikan, bantuan tersebut diberikan kepada pegawainya lantaran rasa kemanusian dan sebagai tanggung jawab perusahaan PT. Armada Bumi Minang.

“Sampai saat ini bantuan pemerintah kepada karyawan kami, terutama kepada sopir dan kernet belum juga datang,” ungkap Aditya.

Menurut Aditya, demi bertahan pada kondisi pandemi Korona ini, ia terpaksa melakukan alih usaha untuk menyambung hidup pada situasi ini.

“Saya melakukan apa saja peluang-peluang bisnis yang bisa menghasilkan uang yang halal, contohnya berjualan Sembako secara online,” tutupnya. (byr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.