Pertashop, Mengubah Nasib Anak Bangsa
“Pertashop bisa menunjang ekonomi keluarga. Nasib saya pun berubah, kalau bisa Pertashop ini tahan lama (dipertahankan),” kata Susi Susanti, Sabtu, (5/10/2024), sekira pukul 11.28 WIB.
Laporan: HANDI YANUAR, PADANG
Susi Susanti adalah seorang operator Pertashop di Jalan Pauh Ketaping, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padangpariaman, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Ibu tiga anak ini menggantungkan nasib dan harapan keluarganya di Pertashop yang berada persis di depan rumahnya, berjarak sekira 30 meter.
“Ada juga keuntungan Pertashop dekat dari rumah, kalau kerja jauh dari rumah saya tidak bisa, ibu rumah tangga,” tutur Susi, yang hanya tamat sekolah menengah pertama (SMP), dengan suara terharu.
Perempuan 32 tahun itu sudah bekerja di Pertashop kurang lebih 3 tahun, sejak 2021, ketika itu Covid-19 sedang mewabah. Ia menerima gaji perbulan yang cukup memadai. Hasil gaji tersebut bisa mencukupi kebutuhan rumah tangganya.
Gaji jutaan rupiah yang diperoleh Susi mampu untuk mencukupi kebutuhan keluarganya sehari-hari, bahkan bisa untuk biaya kebutuhan sekolah ketiga anaknya, sekaligus bisa menutupi penghasilan suaminya yang kerja serabutan.
“Waktu zaman Covid-19, gaji bekerja di Pertashop bisa saya gunakan membeli smartphone (telepon pintar), untuk keperluan dan tugas sekolah anak, karena saat itu sekolah Daring,” tutur Susi.
Anak pertamanya, Olivia Dosiani, kelas 1 SMP, anak keduanya M. Habib Alaqsa, kelas 3 sekolah dasar (SD) dan anak bungsunya, Nadira Lesti Andani, masih kelas 1 SD.
Namun, sebelum bekerja di Pertashop, istri dari Doni Andani, bekerja sebagai penjahit sulaman mukena dengan upah Rp40 ribu. Uang sebanyak itu akan ia terima jika jahitan selesai dikerjakan, jika tidak ia tidak menerima apa-apa.
“Jauh bedanya, kalau jahit mukena, satu mukena siap seminggu gaji Rp40 ribu, kalau Pertashop gaji per bulan jelas. Alhamdulillah gaji di Pertashop cukup baik,” sebut Susi.
Pertashop itu beroperasional setiap hari, dari pukul 06.00 WIB hingga 22.00 WIB. Lokasi Pertashop berjarak kurang lebih 6 kilometer dengan Internasional Minangkabau (BIM), Padangpariaman, dan sekira 40 kilometer dengan Kota Padang.
Ia berbagi sif kerja dengan adiknya, Yulia Agus, yang juga bekerja di sana. Sif dibagi dua, sif pagi pukul 06.00-14.00 WIB, dan sif siang 14.00-22.00 WIB.
“Kalau saya gaji Pertashop untuk kebutuhan sehari hari. Tapi, adik saya, bisa untuk membantu orang tua, dan menambah-nambah buat membangun rumah,” sebut Susi.
Jalan Pauh Ketaping, merupakan jalur alternatif menghubungkan sejumlah kota/kabupaten di Provinsi Sumbar, seperti Kota Padang, Kabupaten Padangpariaman, Kota Pariaman, Kabupaten Agam, Pasaman dan Pasaman Barat, serta menghubungkan pula dengan Bandara Internasional Minangkabau (BIM).
Jalur tersebut banyak ditempuh pengendara kendaraan bermotor, seperti sepeda motor dan mobil, sehingga kendaraan yang melintas di sana akan mengisi bahan bakar minyak (BBM) berkualitas jenis Pertamax di Pertashop itu, jika kehabisan bensin.
Pertamax disebut BBM berkualitas karena memiliki kandungan oktan 92, sehingga pembakaran di mesin kendaraan menjadi lebih sempurna serta tidak meninggalkan residu, sehingga membuat mesin lebih awet.
“Lebih baik saya mengisi bensin Pertamax di Pertashop daripada isi eceran. Mengisi bensin eceran tidak sesuai dengan tangki kendaraan. Pertashop di jalur ini sangat menguntungkan. Kualitas BBM (Pertamax) lebih terjamin,” kata Indra, pengendara yang melintas dari Kota Padang, menuju Kota Pariaman.
Pertashop Pemberi Harapan
Hadirnya Pertashop memberikan manfaat langsung tersendiri terhadap salah seorang pengusaha Pertashop di Sumbar, Two Efly. Dengan mendirikan Pertashop, di Nagari Lasi, Kecamatan Candung, Kabupaten Agam, Provinsi Sumbar, ia bisa mempekerjakan tiga orang, yakni sebagai pengawas, admin, dan operator Pertashop.
Bahkan, penjualan Pertashopnya dengan nomor IP. 1P261364, terus meningkat, rata-rata penjualan 900 liter per hari. Berkat itu pula, utang investasi pinjam modal Pertashop yang dirintisnya sejak 2021, secara bertahap mulai berangsur, dan akan berakhir pertengahan 2026.
“Bagi saya Pertashop tetap memberikan harapan, buktinya hari ini Pertashop saya masih jalan (operasional), dan sudah tahun yang ketiga, utang bank berangsur, operasional terbantu. Mudah-mudahan ini akan tetap berlanjut, satu tahun ke depan sudah bebas dari seluruh utang dan sudah bisa profitable (menguntungkan),” ucap Two Efly, di Padang, Minggu, (13/10/2024).
Two Efly, pemilik Pertashop dengan nama Famili Berkah Bersama menilai, konsep awal Pertashop mendekatkan pelayanan Pertamina kepada masyarakat, terutama di perkampungan yang jauh dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Masyarakat yang berada di perkampungan adalah masyarakat Indonesia yang juga butuh dilayani dan disediakan BBM. Oleh sebab itu, beranjak dari kondisi tersebut maka Pertamina melahirkan regulasi untuk gerai modularnya bernama Pertashop.
“Pertashop menyediakan BBM berkualitas, seperti Pertamax. Harga Pertamax di Pertashop per Oktober 2024 ini lebih murah dibandingkan dengan SPBU, yakni Rp12.550, sedangkan di SPBU Rp12.650. Bagi pengusaha
Pertashop, disparitas harga Rp100 itu sangat berharga. Selain itu, digitalisasi SPBU juga memberikan manfaat positif untuk Pertashop,” ucap Two Efly, dengan optimistis.
Layanan Pertashop memberikan efek ekonomi yang positif, seperti tersedianya BBM berkualitas untuk masyarakat, membuka lapangan kerja dan usaha, melahirkan sentra ekonomi baru, meringankan biaya pemeliharaan kendaraan, dan meringankan beban negara karena mendorong masyarakat bermigrasi dari BBM bersubsidi ke BBM non subsidi dan berkualitas.
Pertamina mendorong dan memberikan ruang agar Pertashop di Sumbar kembali bergairah dan bangkit, dengan melakukan disparitas harga Pertamax sebesar Rp100, antara Pertashop dengan SPBU.
“Teruslah bimbing Pertashop supaya bisa menjadi sentra ekonomi baru, karena Pertashop ini bisa menjdi pengusaha yang sukses. Terus lakukan kreasi-kreasi dengan regulasi yang dihadirkan itu berdampak positif terhadap Pertashop,” beber Two Efly.
Motivasi Pengusaha Pertashop
Sales Area Manajer (SAM) Retail Sumatera Barat, PT Pertamina Patra Niaga, Narotama Aulia Fazri, mengatakan, Pertashop diluncurkan sejak 2018. Program ini bertujuan untuk meratakan akses energi bersih dan berkualitas sampai ke masyarakat di pedesaan, serta menumbuhkan ekonomi.
Modal awal mendirikan Pertashop yakni dengan harga modular Pertashop sekira Rp250 juta, sedangkan jenis BBM yang tersedia di Pertashop yakni Pertamax dan Dexlite, sebab Pertashop juga bisa mendukung usaha kecil berkembang.
“Perkembangan Pertashop di Sumbar cukup baik, saat ini telah berdiri 375 Pertashop yang menjangkau seluruh wilayah pelosok Sumbar. Alhamdulillah, per hari, Pertamax di Pertashop terjual sekira 100-120 Kiloliter,” ucap Naro, di Padang, Senin, (14/10/2024) pagi.
Berdasarkan data dari Pertamina, 92 persen Pertashop berada di perkampungan. Oleh sebab itu, Pertamina terus memberikan kontribusi terhadap perkembangan Pertashop, dengan memberikan perbedaan harga antara Pertashop dengan SPBU.
Pada periode Oktober 2024, Pertamina Patra Niaga menyesuaikan harga Pertamax di Pertashop di wilayah Sumbar Rp12.550, sedangkan di SPBU, harga Pertamax Rp12.650. Selisih harga Rp100.
“Perbedaan harga itu untuk menggerakkan roda perekonomian, khususnya di perkampungan. Ini salah satu perhatian dan kontribusi Pertamina Patra Niaga kepada Pertashop. Perbedaan harga Pertashop dan SPBU berlaku untuk semua provinsi di Indonesia, besaran perbedaannya juga berbeda,” ulas Naro.
Sales Area Retail (SAR) Sumatera Barat, PT Pertamina Patra Niaga, juga memotivasi pengusaha Pertashop, dengan cara meluncurkan program “Ayo Dunsanak Beli BBM di Pertashop”. Program ini berlangsung selama 3 bulan, periode 1 Oktober-31 Desember 2024, bertujuan untuk mengapresiasi konsumen setia Pertashop.
Selain itu Pertamina juga mengajarkan operator Pertashop untuk mengajak customer membayar menggunakan aplikasi MyPertamina dengan banyak keuntungannya. Pengguna aplikasi MyPertamina akan mendapatkan poin 5 kali lebih banyak dibandingkan pembeli yang membayar dengan tunai.
“Konsumen dengan poin terbanyak akan mendapatkan hadiah utama yaitu motor, smartphone, dan logam mulia, serta ratusan suvenir menarik. Selain itu, Pertamina juga memberikan hadiah menarik kepada Pertashop yang paling aktif mendukung program ini,” pungkas Naro. (*)