Pusat Penelitian SBRC IPB University dan BPDPKS Sosialisasikan Sejuta Kebaikan Sawit
Pusat Penelitian SBRC IPB University dan BPDPKS sosialisasikan sejuta kebaikan sawit.
Padang, rakyatsumbar.id –Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi (SBRC IPB University) bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mengadakan kegiatan Workshop Hilirisasi Minyak Sawit Menjadi Produk Oleopangan, Oleokimia dan Biofuel: Peluang dan Tantangan.
Kegiatan ini merupakan kegiatan tahun 2 di mana pada tahun pertama, 2023, SBRC IPB University dengan dukungan BPDPKS dan APOLIN sukses menyelenggarakan “Workshop Oleokimia dari Minyak Sawit: Potensi dan Tantangan” di Bogor, Medan, dan Balikpapan.
“Kegiatan tahun kedua tahun 2024 ini merupakan rangkaian dari kegiatan Workshop yang akan dilaksanakan di 5 kota yaitu Padang, Pontianak, Samarinda, Palembang, dan Jambi,” ujar Prof Dr Erliza Hambali, Ketua Tim Pelaksana Kegiatan Workshop IPB University, Kamis (4/7/2024
sebanyak 110 orang yang berasal dari Kadin, badan usaha, kalangan industri, peneliti, dan lainya.
Komoditas kelapa sawit termasuk dalam 10 kelompok komoditas unggulan Indonesia yang didorong oleh pemerintah untuk digiatkan proses hilirisasi dan peningkatan daya saingnya.
“Hilirisasi industri oleopangan, oleokimia dan bioenergi berbasis sawit merupakan upaya strategis untuk meningkatkan nilai tambah komoditas kelapa sawit melalui proses pengolahan agar menjadi produk turunan yang memiliki nilai jual lebih tinggi,” jelas Prof Erliza.
Dikatakannya, minyak kelapa sawit hingga saat ini masih menjadi salah satu komoditas andalan Indonesia dalam menambah devisa negara. Berdasarkan data Ditjenbun 2022, luas areal kelapa sawit mencapai 15,38 juta Ha dengan total produksi CPO Indonesia 48,24 juta ton dan produksi PKO sebesar 9,65 juta ton.
Kemenperin di tahun yang sama juga menyebutkan bahwa industri kelapa sawit berkontribusi sebesar 3,5% terhadap PDB nasional. Hingga saat ini, industri kelapa sawit dari sektor hulu sampai hilir mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 5,2 juta orang dan menghidupi lebih dari 21 juta jiwa.
Pemerintah Indonesia telah menetapkan visi jangka panjang Indonesia Maju 2045, yakni Indonesia menjadi negara maju pada 2045 atau tepat setelah 100 Tahun Kemerdekaan RI. Pengelolaan terbaik yang dapat dilakukan yakni melalui hilirisasi.
“Manfaat kebijakan hilirisasi industri secara umum di antaranya meningkatkan nilai tambah, meningkatkan perekonomian, meningkatkan penerimaan negara, mensubstitusi barang impor, menarik investasi, menghasilkan devisa, hingga menyerap banyak tenaga kerja lokal.
Adanya kebijakan nasional hilirisasi industri kelapa sawit di dalam negeri tentunya akan berdampak positif bagi perekonomian nasional. Benefit lainnya yang diperoleh dari kebijakan hilirisasi industri kelapa sawit, antara lain optimalisasi penyerapan hasil produksi petani rakyat (smallholder), penyediaan bahan pangan, nonpangan, oleokimia dan bahan bakar terbarukan, Penyedia bahan baku potensial untuk industri-industri, Pemenuhan kebutuhan domestic dan ekspor, hingga membangkitkan ekonomi produktif berbasis industri pengolahan.
“Hilirisasi minyak sawit dalam negeri dilakukan dengan mengolah CPO dan PKO menjadi produk-produk bernilai tambah lebih tinggi baik untuk tujuan ekspor maupun untuk substitusi produk impor,” ujar peneliti berdarah Minang ini. (ri)