Menikmati Sensasi Memetik Bunga Krisan hinga Kopi Payo di Agro Wisata Batu Patah
Solok, rakyatsumbar.id–Agro Wisata Batu Patah Payo di Kecamatan Lubuk Sikarah, Kota Solok memiliki potensi wisata di destinasi itu sangat lengkap. Selain bagian pertanian yang mendukung agro, Batu Patah Payo yang berada di ketinggian diatas 700 Mdpl ini menyajikan pemandangan alam yang memukau.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Solok Milda Murniati mengatakan, dari menara pandang yang telah dibangun di tempat itu bisa melihat dengan leluasa lanscape Solok, Danau Singkarak, Gunung Talang hingga Gunung Marapi.
“Dalam menyambut tamu yang datang kita tampilkan atraksi tari piring di atas buah kelapa tua yang tidak bisa ditemukan di daerah lain,” sebutnya, Selasa (5/2) di objek wisata Batu Patah Payo.
Ia menyebutkan, Batu Patah Payo juga punya kuliner khas yang jarang ditemui di tempat lain yaitu gulai batang pisang dan karucuik baluik dan nasi baronjin yang bisa dinikmati oleh wisatawan.
“Destinasi ini menjadi salah satu prioritas yang akan dikembangkan di Kota Solok ke depan. Berbagai upaya terus dilakukan diantaranya dengan pelebaran jalan yang rencananya akan dilakukan tahun ini, sehingga wisatawan bisa lebih nyaman untuk berkunjung,” jelasnya.
Ia menyebutkan, dalam konsepnya, Agro Wisata Batu Patah Payo akan menawarkan one stop service atau menyajikan semua yang dibutuhkan wisatawan dalam satu tempat.”Kita sekarang bersama Pokdarwis juga mulai mendorong munculnya home stay di sini,” ujarnya.
Di lokasi ini bunga chrysantemum atau krisan dikembangkan. Ada 9 green house penanaman krisan. Milda Murniati mengungkapkan, ide membangun agro wisata Batu Patah Payo mencuat di tahun 2015 lalu. Kemudian dieksekusi bersama Dinas Pertanian pada 2016.
“Kami memilih Batu Patah Payo karena warga disini sebagian besar mengandalkan keseharian sebagai petani. Mulailah kita libatkan mereka untuk pengembangan krisan,” terangnya.
Selain bunga krisan, agro wisata Batu Patah Payo juga ada destinasi lain yang bisa dikembangkan dan dikoneksikan. Seperti kebun kopi warisan era tanam paksa kolonial Belanda dan air terjun Sarasah.
Kepala Dinas Pertanian Kota Solok, Zulkifli mengatakan, hasil pertanian bunga krisan di Batu Patah Payo merupakan kualitas terbaik. Kementerian Pertanian mengakui, krisan itu masuk grade A.
“Bunga yang kami tanam ada yang warna merah, kuning, dan putih. Kualitasnya sudah ekspor. Setiap bulan sudah dikirim memenuhi permintaan pengrajin buket bunga dari Padang, Pekanbaru, hingga Batam,” ucapnya yang juga hadir bersama jajarannya di lokasi objek wisata tersebut.
“Setiap bulan tercatat 5 ribu tangkai bunga dikirim. Harganya Rp2.000 per tangkai. Penjualan krisan menjadi pendapatan utama bagi agrowisata Batu Patah Payo. Sebab, untuk kunjungan wisata masyarakat digratiskan,” jelasnya.
Sementara, tak berjarak jauh dari green house krisan, terdapat kebun kopi sisa sejarah tanam paksa yang terhampar. Zulkifli menjelaskan, tanaman kopi itu sudah diremajakan. Luas arealnya mencapai 40 hektar.
“Ada dua jenis kopi yang ditanam. Arabica dan robusta. Kalau yang arabica kami tanam di ketinggian di atas 1000 MDPL, luasnya 5 hektar. Kalau robusta di bawah itu dengan luas 35 hektar,” ujarnya.
Zul menjelaskan, kopi ini juga sudah dijajakan dengan kemasan bermerk Kopi Payo. Distribusinya melalui swalayan.
“Rencana mendatang, akan dibangun jalan terhubung antara green house krisan, kebun kopi, dan air terjun Sarasah. Selanjutnya, pengunjung diajak berinteraksi langsung untuk ikut memetik krisan dan kopi,”pungkasnya.(mul)