KAI Perkenalkan Kereta Api ke Murid SD
Kadivre II Sumbar Vice President PT KAI (Persero) Divre II Sumbar Sofyan Hidayah, berdialog dengan para “Dishub Cilik” saat menjajal Kereta Api Minangkabau Ekspres.
Padang, rakyatsumbar.id – Dua puluh lima murid SDN 07 Belakang Balok, Bukittinggi, mengikuti pengenalan moda transportasi kereta api. Mereka tergabung dalam Dishub Cilik pada kegiatan.
yang diselenggarakan Dinas perhubungan Kota Bukittinggi bekerja sama dengan PT. KAI Divre II Sumbar.
Para Dishub Cilik ini menjajal Kereta Api Minangkabau Ekspres dari Stasiun Padang hingga stasiun Duku. Perjalanan ini berlanjut ke Stasiun Kayu Tanam dengan menumpangi KA Lembah Anai dari Stasiun Duku, Padangpariaman.
Vice President PT KAI (Persero) Divre II Sumbar Sofyan Hidayah, mengatakan, kegiatan para Dishub Cilik ini menaiki kereta api, dalam agenda HUT Perhubungan Nasional tingkat provinsi yang jatuh pada 17 September.
“Kita memperkenalkan transportasi kereta api kepada Dishub Cilik ini bertujuan untuk memperkenalkan moda transportasi di masa yang akan datang,” jelasnya.
Sofyan Hidayah menambahkan, kita berharap, dimasa mereka yang akan datang kereta api bisa bisa sampai ke Bukittinggi.
“Sesuai perkembangan zaman yang akan datang, mungkin saja kereta api sampai ke Bukittinggi. Ciri masyarakat modren adalah terdapat moda transportasi kereta api. Hal ini terlihat di berbagai kota besar di dunia, pasti ada kereta api nya,” ucapnya.
Kota Bukittinggi sendiri memiliki jalur dan stasiun kereta api. Tidak seperti jalur lainnya di Sumatera Barat yang memfokuskan diri untuk pengangkutan batu bara, jalur kereta api ini hanya digunakan untuk mengangkut biji kopi dan tentara dari Benteng Ford de Kock di Kota Bukittinggi.
Jalur ini sepaket dengan pembangunan jalur Padang–Sawahlunto. Jalur menuju Ford de Kock, Bukittinggi selesai pada tanggal 1 November 1891. Dari Bukittinggi pembangunan dilanjut untuk menjangkau tambang emas di Payakumbuh. Jalurnya dibuka pada tanggal 15 September 1896.
Jalur ini tetap beroperasi setelah masa-masa kemerdekaan, tetapi hanya difokuskan untuk pengangkutan penumpang. Namun karena jalur kereta api yang ekstrem, prasarana dan sarana yang tua, dan persaingan dengan mobil pribadi dan angkutan umum menyebabkan jalur ini terus berkurang okupansinya. Dengan ditutupnya jalur menuju Bukittinggi pada tahun 1986, berakhirlah riwayat jalur Padang Panjang–Payakumbuh.(edg)