20 Persen Masyarakat Pessel Bermukim di Daerah Rawan Banjir dan Longsor
Sekitar 20 persen masyarakat Pessel bermukim di daerah rawan banjir dan longsor.
Pesisir Selatan, rakyatsumbar.id – Pemkab Pesisir Selatan mengimbau agar masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaan agar terhindar dari korban bencana.
Hal ini tak terlepas dari cuaca buruk yang terjadi sejak beberapa waktu lalu.
Imbauan ini terutama kepada warga yang tinggal atau berdomisili di sekitar kawasan rawan banjir dan longsor.
Lantaran kawasan banjir dan longsor di Pesisir Selatan di tempati oleh 20 persen dari total 556 ribu jumlah penduduk Pessel saat ini.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pessel, Doni Gusrizal menyampaikan hal ini, Senin (21/11/2022) bahwa Pessel yang secara topografi memanjang dari utara hingga Selatan dengan garis pantai mencapai 234,5 kilometer, merupakan salah satu daerah yang rawan bencana.
“Agar ancaman bencana sebagai mana ditakutkan atau dikuatirkan itu tidak menimbulkan dampak korban jiwa. Maka kepada masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan.”
“Sebab kondisi cuaca yang tidak menentu sebagaimana saat ini, bisa saja ancaman itu terjadi,” katanya.
Diungkapkannya bahwa di daerah itu dari 15 kecamatan yang ada, ancaman bencana longsor paling tinggi terdapat di Kecamatan Bayang Utara. Sebab di kecamatan itu, bisa dikatakan 85 persen penduduknya tinggal di lereng perbukitan dengan kemiringan di atas 45 derajat.
“Disusul kecamatan Koto XI Tarusan, IV Jurai, Batang kapas, Lengayang, Ranah Pesisir, Ranah IV Hulu dan Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan,” jelasnya.
Dikatakannya bahwa pada delapan kecamatan itu, bencana longsor dan juga banjir akibat hujan deras selalu terjadi setiap tahunnya, termasuk juga saat ini.
“Karena tingginya ancaman, sehingga kepada warga yang pemukimannya persis berada di lereng perbukitan dengan kemiringan di atas 45 derajat, diminta untuk meninggalkan rumah jika hujan deras terjadi,” ingatnya.
Dia menambahkan bahwa imbauan dan ketegasan itu tidak saja disampaikan secara lisan, tapi juga secara tertulis kepada para wali nagari melalui masing-masing camat.
Dijelaskan lagi bahwa selain bencana longsor, ancaman bencana banjir juga sangat tinggi mengancam keselamatan jiwa warga di daerah itu.
Sebab daerah yang berhulu sungai di kawasan bukit Barisan itu, rata-rata memiliki arus sungai yang deras akibat tingginya tingkat kemiringan.
“Tingginya kemiringan sungai otomatis membuat arusnya menjadi deras. Kondisi ini menjadi penyebab banjir bandang bisa muncul secara tiba-tiba. Makanya ini perlu diwaspadai,” ungkapnya.
Beranjak dari kondisi dan ancaman itu, sehingga dia menghimbau kepada warga yang bermukim di lereng bukit dan di dekat pinggir sungai supaya juga waspada.
“Terutama sekali bila hujan deras berlangsung cukup lama atau lebih dari empat jam.”
“Masyarakat juga harus mengenali tanda-tanda alam agar terhindar dari korban bencana sebagaimana dikhawatirkan itu,” tutupnya. (efi)