Yogurt Rumahan: Inovasi Probiotik untuk Kesehatan Pencernaan dan Peluang Kewirausahaan

Tim Pengabdian Masyarakat dari Departemen Kimia Fakultas MIPA Universitas Andalas menggelar pelatihan pembuatan yogurt rumahan di Rumah Al-Qur’an Sakinah, Padang.

Penulis,  Ilona Bella

Sebagai bagian dari komitmen untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, tim Pengabdian Masyarakat dari Departemen Kimia Fakultas MIPA Universitas Andalas menggelar pelatihan pembuatan yogurt rumahan di Rumah Al-Qur’an Sakinah, Padang. Pelatihan ini tidak hanya mengenalkan yogurt sebagai minuman lezat yang kaya manfaat, tetapi juga membuka wawasan peserta terhadap peluang kewirausahaan dari dapur sendiri.

Probiotik Alami untuk Pencernaan Sehat

Yogurt merupakan hasil fermentasi susu yang diproses menggunakan bakteri baik, terutama Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Proses fermentasi ini menghasilkan asam laktat, yang memberikan rasa asam khas, menurunkan pH susu, dan menghambat pertumbuhan bakteri patogen penyebab gangguan pencernaan.

Kaya akan probiotik, yogurt membantu menjaga keseimbangan mikrobiota usus. Selain itu, yogurt juga merupakan sumber kalsium, protein, vitamin B2 dan B12, serta fosfor. Manfaatnya mencakup peningkatan kesehatan tulang, mendukung metabolisme tubuh, hingga mengurangi gejala gangguan pencernaan seperti sembelit, diare, dan irritable bowel syndrome (IBS). Bagi mereka yang memiliki intoleransi laktosa, yogurt justru lebih mudah dicerna karena kadar laktosanya sudah berkurang selama proses fermentasi.

Tak hanya itu, konsumsi rutin yogurt juga dikaitkan dengan peningkatan sistem imun, penurunan kadar kolesterol, serta perlindungan terhadap kesehatan jantung.

Mudah Dibuat, Murah Biayanya

Pelatihan ini membuktikan bahwa membuat yogurt tak harus rumit. Cukup dengan susu sapi segar dan starter bakteri, siapa pun bisa menciptakan yogurt berkualitas di rumah. Proses fermentasinya pun tidak memerlukan peralatan mahal, menjadikannya sangat ramah bagi pemula.

Tak berhenti pada susu sapi, peserta juga diajarkan membuat yogurt berbasis susu nabati seperti susu kedelai—solusi ideal bagi mereka yang alergi terhadap susu sapi atau memilih pola hidup vegan.

Dari Dapur ke Pasar: Peluang Usaha yang Menggiurkan

Di balik manfaat kesehatannya, yogurt rumahan menyimpan potensi bisnis yang menjanjikan. Permintaan akan produk alami dan sehat semakin meningkat, terutama yang mengandung probiotik. Dengan modal kecil dan keterampilan yang dapat dipelajari dengan cepat, siapa pun bisa memulai usaha ini.

Para santriwati di Rumah Al-Qur’an Sakinah, misalnya, kini memiliki bekal keterampilan untuk memproduksi dan memasarkan yogurt dalam berbagai varian. Yogurt bisa dikemas menarik, dilabeli informasi gizi, dan dijual di pasar lokal atau secara daring. Yogurt kedelai, misalnya, dapat menjangkau segmen konsumen vegetarian dan penderita intoleransi laktosa.

Dengan keterampilan ini, para peserta tidak hanya mendapat manfaat kesehatan, tetapi juga membuka peluang untuk menjalankan usaha mandiri di masa depan—baik sebagai tambahan penghasilan maupun sebagai fondasi usaha berkelanjutan.

Mendorong Kesehatan dan Ekonomi Lokal

Pelatihan ini menjadi wujud nyata bagaimana sebuah kegiatan pengabdian masyarakat mampu menjawab dua kebutuhan sekaligus: kesehatan dan kemandirian ekonomi. Produk olahan seperti yogurt rumahan dapat menjadi ikon usaha lokal yang bernilai tambah tinggi. Dengan pengemasan dan promosi yang tepat, produk ini bahkan bisa menembus pasar online dan toko-toko makanan sehat.

Lebih dari sekadar keterampilan membuat yogurt, kegiatan ini menanamkan semangat inovasi, pemberdayaan, dan kemandirian pada para peserta. Harapannya, mereka tidak hanya mengonsumsi yogurt untuk hidup sehat, tetapi juga memanfaatkannya sebagai peluang usaha yang membawa manfaat luas bagi keluarga dan masyarakat sekitarnya.

# Ilona Bella adalah Dosen Departemen Kimia Fakultas MIPA Universitas Andalas