Warning!, 12 Anak di Sumbar MENINGGAL karena Gangguan Ginjal Akut
Jumpa pers seputar kasus gangguan ginjal akut, Kamis (20/9/2022).
Padang, rakyatsumbar.id – Sebanyak 12 dari 22 orang anak terpapar kasus gangguan ginjal akut (acute kidney injury/AKI) di Sumbar meninggal dunia.
Dokter spesialis anak dr. Indra Ihsan, Sp.A, M. Biomed yang juga sebagai penanggung jawab di ruangan emergency RSUP M Djamil Padang menyampaikan hal ini, Kamis (20/9/2022).
“Dari bulan Juli 2022 hingga Oktober 2022 kita mencatatkan 12 orang anak telah meninggal dunia yang diakibatkan oleh gangguan ginjal akut di Sumbar.”
“Dua orang berasal dari Mentawai dan RS Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Rasidin Padang, dan 10 orang meninggal setelah dirawat di RSUP M Djamil Padang,” ucapnya.
Indra Ihsan menambahkan, untuk daerah sebaran kasus sendiri, terbanyak berasal dari Payakumbuh dengan lima kasus. Sedangkan untuk usia berkisar dari usia 1 – 10 tahun.
“Untuk sebaran kasus sendiri, 5 orang pasien yang berasal dari Payakumbuh, 3 orang dari Jambi, 3 orang dari Bukittinggi.”
“Ada yang berasal dari Pariaman, Lubukbasung dan daerah lainnya,” tambahnya.
Ia menjelaskan juga, untuk gejala kasus gangguan ginjal akut di Sumbar ini 100 persen mempunyai riwayat demam. Selain itu, 50 persen terpapar diare dan gangguan Ispa.
“Pada saat ini kita telah mengirimkan sampel ke laboratorium Dinkes di Jakarta. Penyebabnya berbeda-beda.”
“Yang jelas anak – anak itu belum menerima vaksinasi Covid-19. Diduga 50 persen anak – anak ini telah terpapar Covid-19 tetapi tanpa bergejala,”tambahnya.
Empat Anak Masih Mendapat Perawatan
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Sumatera Barat (Sumbar) Lila Yanwar menambahkan, saat ini terdapat empat orang yang masih dirawat di RSUP M Djamil Padang.
Mereka di bawah pengawasan tim Satgas Gagal Ginjal Akut yang telah dibentuk Dinkes Sumbar.
“Pada saat ini pasien yang sembuh masih terdapat gangguan di ginjalnya, sisanya, sembuh dengan ginjal yang mulai membaik,” jelasnya.
Lebih lanjut, Lila Yanwar menambahkan, akan melakukan penelusuran ke keluarga pasien dengan langkah penyelidikan epidemiologi.
“Kira-kira ada kaitan dengan kasus lain atau tidak, baik itu konsumsi makanan atau konsumsi obat, lingkungan keluarga dan sebagainya.”
“Kemudian informasi tersebut akan kita kombinasikan dengan data yang ada di RSUP M Djamil Padang untuk menjadi bahan edukasi kita,” tambahnya.
Penyebab Masih Misterius
Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (POM) Padang Drs. Abdul Rahim, Apt, M.Si menolak bahwa kasus gangguan ginjal akut yang menyerang anak- anak lantaran mengkonsumsi obat batuk sirup dan parasetamol seperti kasus di Gambia, Afrika.
“Kasus di Indonesia, khususnya di Sumbar tidak ada hubungannya dengan kasus yang terjadi di Gambia, Afrika.”
“Penyebab dari gagal ginjal ini belum ada kesimpulannya. Apakah akibat Covid-19, vaksin, dan sebagainya belum ada keterangannya.”
“Selain itu, belum ada hasil kajian yang menyatakan obat yang dikonsumsi sebagai penyebabnya. Hasilnya hingga saat ini belum ada, dan kita masih menunggu,” paparnya.
Selain itu, pihaknya menyatakan BPOM Padang belum melakukan inspeksi ke apotik dan toko obat tentang imbauan Kementerian Kesehatan agar tenaga kesehatan saat ini tidak meresepkan obat-obatan dalam sediaan cair atau sirup.
“Kita belum melakukan penindakan walau telah ada imbauan pelarangan meresepkan obat – obatan cair dan sirup dari kemenkes.”
“Yang jelas, obat-obatan yang tidak sesuai ketentuan dilarang peredarannya. Belum ada kajian yang menjelaskan obat-obatan tersebut penyebab gagal ginjal akut. Kita pada saat ini masih menunggu hasil kajian,” tambahnya.
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumbar Dr. dr. Finny Fitry Yani, Sp.A (K) menambahkan, pada saat ini gejala penyakit demam ringan pada anak tidak bisa dianggap enteng, tetapi orangtua tidak perlu mencemaskannya.
“Tahan dulu untuk membeli obat yang dijual di pasaran. Untuk menurunkan demam, cukup mengkonsumsi air minum dan melakukan kompres. Selain itu, menyegerakan melakukan pemeriksaan di Puskesmas dan klinik kesehatan. Yang jelas, penyakit gangguan ginjal akut ini 1 – 2 hari akan memperlihatkan gejala yang memburuk,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Finny Fitry Yani meminta orangtua agar selalu waspada terhadap anaknya. “Jika selama 6 jam anak tidak buang air kecil, maka cepatlah melakukan pemeriksaan ke Puskesmas dan klinik kesehatan,” tutupnya.
Gejala gangguan ginjal akut yang menimpa anak-anak. Selain itu, ada diare, mual ,muntah, demam selama 3-5 hari, batuk, pilek, sering mengantuk serta jumlah air seni/air kecil semakin sedikit bahkan tidak bisa buang air kecil sama sekali yang menyebabkan tubuh sembab karena ginjal tidak berfungsi.
Selain itu, terjadi perubahan warna pada urine (pekat atau kecoklatan). Bila warna urine berubah dan volume urine berkurang, bahkan tidak ada urine selama 6-8 jam (saat siang hari), orang tua diminta segera membawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. (edg)