Warga Binaan Rutan Kelas II B Lubuksikaping Hasilkan Kerajinan Bernilai Ekonomis
Pasaman, rakyatsumbar.id – Warga binaan Rutan Kelas II B Lubuksikaping hasilkan kerajinan bernilai ekonomis. Kerajinan tangan merupakan hal yang bisa dipelajari oleh siapa saja dan dimana saja asal ada kemauan.
Setiap orang mempunyai kesempatan untuk berkarya. Tidak terkecuali warga binaan sekalipun. Mereka juga bisa mempelajari dan membuat hasil karya kerajinan tangan mereka sendiri.
Seperti halnya yang dilakukan oleh warga binaan di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas II B Lubuksikaping Kabupaten Pasaman.
Warga binaan di daerah itu diajarkan untuk membuat sebuah karya yang bernilai guna dan memiliki nilai ekonomi.
Hasil Kerajinan tangan tersebut sudah banyak dihasilkan, namun saat ini pihak Rutan masih terkendala dalam masalah pemasaran.
Siapa sangka bahwa hasil kerajinan tangan warga binaan di Rutan Kelas II B itu yang terbuat dari barang bekas. Berupa karton dan koran, bisa menjadi nilai jual di tengah masyarakat di daerah itu.
Berbagai macam kerajinan tangan mereka hasilkan diantaranya, asbak rokok doraemon, pot bunga, yang semua berbahan barang bekas seperti karton dan koran.
Karton-karton dan koran bekas tersebut disulap menjadi kerajinan yang memiliki nilai ekonomis.
Terkendala Pemasaran
Kepala Rutan Kelas II B Lubuksikaping Nofrizal mengatakan, saat ini produk-produk hasil kerajinan tangan warga binaan sudah banyak.
“Namun kita masih terkendala masalah pemasaran,” ujar Nofrizal, Rabu (5/1/2022).
Nofrizal menjelaskan, kerajinan tangan hasil karya warga binaan ini membuktikan sebenarnya mereka memiliki nilai positif disamping image negatif yang telah beredar di masyarakat.
“Kita sangat bangga dengan hasil kerajinan warga binaan. Ini membuktikan bahwa hasil karya mereka memang tidak bisa dipandang sebelah mata,” ucapnya.
Dalam menghasilkan kerajinan tangan itu, warga binaan ini dibina langsung oleh beberapa orang Pegawai Rutan untuk dapat mengolah barang bekas menjadi barang berguna.
“Kami mengasah keterampilan warga binaan di tempat ini. Segala kebutuhan bahan kerajinan seperti karton dan koran kita penuhi dan di beli di pasar-pasar. Pelatihan dilakukan, agar jika warga binaan jika keluar dari Rutan, bisa tumbuh kembali percaya diri mereka di tengah masyarakat,” kata Ka Rutan Kelas II B Lubuksikaping itu.
Meningkatkan Kemandirian
Keterampilan yang diberikan di dalam Rutan diharapkan dapat meningkatkan kemandirian warga binaan. “Termasuk kemampuan yang telah diasah di dalam Rutan dapat digunakan untuk mencari uang,” katanya.
Lanjut Nofrizal, selain fokus dalam kerajinan tangan membuat asbak rokok dan pot bunga, kerajinan lain yang dibuat adalah miniatur jam gadang, kapal hias dari bambu serta berbagai kerajinan tangan lainnya.
“Kebanyakan yang membeli hasil karya itu keluarga dari warga binaan itu sendiri. Harganya berkisar Rp100 ribu hingga Rp250 ribu rupiah,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, bengkel kerja di Rutan masih perlu dukungan dari berbagai pihak guna menjadi mitra kerja.
” Jika ada dukungan dari pemerintah, pengusaha, pihak swasta dan badan usaha yang mau bekerjasama, tentunya hasil kerajinan warga binaan akan mudah dikembangkan, dan dipasarkan nantinya,” tagas Nofrizal.
Secara kualitas produk kerajinan tangan yang dibuat oleh warga binaan Rutan cukup baik dan tidak kalah bersaing dengan beberapa produk yang dibuat oleh perajin-perajin di luar Rutan.
“Dengan adanya dukungan dari pihak pemerintah, serta pihak ketiga lainnya, Insya Allah hasil karya warga binaan ini akan mampu bersaing dengan usaha di luaran sana,” harapnya.
Saat ini Rutan Kelas II B Lubuksikaping telah menjalin kerjasama dengan Kantor Kementerian Agama. Dalam membantu program Rutan terutama dalam bidang keagamaan. (herizon)