UNP Kebut Universitas Internasional
Delapan Guru Besar Purnabakti
Padang, rakyatsumbar.id — Universitas Negeri Padang (UNP) akan merekrut dosen praktisi dan dosen tetap non PNS yang bergelar Doktor sebanyak lebih dari 200 formasi. Langkah ini untuk percepatan proses menuju internasionalisasi universitas.
“Kalau kita tunggu proses pendidikan dari dosen yang mayoritas S2, maka prosesnya akan lama. Untuk itu, kita akan memprioritaskan rekruitmen yang bergelar doktor. Sementara untuk dosen praktisi, mereka ada di team teaching, bukan fokus pada satu mata kuliah,” sebut Rektor UNP, Prof. Drs. H. Ganefri, M.Pd., Ph.D, usai kegiatan Rapat Senat Pidato Kehormatan Purnabakti, di UNP Hotel Convention, Selasa (29/12/2020).
Ia mengatakan, pada tahun ni sebanyak 8 orang guru besar UNP menjalani masa purnabakti. Namun karena UNP sangat kekurangan guru besar, maka 8 orang guru besar tersebut hanya dilepas sebagai purnabakti sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).
“Tahun ini kita telah melepas 8 Guru Besar Purnabakti. Namun, Kita hanya melepas sebagai Purnabakti PNS. Mereka tetap mengabdi sebagai dosen tetap sampai usia 79 tahun,” ujarnya usai Rapat Senat Pidato Kehormatan Purnabakti yang telah berlangsung selama dua hari sejak Senin (28/12/2020) tersebut.
Katanya, sesuai harapan pemerintah, jumlah ideal guru besar adalah 20 persen dari jumlah dosen yang ada. Selain melepas 8 Guru Besar Purnabakti, UNP juga kehilangan 5 Guru Besar karena meninggal dunia.
“Untuk itu, program jangka panjang kita lakukan pergeseran tugas pokok dosen dengan pengembangan ilmu pengetahuan. Ini membutuhkan dana yang cukup besar. Namun, kita siap untuk mengalokasikannya,” imbuhnya.
Terkait aktifitas perkuliahan di semester genap nanti, Ganefri menambahkan, untuk semester Januari hingga Juni 2021 mendatang, UNP masih menerapkan kuliah daring pada mata kuliah teori. Sementara untuk mata kuliah praktikum, dilakukan luring dan tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.
“Dosen difasilitasi Rapid Test satu kali dua minggu. Ini untuk antisipasi penularan Covid-19. Mahasiswa yang kuliah praktikum tatap muka juga harus mengantongi izin dari orang tua. Dan alhamdulillah meski pandemi, semua program tetap berjalan lancar,” tutupnya.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari itu, dibuka oleh Ketua Senat UNP, Prof. Dr. Syufiarma Marsidin. Ia mengatakan dalam sambutannya, menjadi guru besar merupakan puncak karir seorang dosen. Meski telah purnabakti, seorang guru besar tetap bisa melanjutkan pengabdiannya.
“Guru Besar Purnabakti dapat melanjutkan pengabdiannya hingga usia 79 tahun dengan memiliki Nomor Induk Dosen Khusus (NIDK). Sumbangsih dan pemikiran mereka masih sangat diperlukan oleh UNP,” kata Syufiarma Marsidin.
Hari kedua gelaran perdana Rapat Senat Pidato Kehormatan Purnabakti di bawah kepemimpinan Rektor UNP, Prof. Drs. H. Ganefri, M.Pd., Ph.D, salah satu guru besar yang dilepas merupakan rektor UNP dua periode yaitu Prof. Dr. Z. Mawardi Effendi, M. Pd. Dalam pidatonya, ia mengisahkan bagaimana 30 tahun mengelola birokrasi universitas. (edo)