Padang, Rakyat Sumbar-Melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) bertajuk “Membangun Kemandirian Petani Melalui Pembuatan Pupuk dan Pestisida Alami Berbasis Teknologi di Nagari Paninjauan”, Universitas Negeri Padang (UNP) memberikan kontribusi nyata bagi penguatan ketahanan pangan di Nagari Paninjauan, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar. Dalam kesempatan ini, UNP fokus pada kegiatan pelatihan dan pendampingan teknis bagi petani serta kelembagaan nagari.
Menurut Ketua tim PKM Fitri Amelia, M.Si., Ph.D., program PKM yang resmi dibuka pada 18 Juli 2025 ini akan berlangsung selama tiga bulan.
“Kegiatan ini mendapat dukungan pendanaan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Dirjen Riset dan Pengembangan, Kemendikbudristek tahun 2025. Oleh karena itu, dalam PKM ini kita melibatkan Dr. Friyatmi, M.Pd., dan Dra. Iryani, MS sebagai anggota tim PKM,” jelasnya saat di hubungi awak media, Minggu (21/9).
Fitri Amelia menjelaskan juga, sebanyak 31 peserta mengikuti rangkaian pelatihan, terdiri dari petani, penyuluh pertanian, perangkat nagari, hingga unsur Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag).
“Kegiatan ini sangat di dukung langsung oleh Wali Nagari Paninjauan Drs. Afrizal, M.Pd, Wali Jorong Hilia Balai, Armin Asril Taufik, wali Jorong Tigo Suku Adrianto, serta Direktur BumNag Nelva Fatra,”jelasnya
Selain pelatihan praktis, tim PKM UNP juga melakukan pendampingan rutin di lapangan. Selama satu bulan, peserta didampingi dalam uji coba penerapan POC pada lahan percontohan.
Pendampingan tahap kedua kembali dilakukan pada Agustus , sedangkan pendampingan ketiga di lakukan di September. Hal ini bertujuan untuk memastikan keberlanjutan penerapan teknologi di lapangan.
“UNP berperan sebagai penyedia transfer ilmu dan pendampingan agar praktik pembuatan dan penerapan pupuk organik dapat dilakukan secara benar dan berkelanjutan oleh masyarakat. Peran kami difokuskan pada peningkatan kapasitas,” papar Fitri Amelia.
Sebagai bagian dari program, tim PKM juga menyerahkan perangkat fermentor aerob dan anaerob kepada komunitas setempat. Peralatan ini diharapkan mempermudah proses produksi pupuk dan pestisida organik. Penyerahan dilakukan bersamaan dengan kegiatan yang melibatkan perangkat nagari dan kelompok petani.
Fitri Amelia memaparkan juga, pada 1 Agustus 2025 yang lalu, anggota BUMNag mendapat pelatihan Business Model Canvas (BMC). Materi ini bertujuan memperkuat kapasitas kelembagaan agar pengelolaan pupuk dan pestisida organik tidak sekadar menjadi praktik teknis, tetapi berkembang sebagai unit usaha lokal berkelanjutan. Selain itu, difokuskan pada teknik pembuatan Pupuk Organik Cair (POC), Zat Pengatur Tumbuh (ZPT), dan pestisida nabati berbahan lokal. BumNag pun melakukan usaha pembuatan POC dan pengelolaan sampah masyarakat.
“Saat ini, Nagari Paninjauan sudah membentuk susunan pengurus untuk menjadikan pengelolaan pupuk organik sebagai salah satu usaha BUMNag. Langkah ini diharapkan mampu memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat setempat sekaligus memperkuat ketahanan pangan di tingkat nagari,” jelasnya.
Fitri Amelia menekankan, inisiatif UNP ini sejalan dengan upaya peningkatan ketahanan pangan baik di tingkat lokal maupun nasional. Apalagi, program ini mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan ke-2 (Tanpa Kelaparan) dan tujuan ke-12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab).
Dengan adanya penguatan kapasitas lokal melalui pelatihan, pendampingan, serta pembentukan unit usaha, praktik pertanian ramah lingkungan diharapkan dapat diadopsi secara luas.
“Program ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan petani Tanah Datar, tetapi juga menjadi kontribusi nyata UNP dalam membangun kemandirian bangsa melalui sektor pangan,” tutupnya. (Edg)