Tingkat Gemar Membaca 66,87 Persen, Sumbar Peringkat Pertama Di Pulau Sumatera
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Sumbar, Novrial.
Padang, rakyatsumbar.id – Di Sumatera, Sumatera Barat (Sumbar) merupakan provinsi uang menduduki rangking pertama dalam hal Tingkat Gemar Membaca (TGM) tahun 2022.
Hal ini terlihat dari data Data perpustakaan pusat nasional (perpusnas) yang menjelaskan indeks TGM Sumbar berada pada angka 66,87 persen. Menurut Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansarullah menjelaskan bahwa indeks TGM ini terus meningkat dari tahun 2021 sebesar 61,12 persen.
“Tingkat literasi dari tahun sebelumnya terus meningkat di banding tahun 2021. Pada saat itu, Sumbar berada di posisi ke-15 se-Indonesia. Di tahun 2022, TGM Sumbar melonjak naik hingga mencapai rangking ke – 8 secara nasional. Hal ini tentu didukung oleh beberapa kebijakan yang dibuat,” ucapnya, Rabu (4/1/2023).
Mahyeldi Ansharullah menjelaskan juga, pencapaian ini didukung dengan mengoptimalkan perpustakaan yang ada di daerah kabupaten dan kota agar dimanfaatkan oleh masyarakat.
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Sumbar, Novrial menambahkan, program “Ayo Membaca”, dan gerakan membaca 30 menit per hari, serta membaca 12 judul buku per tahun, serta pembuatan pojok baca di setiap kantor dan wakaf buku memberikan dampak yang sangat besar dalam meningkatnya TGM Sumbar ditingkat nasional.
“Tingkat gemar membaca diukur dari durasi membaca per hari, jumlah buku yang dibaca. Kemudian sebanyak 21 ribu ASN yang terdiri dari 12 ribu ASN pemerintah dan 8 ribu tenaga pendidikan, berupa membaca minimal 30 menit per hari,” jelasnya.
Novrial menambahkan, di setiap kantor milik Pemprov Sumbar mempunyai pojok baca, dan belasan OPD sudah menerapkan program ini.
“Berbagai kekurangan terus ditanggulangi, karena pojok baca hanya butuh sofa, dan buku-buku teknis setiap OPD, dan buku populer jika dibutuhkan,” paparnya.
Novrial juga menyampaikan peningkatan TGM ini juga dipengaruhi oleh kunjungan ke Perpustakaan Daerah Sumbar yang membaik dari tahun 2022. Rata-rata jumlah kunjungan perpustakaan per hari, mulai dari Senin-Sabtu lebih kurang 190 orang dari berbagai kalangan.
“Kunjungan di perpustakaan daerah Sumbar meningkat dari tahun 2021, yang pada saat itu masih berlaku PPKM. Mulai dari kalangan siswa SD, SMP, SMA, mahasiswa, karyawan, dosen, ABRI, dan umum. Namun seperti yang kita ketahui, masih ada perpustakaan umum, perpustakaan khusus, sekolah, dan lain sebagainya,”
Selain itu, dengan adanya kebijakan wakaf buku, terkumpul pula sejumlah 150 ribu buku dari berbagai kantor dan lembaga. Buku-buku tersebut, didistribusikan kembali ke perpustakaan nagari sehingga menambah khazanah koleksi buku di perpustakaan tersebut.
Sementara untuk bidang pendidikan, Novrial menyebutkan tidak semua perpustakaan di sekolah optimal. Namun, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sumbar turut mendukung dan mendorong beberapa perpustakaan sekolah yang yang sudah diakreditasi. Tujuannya untuk menjadikan beberapa perpustakaan itu sebagai model dan contoh bagi perpustakaan lainnya.
“Diakui masih ada yang belum optimal, tetapi pada saat ini kita menerapkan sistem modelling. Hal ini terlihat seperti di perpustakaan SMA 5 Padang, UIN Imam Bonjol, dan perpustakaan khusus lainnya seperti Bank Indonesia,” jelasnya.
Selain itu menurut Novrial, pihaknya juga memfasilitasi akreditasi pustaka di sekolah, yang sudah mendapat nilai akreditasi A akan diadopsi oleh cikal bakal perpustakaan lainnya di sekolah-sekolah.
“Sekolah harus punya perpustakaan yang baik, karena tingkat gemar membaca dimulai dari dunia pendidikan,” paparnya.
Yang tak kalah penting, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sumbar juga akan meluncurkan aplikasi iSumbar Mambaco. Hal ini salah satu upaya menyesuaikan perkembangan teknologi dan program digitalisasi.
“Sumbar Mambaco bertujuan memudahkan masyarakat dalam mengakses beragam buku dalam format digital. Dengan begitu, masyarakat bisa mengakses buku berbasis elektronik dengan leluasa membaca buku tanpa terbatas. Dengan diluncurkan aplikasi ini tentunya, akan mudah mensosialisasikan ke masyarakat,” ungkapnya.
Novrial menambahkan, untuk meningkatkan tingkat gemar membaca, harus mempunyai ruang baca yang nyaman dikunjungi oleh masyarakat.
“Kita sesuaikan dengan kebutuhan generasi muda saat sekarang. Nantinya kita akan membuat ruang baca terbuka, lebih nyaman, fleksibel untuk tempat nongkrong dan kita undang komunitas pemusik jalanan sebagai hiburan. Alhasil ini akan lebih menarik lagi,” ujarnya lagi.
Lebih lanjut, Novrial mempunyai impian untuk menjadikan Sumbar sebagai provinsi percontohan literasi. Apalagi, sejarah literasi Sumbar mencatatkan banyak tokoh literasi asal Sumbar yang menasional.
“Ini masih wacana dan akan kita laksanakan. Kita kumpulkan orang yang berkecimpung dan piawai di bidang literasi. Mulai dari komponen literasi membaca, dengan gerakan ayo membaca. Komponen menulis yang kan kita laksanakan, komponen berbicara atau komunikasi, dengan rencana mengumpulkan penyiar dan public speaker,” katanya.
Kemudian komponen menghitung, yaitu orang yang menganalisa dan kemudian membuat hasil kajian. Terakhir, komponen formulasi atau pengambilan keputusan. Harapannya hal ini mampu menjadi program dan ilmu yang dihasilkan dari penggerak literasi itu mampu tumbuh kembang kepada masyarakat. (ri)