Terjangan Corona Terhadap Pendidikan Dasar di Era Revolusi 4.0
Oleh: Sonia Yulia Friska, M.Pd — Dosen Universitas Dharmas Indonesia
Revolusi 4.0 merupakan salah satu pelaksanaan proyeksi teknologi modern Jerman 2020 yang diimplementasikan melalui peningkatan teknologi manufaktur, penciptaan kerangka kebijakan strategis dan lain sebagainya. Bidang pendidikan sangat berkaitan dengan Revolusi 4.0 yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pola belajar dan pola berpikir serta mengembangkan inovasi kreatif dan inovatif dari peserta didik, guna mencetak generasi penerus bangsa yang unggul dan mampu bersaing.
Terutama Pendidikan Dasar, dalam Pendidikan Dasar merupakan pendidikan awal yang ditempuh karena pada jenjang pendidikan dasar peserta didik akan dibentuk karakter untuk menjadi seperti apa di masa mendatang. Sebagai refleksi Indonesia barangkali bisa berkaca dari negara dengan sistem pendidikan terbaik dunia, Finlandia. Dimana sejak pendidikan dasar, setiap anak dibekali dengan pengetahuan umum, keterampilan, dan sikap atau prilaku yang memampukanya untuk bertahan hidup menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian.Menurut Ratih D. Adiputri (2019) menyebutkan dalam bukunya Sistem Pendidikan Finlandia,“Tujuan siswa yang akan mendatang tercantum dalam 8 kompetensi : Pertama, belajar untuk belajar; kedua, mampu berkomunikasi dalam bahasa ibu; ketiga, mampu berkomunikasi dalam bahasa asing, keempa, kompetensi di bidang sosial dan sipil, kelima, kesadaran akan budaya dan ekspresinya; keeenam, keterampilan digital; ketujuh kompetensi matematika dan ilmu dasar teknologi, dan kedelapan rasa untuk terus berinisiatif dan kreatif.”
Beralih dari hal itu, pendidikan saat ini juga tengah tergoncang dengan adanya wabah corona yang lebih dikenal dengan nama Covid-19. Indonesia saat ini tengah menghadapi hari-hari melawan Covid-19, bahkan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menteri PAN-RB) telah mengeluarkan surat edaran baru yang pada intinya menyatakan perpanjangan masa bekerja dari rumah (Work From Home) dan penyesuaian sistem kerja. Belajar di rumah melalui aplikasi tertentu, kuliah daring, bimbingan dan seminar daring merupakan contoh pelayanan bidang pendidikan yang mempercepat penerapan pendidikan era revolusi 4.0.
Bagaimana tidak, baik pendidik maupun peserta didik dipacu untuk memahami setidaknya penggunaan teknologi digital. Di sisi lain peserta didik juga dipaksa untuk mengeksplor teknologi dan informasi dan menyalurkan kreativitasnya melalui inovasi-inovasi dalam tugas-tugas yang diberikan.Tantangan bagi dunia pendidikan khususnya pendidikan dasar adalah bagaimana memanfaatkan perkembangan teknologi tersebut agar dapat menunjang proses pembelajaran. Diperlukan fasilitas proses belajar pada pendidikan dasar melalui kegiatan penciptaan, penggunaan, dan pengelolaan segenap sumber daya yang ada.
Bagi daerah yang tidak dapat terjangkau internet maka kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) mencanangkan program belajar dari Radio Republik Indonesia (RRI).
Semua kebijakan ini memiliki kelebihan dan kekurangan karena disisi lain, guru juga memiliki kewajiban menjauhkan anak dari teknologi terutama internet, karena anak usia pendidikan dasar adalah anak yang belum stabil dalam segi mental dan emosionalnya, jika tidak dipergunakan dengan baik internet dan teknologi lainnya maka banyak sekali mudharat daripada manfaatnya.
Akhirnya, guru ditantang untuk berkreasi memajukan pendidikan dengan teknologi yang ada. Disini diminta peran orang tua dalam berkontribusi membantu proses edukasi anak, karena pemberian materipembelajaran bisa berhasil selama ada kolaborasi yang baik antara guru, murid dan orang tua. Pada akhirnya, di tengah merebaknya wabah Covid-19, pendidikan era revolusi industri 4.0 dapat diterapkan dengan penyesuaian tertentu tanpa menyampingkan hal-hal yang perlu diperhatikan lebih teknis, misalnya dampak dan kelemahannya. Di sisi lain tuntutan peran peserta didik terutama siswa yang berada pada pendidikan dasar diharapkan mampu membawa perubahan positif di tengah situasi melalui pemahaman yang diberikan oleh penddik. Sudah saatnya kita berkolaborasi dalam mewujudkan “kesempatan” mengabdi di tengah adanya pandemi ini. (*)