rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Tanamkan Cinta NKRI, Ponpes Darut Thalib Tangkal Paham Radikalisme dan Intoleran

Tanamkan Cinta NKRI, Ponpes Darut Thalib Tangkal Paham Radikalisme dan Intoleran

Pimpinan Ponpes Darut Thalib bersama para tenaga pendidik.

Solok, rakyatsumbarid — Pihak Pondok Pesantren Darut Thalib, Kelurahan Laiang, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, berkomitmen mengembangkan paham Ahlussunah Wal Jamaah (Aswaja), mengedepankan prinsip-prinsip Islam moderat, tawassuth, tanpa meninggalkan nilai-nilai kebangsaan.

Pimpinan Pondok Pesantren Darut Thalib, Ustaz Boby Gustiadi mengatakan, disamping memiliki program unggulan berupa pembelajaran kitab kuning yang diberikan oleh tenaga pendidik berpengalaman, pihaknya juga memberikan sejumlah program kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan rasa cinta tanah air dan nasionalisme bagi para santri.

“Doktrinasi mengenai ajaran Islam yang rahmatan Lil alamin, moderat, tawassuth serta menjaga persatuan dan terjauh dari paham intoleransi dan radikal yang sangat penting itu, kita tanamkan kepada para santri melalui kegiatan ekstrakurikuler seperti Pramuka ataupun Santri Pecinta Alam,” ujar Boby Gustiadi, Kamis (22/9).

Boby menyampaikan, selain mengajarkan  prinsip-prinsip yang berguna untuk membentengi pikiran para santri dari ajaran radikalisme dan intoleransi melalui sejumlah kegiatan ekstrakurikuler tersebut,  pondok pesantren yang didirikan lima tahun silam ini  juga mengajarkan ketrampilan seni, budaya dan tradisi kepada para santri.

“Uniknya disini kita juga ada mempelajari kesenian budaya tradisional seperti randai, Talempong, tambua dan lain sebagainya. Ini sebagai bentuk menanamkan cinta NKRI. Padahal tidak semua pondok pesantren yang mengizinkan hal seperti ini, bahkan ada yang menganggap kesenian sebagai suatu hal yang tabu,” ungkapnya.

Boby menyebutkan, diajarkannya sejumlah keterampilan seni dan budaya kepada para santri, juga tidak terlepas dari sejarah panjang penyebaran Islam yang dilakukan oleh wali songo yang malah menjadikan kesenian dan tradisi sebagai sarana syiar dakwah  Islam.

“Intinya di sini kita mengajarkan ajaran Islam yang  moderat, serta selalu mengambil jalan tengah atau tawassuth. Begitu pun dengan tenaga pengajar yang kita pilih. Mereka dipastikan terbebas dari paham-paham radikal dan intoleransi,” bebernya.

Lebih jauh ia menerangkan, saat ini jumlah santri yang belajar di Pondok Pesantren Darut Thalib, sudah mencapai 320 siswa yang dibagi kedalam  di 12 kelas tingkat SMP dan SMA.  Para santri lulusan pondok pesantren ini pun, sudah banyak yang melanjutkan pendidikan di berbagai universitas ternama di luar maupun dalam negeri.

“Insya Allah pada tahun depan kita juga akan mengirimkan empat orang santri kita untuk belajar  ke Hadramaut Yaman, disana mereka akan mendapatkan ilmu dari sejumlah ulama ternama yang dikenal memiliki paham Islam rahmatan Lil Alamin dan terjauh dari ajaran radikal maupun intoleransi,” tegasnya. (byr/rel)

About Post Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *