Tak Kunjung Diperhatikan, Warga Perbaiki Sendiri Gorong-gorong yang Rusak
Malalak, rakyatsumbar.id—Setelah menunggu lebih dari dua bulan lamanya, akhirnya kesabaran para petani di Jorong Subarang Pakan Usang, Nagari Malalak Timur, Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam mencapai titik klimaksnya.
Terbukti, warga di daerah itu langsung mengambil inisiatif untuk mengaktifkan kembali saluran aliran irigasi pertanian mereka yang sempat tertimbun akibat tertimbun pengerjaan proyek perbaikan jalan provinsi di daerah itu.
Seperti pantauan media ini, sebagai upaya mengaktifkan kembali aliran irigasi yang melintasi ruas jalan Provinsi, Malalak-Sicincin-Balingka itu, warga terpaksa harus membersihkan sebagian saluran irigasi yang sempat tertimbun, dengan begitu aliran bisa kembali dialirkan ke lahan-lahan pertanian warga.
Meski demikian, ruas jalan yang masih tersisa di kawasan itu masih tetap bisa dilewati oleh kendaraan roda empat maupun roda dua.
“Iya sampai kapan lagi kami harus menunggu, ini kan sudah lebih dari dua bulan lamanya lahan pertanian milik warga di daerah ini tidak lagi bisa dialiri air, sehingga akibatnya para petani tidak bisa mengolah lahan pertaniannya,” terang Sutan Rajo Alam, salah seorang warga kepada media ini, Selasa (30/07/2024).
Ditegaskannya, permasalahan tertimbunnya saluran air yang biasa melintasi kawasan itu bahkan telah disampaikan secara langsung kepada pihak rekanan yang bertanggungjawab dalam pengerjaan perbaikan ruas jalan di kawasan itu, namun hingga Senin kemarin, belum juga terlihat saluran air di kawasan itu akan diperbaiki.
Lanjutnya, untuk mengaktifkan saluran air di kawasan itu sebelumnya pihak rekanan telah dipasang pipa di bagian bawahnya. namun karena ditimbun begitu saja, akhirnya pipa tersebut tidak bertahan hingga mengalami pecah. Akibatnya tentu, secara otomatis aliran air menjadi tersumbat dengan sendirinya.
“Harusnya kan yang dipasang itu gorong-gorong, sekaligus diatasnya harusnya juga mesti diperkuat dengan cara disemen, jadi bukannya pipa biasa yang terbilang tidak memiliki daya tahan sama sekali, seperti yang dipasang di kawasan itu,” ungkap St. Rajo Alam menambahkan.
Untuk itulah, guna mengatasi kesulitan yang dialami para petani pihaknya berharap agar hal itu bisa menjadi perhatian serius, sekaligus bisa secepatnya dibenahi secara permanen.
“Kalau kondisi itu tetap dibiarkan berlarut-larut, hall itu jelas akan sangat menyengsarakan kami sebagai petani,” terang salah seorang tokoh masyarakat setempat, yang meminta agar identitasnya tidak dikorankan.
Sebagaimana diwartakan media ini beberapa waktu lalu, para petani di Jorong Subarang Pakan Usang Nagari Malalak Timur, Agam kini mengeluhkan kondisi tersumbatnya aliran irigasi di daerah mereka, seiring tertimbunnya saluran air yang membujur di ruas jalan provinsi di kawasan itu.
Dengan alasan itu tak heran jika kondisi itu membuat para petani menjadi begitu resah.
“Makanya saat ini banyak sawah warga yang terlantar. Luasnya diperkirakan bahkan mencapai 20 hektar lebih. Belum lagi kolam ikan milik warga yang mengalamin kekeringan, hingga berakibat ikan yang ada di dalamnya juga banyak yang mati,” terang seorang warga kepada koran ini kemarin.
Masih menurut warga yang keberatan namanya dipubliskankan itu, seharusnya saat ini warga atau petani setempat sudah saatnya turun ke sawah, namun akibat tertimbunnya saluran irigasi yang membentang di ruas jalan Malalak-Sicjncin-Balingka itu, berakibat warga tidak bisa turun ke sawah.
Warga Sudah Resah
Sebelumnya, menanggapi hal itu, Camat Malalak, Zulwardi yang dikonfirmasi melalui ponselnya, tidak menampik adanya keresahan yang dialami warga di kawasan itu.
“Memang kita dari pemerintahan kecamatan sudah mendapatkan informasi atau laporan dari warga, makanya saya sudah langsung koordinasikan dengan pihak penanggungjawab penanganan ruas jalan tersebut, dalam hal ini pihak PUPR Provinsi,”terangnya.
Kesimpulannya lanjut Zulwardi pihak terkait yang bertanggungjawab menangani perbaikan ruas jalan di kawasan itu berjanji akan sesegeranya menanggulanginya.
“Informasi yang kita terima, gorong-gorong di tempat itu akan segera diganti dengan pipa besi seukuran batang pinang kira kira begitulah, dengan begitu tentu diharapkan air kembali akan bisa dialirkan ke lahan pertanian milik masyarakat di kawasan itu,” ungkap Zulwardi, sembari mengirimkan foto contoh pipa yang diterimanya melalui kiriman WA dari pejabat terkait di lingkungan Dinas PUPR Sumbar. (ris)