Sukses Bangun Padang, Mahyeldi Didambakan Daerah Lain
Sijunjung, Rakyat Sumbar — Kesuksesan Walikota Padang non aktif Mahyeldi membangun kota tidak hanya harum di Kota Padang saja. Namun, tercium sampai ke pelosok-pelosok negeri, seperti daerah pedalaman di Kabupaten Sijunjung. Suhardi, 52, seorang petani yang juga bekerja jadi tukang ojek merasa terpanggil jiwanya ikut serta menyosialisasikan calon gubernur satu ini.
”Saya sebagai petani tidak punya harapan muluk-muluk. Saya hanya ingin Sumbar ini dipimpin seorang ulama yang mampu memajukan pertanian di Sumbar ini,” ungkap Suhardi di Sijunjung, kemarin.
Dia berharap betul Mahyeldi konsen membangun pertanian di Sumbar. ”Saya orang kecil ini, sangat berharap lakek tangan Buya Mahyeldi juga kami rasakan pula di Sijunjung ini,” ujar pria asli Sangir Batang Hari Solok Selatan beristri ke Limokoto, Kecamatan Koto VII, Sijunjung itu.
Perlu diakui, ”lakek tangan” (karya atau kerja) Mahyeldi sangat terasa, dan semua itu berbuah manis dengan menggeliatnya sektor ekonomi masyarakat di Padang. Mahyeldi sudah mengubah wajah Padang dari kepesimisan menjadi kota yang optimistis dan mampu berdaya saing dengan kota lain di Indonesia. Geliat perubahan itu sangat tampak dan tidak bisa didustai keberadaannya. Apalagi, dihadirkan dengan sebuah pencitraan belaka.
Di bawah kepemimpinan dua periode di Padang, Mahyeldi mampu membangun Pasar Raya Padang menjadi sentral perkonomian masyarakat. Tidak ada yang menyangka Mahyeldi mampu melakukan itu. Karena keberadaan Pasar Raya sebelumnya sangat menyedihkan, kumuh, kotor, terbengkalai. Tidak mencermikan representatif ibu kota sebuah provinsi. Hal itu berlarut-larut, terkesan dibiarkan oleh kepemimpinan sebelumnya.
Mahyeldi juga mampu mengubah wajah pariwisata Kota Padang dengan tata kelola pariwisata yang sangat profesional, ramah keluarga serta mampu memadukan pariwisata dengan sektor UMKM. Pantai Padang yang dulunya ”wisata maksiat” yang jika orang berada di sana akan menjadi prasangka tidak baik saja. Sekarang, Pantai Padang berubah menjadi ikon Sumbar yang sangat keren sekali. Semua dinikmati gratis tanpa harus bayar.
Untuk sektor pertanian, juga tak perlu ditanyakan lagi. Sejumlah kebijakan Mahyeldi di Padang banyak sekali yang berorientasi memajukan sektor pertanian dalam arti luas (termasuk peternakan). Untuk memenuhi kebutuhan air lahan pertanian, Mahyeldi membangun saluran irigasi tersier dan dam parit. Itu dilakukannya sejak tahun 2014. Tidak berhenti sampai sekarang (2020). Bagi Mahyeldi, petani harus dilindungi hasil pertaniannya dari ancaman bencana. Juga dari serangan hama penyakit tanaman. Praktiknya, beliau membuat program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) yang sudah berjalan sejak tahun 2014 sampai saat ini.
Pupuk bersubsidi tidak boleh didistribusikan secara serampangan. Tujuannya, agar tepat sasaran. Pendistribusiannya diatur sedemikian rupa dengan memanfaatkan teknologi informasi. Program itu dinamakan sistem e-RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompoktani). Untuk lebih tertibnya pendistribusian, pemerintahan Mahyeldi memberlakukan Kartu Tani. Setiap petani yang berhak memegang Kartu Tani.
Penyuluh pertanian merupakan salah satu elemen penting dalam ekosistem pertanian. Maju atau tidaknya sektor pertanian, salah satunya, tergantung kepada upaya maksimal penyuluh pertanian. Mahyeldi sadar benar tentang itu. Tahun 2015, para penyuluh pertanian diberikan kendaraan roda 2.
Di bidang peternakan, Mahyeldi membuat dan menjalankan program pemberian insentif bagi peternak yang sapi betinanya melahirkan. Jumlahnya Rp 500.000 per ekor. Mahyeldi juga punya program pengembangan budidaya sapi Brahman, sekarang sudah berjumlah 72 ekor, dari sebelumnya 50 ekor.
Atas usaha-usaha serius pemerintahan Mahyeldi di sektor pertanian, beberapa penghargaan diraihnya. Penghargaan sebagai Kota Berbasis Agro Ekonomi diraihnya dari Gubernur Sumbar (2015) adalah satu diantaranya.
Membangun pertanian yang serius hendak ditularkannya ke level lebih luas. Level provinsi. Sebagaimana diketahui, struktur ekonomi Sumbar, paling besar masih didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan (22,67%). Disusul oleh sektor perdagangan besar, eceran dan reparasi mobil sepeda motor (15,27%) dan sektor transportasi dan pergudangan sebesar 12,59% (BPS, 2019).
Mahyeldi tidak mau main-main dengan fakta dominasi sektor pertanian tersebut. Bersama Audy Joinaldy, beliau menyeriusi betul sektor pertanian sebagai tulang punggung perekonomian daerah. Mereka berdua telah menetapkan pertanian sebagai fokus pembangunan di samping usaha menengah kecil mikro dan ekonomi kreatif jika kelak dipercaya memimpin Sumbar.
Kenyataan inilah, kesuksesan Mahyeldi membangun Padang mendapat perhatian dari banyak pihak. Tak hanya di Padang, namun juga kabupaten/ kota lain, serta provinsi lain. (rel/edg)