Staf Presiden Jokowi Beri Kuliah Umum di Unes
Billy Mambrasar berfoto bersama usia melakukan kuliah umum.
Padang, rakyatsumbar.id – Billy Mambrasar, ST, M.Sc. MBA Staf Presiden RI dan Sahat Martin Philip Sinurat, ST, MT dari Pelindo menjadi Narasumber pada Kuliah Umum Inovasi di Dunia Pendidikan di Pasca Pandemik, Sabtu (23/7) kemarin di Auditorium Universitas Ekasakti Padang.
Kuliah Umum ini di buka secara resmi oleh Rektor Unes DR. Otong Rosadi, SH, M,Hum di ikuti 250 orang mahasiswa Beasiswa KIP.
Juga hadir para Wakil Rektor, Dekan dan Ketua Prodi.
Kuliah Umum kali ini mengangkat tema “Inovasi di dunia Pendidikan dan tantangan di dunia Kewirausahaan.”
Rektor dalam sambutannya, mengatakan suatu kehormatan bagi Kampus Universitas Ekasakti dan Akademi Akuntansi Indonesia Padang di datangi tokoh nasional.
Apalagi tokoh muda yang memberikan aspirasi dan motivasi kepada mahasiswa Unes-AAI untuk menyongsong Indonesia Emas di tahun 2045.
Menurutnya, aat Indonesia memasuki satu abad kemerdekaan, suatu kondisi dan keadaan lingkungan akan berbeda sangat jauh dengan hari ini.
Sekarang, persaingan antar negara semakin kuat dan kompleks. Sumber daya di dalam masyarakat menjadi rebutan.
Rektor mengharapkan agar seluruh peserta Kuliah Umum ini dapat memetik dan menggali informasi kiat-kiat tokoh nasional ini sukses di usia mudanya.
Dorong Pusat Inovasi Bangkitkan Kepercayaan Diri
Dalam kuliah Umum Billy mengatakan ia siap untuk mendorong adanya pusat inovasi untuk anak belajar pelatihan kepercayaan, percaya diri.
Termasuk kepemimpinan dan komunikasi. Dengan adanya pusat inovasi anak-anak belajar untuk berorganisasi, kepemimpinan.
Mereka akan bisa bermitra dengan stakeholder yang besar di Kota Padang dan bisa berintegrasi dengan perusaahan swasta serta investor.
Billy mendorong Unes AAI agar menggerakkan inovasi yang sama seperti di kampus kampus besar.
Ia berharap Unes-AAI melahirkan lulusan Inovator menjadi penyelesaian masalah.
Selain itu menjadi pendorong inovator yang kemudian bisa bertahan hidup, bisa membiayai diri sendiri tanpa ketergantungan pada SPP mahasiswa.
Sementara itu, Sahat Martin Philip menyebutkan, orang untuk bisa berkarakter, inovatif harus melatih kompetensinya.
Selain itu mempunyai inovasi dan mimpi yang besar .
“Kalau kompetensinya tidak ada sama dengan tong kosong nyaring bunyinya.”
“Kalau ingin mencapai suatu impian belajar serius di kampus, berorganisasi dan mempunyai kemampuan berbicara dan membangun skill bekerjasama,” bebernya. (ri)