SMAN 1 VII Koto Sungai Sariak Komitmen Zero Tawuran dan Balapan Liar

Kepala SMAN I VII Koto Sungai Sariak Fermazoni, S.Pd

Padangpariaman, rakyatsumbar.id—Aksi tawuran dan balapan liar belakangan kerap mendatangkan keresahan bagi masyarakat di sejumlah daerah, khususnya di daerah perkotaan. Terkait hal itu, sejumlah pihak pun berupaya mengambil langkah-langkah strategis guna mengantisipasi kejadian tersebut.

Salah satunya seperti terlihat di SMAN I VII Koto Sungai Sariak, Kabupaten Padangpariaman. Hanya saja, ada hal menarik yang dilakukan pihak managemen SMAN I VII Koto Sungai Sariak dalam mengatasi kedua fenomena tersebut, salah satunya dengan melibatkan sikap kearifan lokal sembari merangkul kepedulian dan keterlibatan masyarakat sekitar lingkungan sekolah.

Seperti diakui Kepala SMAN I VII Koto Fermazoni, pihaknya dari sekolah jauh-jauh hari telah melakukan berbagai langkah-langkah guna mengantisipasi tawuran serta balapan liar di kalangan para anak didiknya.

Salah satunya, anak-anak diharuskan sudeah masuk ke sekolah sekitar pukul 07.00 WIB pagi, sehingga mereka diharapkan mempunyai kesempatan waktu  menunggu masuknya jam pelajaran di kelas.

Begitu pula, pihaknya juga berupaya melakukan deteksi dini terkait kemungkinan adanya potensi aksi tawuran atau aksi balapan liar yang  bisa melibatkan para siswanya di sekolah yang dipimpinnya itu.

“Untuk mengantisipasi terjadinya balapan liar misalnya, kita juga aktif memantau kendaraan yang digunakan oleh para siswa, dimana kendaraan mereka diarahkan agar bisa diparkir atau dimasukkan ke dalam pekarangan sekolah, jadi tidak lagi lokasi parkir bagian luar seperti sebelumnya. Hal itu sekaligus bertujuan demi menjaga keamanan kendaraan mereka,” terangnya.

Menurut Fermazoni, dengan dimasukkannya kendaraan para siswa ke dalam pekarangan sekolah, tentunya kendaraan tersebut akan lebih muda diawasi, sehingga kondisinya bisa lebih aman dari berbagai aksi kriminalitas, seperti aksi pencurian sepeda motor dan lain sebagainya.

“Selain itu, kita juga hanya mengaktifkan satu pintu gerbang untuk  keperluan keluar masuk kendaraan atau sepeda motor siswa, hal itu tentunya semakin memudahkan kita dalam mengawasi kendaraan para siswa, termasuk diantaranya mengawasi sepeda motor dengan knalpot brong,” tegasnya.

“Bagaimanapun keberadaan knalpot borong seperti itu jelas tidak dibenarkan, karena selain berpotensi menimbulkan kebisingan dan keresahan di tengah masyarakat serta lingkungan sekolah, juga berpotensi digunakan untuk aksi balapan liar,” terangnya.

Tidak ketinggalan pihaknya juga senantiasa berkoordinasi dengan baik, khususnya melalui hubungan komunikasi yang baik dengan berbagai elemen dan tokoh masyarakat yang ada. Baik itu dengan kalangan pemuda, tokoh masyarakat maupun dengan para orangtua siswa di rumah.

Pihaknya berharap, para pemuda dan masyarakat sekitar juga diharapkan bisa ikut terlibat aktif untuk memantau dan mengawasi perilaku siswanya saat berada di luar pekarangan sekolah. Termasuk bila perlu mereka juga bisa saja langsung menegur para siswa yang kedapatan berkendara secara ugal-ugalan ataupun melakukan perbuatan negatif lainnya.

“Alhamdulillah berkat koordinasi dan komunikasi yang baik dengan semua pihak, tentunya sekolah kita diharapkan bisa terbebas dari aksi menyimpang, baik itu melakukan aksi balap liar atau aksi tawuran lainnya,” terangnya.

Belakangan berbagai upaya yang dilakukan  pihaknya dari managemen sekolah, di lingkungan SMAN I VII Koto Sungai Sariak nyaris tidak ditemukan aksi menyimpang tersebut. Ini semua menurutnya, tidak terlepas dari dukungan semua pihak, termasuk merangkul sejumlah pemangku kepentingan yang ada di nagari, seperti walikorong maupun jajaran pemerintahan nagari lainnya.

Kepada orangtua pihaknya juga selalu mengingatkan agar lebih aktif dalam mengawasi sikap dan perilaku anak-anaknya, khususnya selama berada di luar jam pelajaran sekolah. Juga setiap kejadian sekecil apapun, seperti terjadinya kejadian cekcok antar siswa, semua langsung disikapi dengan cepat, sehingga pada akhirnya tidak sampai berdampak atau memicu terjadinya permasalahan yang lebih luas lagi.

“Intinya, untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan permasalahan yang terjadi kita langsung melakukan deteksi dini terhadap permasalahan itu, selanjutnya tentunya langsung menuntaskannya dengan langkah cepat,” terang Fermazoni.

Pihaknya menyadari sepenuhnya, bahwa untuk  mewujudkan mutu pendidikan yang berkualitas, tentunya berbagai permasalahan yang ada perlu diurai dan diantisipasi sejak dini, sehingga pada akhirnya tidak berdampak negatif terhadap jalannya pembelajaran serta upaya peningkatan kualitas mutu pendidikan yang ada di sekolah. (ris)