Siswa Bengkel Literasi Rakyat Sumbar Berbagi di SMA SIMA
Dinding Kamar Mandi Bisa Menghadirkan Ide
Padang, rakyatsumbar.id-Berbagi dengan Teman Sebaya. Aktivitas tersebut menjadi salah satu program andalan Bengkel Literasi Rakyat Sumbar.
Salah satunya, ditandai dengan kehadiran tiga penulis Bengkel Literasi Rakyat Sumbar dan tiga siswa magang di Harian Umum Rakyat Sumbar ke SMA SIMA (Sekolah Islam Mata Air) – Padang, Jumat (21/1) kemarin.
Kehadiran tiga siswa Bengkel Literasi Rakyat Sumbar tersebut, disambut hangat guru dan siswa sekolah tersebut.
“Kita juga bisa mengambil contoh dari semangat dan aktivitas mereka,” kata Kepala SMA SIMA Dra Basniati, kepada siswa dan guru, saat pelatihan menulis sejalan dengan pengembangan gerakan literasi di sekolah tersebut.
Menurutnya, aktivitas menulis sejalan dengan membaca. Seorang penulis, harus banyak membaca.
Apa saja, harus dibaca. Banyak membaca, maka akan banyak hal yang diketahui. Kondisi ini akan membuat cakrawala akan terbuka, lalu dengan sendirinya akan mendatangkan ide untuk dikembangkan menjadi sebuah tulisan yang bisa pula dibaca dan dipahami orang.
Pengembangan gerakan literasi dan diikuti dengan pelatihan menulis tersebut, diinisiasi Pengawas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat untuk SMA SIMA, Hj Dra Yenni Putri, MM. Termasuk mendatangkan tim dari Bengkel Literasi Rakyat Sumbar.
Membaca dan Menulis Bagian pengembangan Literasi
Yenni Putri yang akrab disapa Bunda Yenni tersebut menyebutkan, membaca dan menulis adalah bagian dari pengembangan literasi.
Kedua hal tersebut sudah menjadi kebutuhan harian bagi siswa dan guru. Tak bisa tidak.
“Tuntutan zaman yang memaksa kita untuk menjalani aktivitas tersebut,” katanya, saat membuka kegiatan tersebut.
Pemateri utama, Firdaus Abie, Pemimpin Redaksi Harian Umum Rakyat Sumbar, memberikan kisi-kisi praktis kepada siswa SMA SIMA bagaimana kiat dan langkah untuk menekuni dunia kepenulisan.
Berbagi dengan teman sebaya
Dikesempatan itu pula, tiga orang penulis binaan Bengkel Literasi Rakyat Sumbar berbagi dengan teman sebayanya.
Ketiga penulis tersebut adalah Zhilan Zhalila (Mahasiswi Sastra Indonesia Unand), Dauratun Nur Fazira dan Brigita Amelia Putri. Dua nama terakhir, saat ini masih menimba ilmu di SMA Negeri 6 Padang.
Di antara karya Cerpen dari Zhilan Zhalila dan Dauratun Nur Fazira terhimpun dalam Kumpulan Cerpen Dua Pilar Rindu, yang baru saja diluncurkan.
Cerpen Zhilan Zhalila berjudul Bu Rana. Karya Dauratun Nur Fazira berjudul Memaknai Media. Sedangkan Brigita Amelia Putri lebih memfokuskan dirinya kepada karya puisi.
“Saya mendapatkan ide tanpa pernah diduga. Terkadang, dinding kamar mandi bisa juga menghadirkan ide bagi saya,” kata Brigita Amelia Putri.
Dauratun menyebutkan, dirinya justru sering mendapatkan ide dari pengalaman atau peristiwa yang dia alami sendiri, “ada-ada saja momentumnya. Bisa dijadikan puisi, bisa juga dijadikan Cerpen,” katanya.
Zhilan Zhalila berbagi tentang pengalamannya. Ia memungut ide puisi dan Cerpen justru dari apa yang ada dilingkungannya.
Terkadang dari mendengar dan melihat kisah teman, ada kalanya pula teman Curhat kepadanya, lalu Curhatan itu dikemasnya dengan tambahan bumbu.
Banyak hal yang ditanyakan siswa SMA SIMA kepada ketiganya.
Firdaus Abie juga memperkenalkan tiga siswa magang SMK 7 Padang di Harian Umum Rakyat Sumbar yang ikut dalam tim tersebut.
Ketiganya, Syakila Hafi Maharani, Natasya Adrianti dan Kurnia Putri. Kendati ketiganya masih sekolah, namun mereka juga telah memiliki keterampilan, khususnya dalam pengambilan video dan saat ini sedang menekuni teknik jurnalistik. (cr1)