rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Sekolah Tatap Muka, Pemerintah dan Pakar Berbeda Pendapat

Sekolah Tatap Muka, Pemerintah dan Pakar Berbeda Pendapat

Padang, rakyatsumbar.idMeskipun masih berada di zona kuning, Pemerintah Kota (Pemko) Padang tetap akan membuka kembali proses pembelajaran tatap muka di sekolah pada Januari 2021 mendatang. Hal ini diucapkan Wakil Walikota Padang, Hendri Septa, saat sidang paripurna tentang penyampaian pendapat akhir fraksi terhadap tiga ranperda Pemko Padang.

“Kami bersama DPRD Kota Padang telah melakukan survei kepada masyarakat tentang kualitas dari pendidikan daring yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil kajian, banyak orang tua meminta sekolah kembali membuka pembelajaran tatap muka di sekolah. Oleh karena itu, sekolah akan dibuka untuk melakukan proses pembelajaran tatap muka. Dinas kesehatan telah mengizinkan sekolah dibuka walau berada di zona kuning,” ucapnya.

Dalam penerapan pendidikan tersebut, Hendri Sapta menjelaskan, proses pembelajaran tatap muka di sekolah hanya tiga jam.

“Implementasinya, proses belajar mengajar tatap muka hanya berlaku selama tiga jam dalam sehari. Tidak ada jam istirahat seperti proses pembelajaran sebelum pandemi. Selain itu, kantin-kantin yang ada di sekolah sengaja tidak boleh dibuka,” jelasnya.

Lebih lanjut, andaikata terjadi penyebaran Covid-19, maka sekolah akan kembali ditutup.

“Kita harus bisa hidup berdampingan dengan Covid. Kita tidak tahu sampai kapan pandemi ini berakhir. Kasihan anak-anak harus tetap belajar di rumah, apalagi tidak ada orang tua yang berlatar belakang bisa menjadi guru. Oleh karena itu, kita akan kawal proses pembelajaran di sekolah ini dengan baik.

Hendri Septa menambahkan, untuk merealisasikan pembelajaran tatap muka di sekolah, pada saat ini sedang dilangsungkan tes swab kepada guru-guru yang ada di Kota Padang.

“Kita sedang melakukan swab kepada guru-guru yang akan memberikan pembelajaran tatap muka di sekolah. Pada saat ini, 11 ribu guru telah dilakukan swab, dan 10 persen diantaranya terpapar Covid-19. Namun, saat ini telah sembuh,” tukasnya.

Sementara itu, Wakil ketua DPRD Kota Padang Arnedi Yarmen, S.Pd menjelaskan, pada saat ini daerah telah diberi kewenangan untuk memberikan pembelajaran tatap muka di sekolah, oleh karena itu sarana dan prasarana pencegahan Covid-19 harus diterapkan di sekolah.

“Protokol kesehatan harus disiapkan oleh sekolah yang melakukan pendidikan secara tatap muka. Dan saat ini kewajiban kita semua membiasakan diri dalam menerapkan protokol kesehatan. Selain itu, peran orang tua dalam memberikan pendidikan terhadap anak untuk mewajibkan menerapkan protokol kesehatan dalam setiap aktivitas anak,” jelasnya.

Terpisah, hal berbeda dijelaskan oleh pakar pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam/ Biologi untuk mitigasi bencana dari Universitas Negeri Padang, Muhyiatul Fadilah, S.Si, M.Pd. Menurutnya, proses pembelajaran tatap muka dibuka kembali di daerah yang benar-benar telah berada di zona hijau.

“Alangkah baiknya proses pembelajaran tatap muka kembali dibuka ketika suatu daerah benar-benar telah berada di zona hijau. Namun, perlu adanya SOP yang jelas dari sekolah dalam menerapkan proses pembelajaran secara tatap muka di sekolah,” ucapnya.

Lebih lanjut, Muhyiatul Fadilah menjelaskan, jika suatu daerah itu telah siap melaksanakan proses pembelajaran tatap muka, maka telah terjadi sebuah kemajuan dalam mitigasi bencana biologi.

“Bicara sekolah, tidak berbicara infratruktur fisik semata. Sebuah sekolah akan terjadi proses interaksi antar individu. Orang tua harus bisa mendukung terciptanya lingkungan sehat di sekolah, dengan cara kegiatan dan mobilitasnya di sekolah. Hal ini bertujuan agar memberikan jaminan kesehatan terhadap anak yang melakukan proses pembelajaran secara tatap muka di sekolah,” terangnya.

Hal senada juga disampaikan pakar kesehatan dari Pusat Kajian Lingkungan Hidup (PKLH) UNP dr. Elsa Yuniarti, M.Biomed, AIFO-K. Katanya, saat ini pemerintah berusaha mengabulkan aspirasi guru dan orang tua siswa yang tidak bisa membantu menerjemahkan bahan ajar secara daring di rumah.

“Saya lebih tertarik memberikan pembelajaran secara tatap muka kepada siswa yang akan mengikuti ujian nasional saja. Ingat, pada saat ini protokol kesehatan 3M belum menjadi budaya dan kebiasaan bagi masyarakat kita. Saat ini saja, telah terjadi mutasi virus. Jangan korbankan anak ketika kita tidak mampu mendampinginya dalam proses pembelajaran secara daring,” tegasnya.

Elsa Yuniarti menekankan, protokol kesehatan harus diberlakukan secara ketat jika proses belajar mengajar kembali dibuka di sekolah.

“Guru-guru harus dilakukan swab secara continue, apalagi Desember 2020 ini musim liburan. Jika sekolah kembali dibuka Januari 2021, maka harus dilakukan swab ulang kepada guru-guru. Selain itu, sekolah harus bisa memberikan jaminan lingkungan sehat dan bersih. Jika tidak, lonjakan Covid-19 akan meningkat,” terangnya. (edg)

About Post Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *