PADANG  

Sekolah swasta sepi peminat, ini tanggapan pengamat Pendidikan UNP

Pakar Pendidikan dari Prodi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Padang (UNP) Dr Fitri Arsih

Padang – Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) sudah di mulai untuk tahun ajaran 2025/2026. SPMB sendiri memiliki jalur domisili (sebelumnya zonasi), afirmasi, prestasi, dan mutasi.

Jalur Domisili sendiri menggantikan Jalur Zonasi pada Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) mulai 2025. Berbeda dengan Jalur Zonasi, siswa dapat mendaftar ke sekolah yang terdekat dari rumahnya kendati berbeda provinsi.

Untuk tingkat SD, ditentukan dengan usia dan jarak tempat tinggal dari sekolah. Hal yang sama pun berlaku di tingkat SMP.

Di tingkat SMA sendiri, selain di tentukan oleh usia dan jarak rumah dari sekolah, kemampuan akademik siswa yang di buktikan dari nilai raport dapat mendukung siswa untuk di terima di SMA sesuai jalur domisili.

Sedangkan kuota untuk jalur domisili sendiri, di tingkat SD sendiri 70 persen dari daya tampung sekolah, tingkat SMP 40 persen, dan tingkat SMA 30 persen. Artinya, di tingkat SMA, terjadi penyusutan jumlah penerimaan dari sistim zonasi sebanyak 50 persen menjadi 30 persen di sistim domisili.

Hal yang di takuti sekolah swasta pada saat SPMB, hampir sama saat masih bernama PPDB. Sekolah swasta takut tidak mendapatkan siswa baru telah menjadi momok menakutkan bagi sekolah swasta setiap tahun ajaran baru.

Pakar Pendidikan dari Prodi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Padang (UNP) Dr Fitri Arsih menjelaskan, sekolah swasta harus menjaring siswa melalui jalur lain dan tetap berusaha meningkatkan daya tarik sekolah mereka.

“Kita lihat sendiri. Pada saat ini banyak sekolah swasta yang menerima siswa baru, jauh hari sebelum SPMB di gulirkan pemerintah. Artinya, sekolah swasta harus bisa membranding sekolahnya sehingga menjadi daya pikat bagi orang tua untuk menyekolahkan anak nya di sekolah swasta tersebut,” jelasnya. Minggu (15/6)

Selain itu, sekolah swasta harus mempunyai pencirian khusus sehingga menarik orang tua untuk menyekolahkan anak nya ke sekolah swasta tersebut.

“Sekolah swasta harus punya keunggulan dan mempunyai ciri khusus. Seperti proses pembelajarannya yang memiliki lokal internasional, sarana dan prasarananya, hingga keterampilan yang diajarkan kepada siswa. Oleh karena itu, sekolah swasta harus melakukan inovasi dan memperbaiki mindset tentang sekolahnya di tengah masyarakat,” ucapnya.

Fitri Arsih menambahkan, jika sekolah sudah mempunyai kelebihan dan memiliki penciri khusus, mengakibatkan sekolah swasta tersebut menjadi berkualitas dan menjadi buruan bagi orang tua untuk menyekolahkan anak nya di sana.

“Jika sekolah sudah berkualitas, maka orang tua tidak akan segan menggelontorkan uang dengan nominal yang besar demi kesuksesan proses pembelajaran anaknya. Besaran uang sekolah sesuai dengan proses, sarana keterampilan dan pengetahuan yang akan dimiliki siswa saat menempuh pendidikan di sekolah tersebut. Lihat saja sendiri, banyak sekolah swasta menerima siswa baru, jauh – jauh hari sebelum SPMB di sekolah negeri. Dan telah menerima siswa baru, ketika SPMB di sekolah negeri baru di buka,” ucapnya.

Untuk mempunyai kelebihan dan pencirian khusus tersebut, Fitri Arsih menekankan sekolah swasta harus mempunyai ide-ide inovasi yang kreatif yang terus dikembangkan agar sekolah swasta bisa bersaing dengan sekolah negeri.

“Management sekolah swasta harus dapat menjelaskan kepada calon wali murid tentang bidang ilmu yang menonjol disekolah tersebut seperti olahraga, pendidikan agama, atau sains dan teknologi yang membuat orang tua bangga ketika anaknya bersekolah di sekolah swasta tersebut,” tambahnya.

Fitri Arsih menambahkan, dengan memanfaatkan media sosial yang terus berkembang saat ini, menjadi media bagi sekolah swasta dalam membranding sekolahnya sehingga lebih baik.

“Melalui media sosial, cetak dan media elektronik, sekolah swasta dapat menonjolkan sisi terbaik sekolahnya, seperti mengorbitkan siswa-siswinya berprestasi dan menjelaskan prestasi dari alumni- alumninya. Yang jelas, selain yayasan, setiap unsur di sekolah harus bisa membranding sekolahnya kesebuah penonjolan yang lebih baik,” tutupnya. (Edg).