Savero Karamiveta Dwipayana: Ciri Khas Kabar Hoaks Biasanya Memancing Emosi
Savero Karamiveta Dwipayana menilai, ciri khas kabar hoaks biasanya memancing emosi.
Bandung, rakyatsumbar.id – Ciri khas hoaks adalah informasi yang memancing emosi. Maka dari itu, kita patut curiga bila menemukan informasi yang dapat menimbulkan emosi kita.
Bisa jadi itu adalah hoaks yang sedang berusaha mengelabui kita. Apalagi, hal tersebut isu di bidang kesehatan yang sangat terkait dengan kehidupan manusia.
Demikian disampaikan Trainer Literasi Digital dari ICT Watch, Savero Karamiveta Dwipayana saat memberikan pelatihan literasi digital serta mengenalkan berbagai fasilitas yang dapat digunakan pegiat promosi kesehatan dalam mengedukasi masyarakat dan melawan hoaks, khususnya hoaks pada sektor kesehatan masyarakat.
Pelatihan yang disampaikan mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran tersebut menjadi bagian dari kolaborasi antara Portkesmas bersama Dinas Kesehatan Kota Bandung pada pelatihan Komunikasi Antar-Pribadi (KAP) dan literasi digital kesehatan untuk tenaga promosi kesehatan se-Kota Bandung di Aula Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung, Sabtu 18 Maret 2023.
Dalam pemaparannya, Ero –panggilan akrab Savero Karamiveta Dwipayana—mengatakan kabar hoaks banyak bermunculan dalam ruang digital.
“Banyak sekali info perihal yang tidak benar tentang kesehatan menyebar tanpa terkendali dan itu dipercaya oleh masyarakat. Bahkan menimbulkan kekeliruan asumsi di masyarakat sehingga justru membahayakan bagi kesehatan. Tentu bukan hal yang baik untuk dibiarkan,” ungkap Ero.
Ia mengutip data sebuah riset yang menunjukkan sebanyak 27 persen dari sekitar seribu berita hoaks yang dijadikan sampel sejak Februari 2016 hingga Februari 2017 adalah berita kesehatan. Para penyebar informasi hoaks kesehatan ini biasanya melakukannya secara tidak sengaja karena merasa informasi tersebut bermanfaat dan harus segera diberitahukan kepada orang lain. Penyebar biasanya merasa berita yang mereka terima itu benar menurut logika mereka, mereka tidak berniat buruk untuk menyebar berita tersebut.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi tenaga kesehatan dalam menuntaskan masalah stunting di Kota Bandung. Kegiatan ini didukung oleh Kementerian Kominfo RI, Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi, Palang Merah Indonesia Kota Bandung, dan Kelompok Kerja Risk Communication and Community Engagement (Pokja RCCE).
Sementara, ICT Watch adalah organisasi masyarakat sipil yang telah menginisiasi sejumlah inisiatif dan gerakan literasi digital di Indonesia. Dalam menjalankan programnya, ICT Watch berkolaborasi dengan multistakeholder (pemerintah, masyarakat sipil, sektor swasta, akademis dan komunitas teknis). Ragam bentuk kegiatan dilakukan untuk edukasi/advokasi literasi digital.
Mengenalkan Berbagai Fasilitas
Nilla Avianty, S.Sos, MKM selaku Kepala Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Bandung membuka sesi pelatihan dengan mengingatkan segenap tenaga promosi kesehatan yang hadir terkait pentingnya upaya komunikasi yang baik dalam menyampaikan pesan promosi kesehatan.
“Kita perlu memiliki teknik-teknik komunikasi yang strategis untuk mendukung penyelesaian berbagai masalah kesehatan yang ada saat ini, misalnya stunting,” ujar Nilla Avianty.
Direktur Program Portkesmas dr. Aditya Putra menyambut baik kolaborasi ini dan menyampaikan pula harapannya dalam kegiatan ini. “Tujuan besar kami adalah memperkuat upaya kesehatan masyarakat, karena kami percaya hal tersebutlah yang akan mendukung penyelesaian berbagai masalah kesehatan masyarakat yang ada, seperti stunting. Kami berharap kegiatan hari ini dapat membantu tenaga promosi kesehatan di Kota Bandung dalam melaksanakan fungsi edukasinya ke masyarakat lebih baik lagi,” tegasnya.
Materi pertama pelatihan terkait Komunikasi Antar Pribadi diisi oleh fasilitator Portkesmas yakni dr. Basra Amru, dr. Dhea Mangun, Naaila Afifah, Habibie Nasution, dr. Hafidz Naeriansyah, dan dr. Aditya Putra.
Materi pelatihan meliputi praktik teknik komunikasi yang aplikatif dan pengenalan alat bantu komunikasi untuk isu stunting seperti permainan pembelajaran untuk Imunisasi dan Tablet Tambah Darah.
Sementara untuk materi literasi digital diisi oleh trainer literasi digital dari ICT Watch, Savero Karamiveta Dwipayana. Ia mengenalkan berbagai fasilitas yang dapat digunakan pegiat promosi kesehatan dalam mengedukasi masyarakat dan melawan hoaks, khususnya hoaks kesehatan.
Kegiatan ini merupakan rangkaian program Portkesmas yang berjalan sejak tahun lalu terkait salah satu pilar Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) esensial, yaitu promosi kesehatan. Aktivitas ini dilaksanakan selama satu hari dan dihadiri oleh perwakilan tenaga promosi kesehatan dari Puskesmas, Rumah Sakit, dan Dinas Kesehatan yang masuk dalam wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Bandung.
Untuk lebih mengetahui berbagai kegiatan Portkesmas lainnya dalam memperkuat upaya kesehatan masyarakat dapat membacanya pada portkesmas.com.
Mengenai Portkesmas
Portal Kesehatan Masyarakat (Portkesmas) merupakan organisasi non pemerintahan yang bertujuan pelibatan kepemudaan dalam percepatan penyelesaian isu-isu kesehatan masyarakat di Indonesia.
Portkesmas melakukan advokasi secara multiaksial untuk memperoleh dukungan strategis dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia melalui paradigma sehat
Fokusnya adalah dalam penguatan lima pilar UKM esensial yakni :
• Promosi Kesehatan.
• Kesehatan Lingkungan.
• Kesehatan Ibu, Anak, dan Keluarga Berencana.
• Gizi.
• Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
Pendekatan advokasi dan edukasi Portkesmas juga melalui kolaborasi multistakeholder dalam ranah literasi digital dan tata kelola Internet guna meningkatkan kemampuan berpikir kritis masyarakat Indonesia di era digital. Maka dengan demikian transformasi digital di Indonesia akan menjadi hal tak terpisahkan dalam penguatan lima pilar UKM esensial. (ri)