Santunnya Mahyeldi Tinggikan yang Lebih Tua
Padang Panjang, Rakyat Sumbar–Calon Gubernur Sumbar nomor urut 4, Mahyeldi melanjutkan silaturrahminya menyapa masyarakat Sumbar ke negeri berjuluk Serambi Mekah, Padang Panjang. Sosok yang dikenal sebagai Buya ini menyambangi Masjid Asasi Nagari Gunung yang merupakan masjid tertua di Kota Padang Panjang.
Datang jelang salat Magrib, Buya langsung diminta oleh jemaah menjadi imam. Sebagai seorang walikota di ibukota Provinsi Sumbar, sekaligus seorang ulama, mengimami salat merupakan perkara biasa bagi Mahyeldi. Namun, ketika hendak menuju ke arah mimbar, di shaf bagian depan tampaklah sesosok yang tak biasa. Ulama senior Padang Panjang, Buya Azhar hadir ketika itu. Ulama kharismatik itu duduk di shaf depan dengan kursi dan ditemani sebuah tongkat.
Mahyeldi langsung menghampiri Buya Azhar. Tak sungkan, ia duduk bersila di hadapan Buya Azhar yang duduk di atas kursi. Gestur Mahyeldi menunjukkan seperti meminta restu untuk menjadi imam salat berjamaah petang itu.
Sikap Mahyeldi tersebut mematik apresiasi dari dari masyarakat yang hadir. Walau sebagai walikota dan calon Gubernur Sumbar, Mahyeldi tetap menunjukkan kerendahan hatinya di hadapan sosok yang lebih tua. Kesantunan Mahyeldi menjadi inspirasi bagi kaum muda yang ramai menghadiri salat Magrib berjamaah itu.
Usai salat, Mahyeldi berkesempatan menyampaikan tausiah. Uniknya, walaupun kegiatan itu merupakan agenda biasa selepas salat Magrib, jemaah malah sangat antusias mendengarkan ceramah Buya. Jemaah berasal dari latar berbeda, dari yang tua sampai yang muda. Termasuk juga jemaah emak-emak yang memadati shaf bagian belakang.
Dalam tausiahnya, Mahyeldi menekankan pentingnya membentuk generasi yang kuat. Masa depan daerah ini ditentukan oleh orang muda yang akan menjadi pemimpin di masa depan.
“Kalau kita ingin generasi muda kuat, maka kita harus peduli dengan generasi ini,” ujar Mahyeldi.
Mahyeldi memotivasi anak-anak muda dan kaum milenial agar terus meningkatkan kualitas diri. Baik ilmu pengetahuan dan teknologi, dan terutama dengan iman dan taqwa.
“Rajin-rajinlah belajar dan bermanfaat bagi orang lain,” nasehat Buya Mahyeldi. (rel/edg)