Sam Salam: Pilgub dan Kekuatannya an opinion

Sam Salam.

Padang, rakyatsumbar.id – Negative Campaign, bahkan bisa jadi Black Campaign akan terjadi dalam pertarungan “Big-Match”; Head to Head kontestasi pilgub Sumatera Barat.

Konsep kontestasi head to head : jumlah suara yang diperoleh tak terlepas dari; “kok indak ka inyo tantu ka awak” (antara kau dan aku). Hal ini tak terlepas dari konsep “banyak tau, banyak dapek, saketek tau, saketek dapek, indak tau, indak dapek” (semakin tinggi popularitas, semakin baik perolehan suara)

Memang posisi petahana dengan perolehan suara sesuai survey diatas 70%-an beberapa minggu lalu, karena posisi petahana “alah banyak nan kenal/tahu”, sedangkan posisi paslon double EA, masih sedikit yang tahu/kenal dengan hasil suara baru 18%-an.

“Parang basosoh” (Perang habis2-an) diantara 2 paslon tersebut yang hanya tinggal waktu effektif kira-kira 80 hari lagi.

Yang menjadi pertanyaan pengamat politik Sumbar, may be, adalah kemampuan paslon petahana untuk mempertahanan angka diatas 70% tersebut. Bisa saja angka tersebut turun drastis dibawah 50%, dan tidak mungkin bisa naik melebihi 70%. Sedangkan paslon “double EA”, kemungkinan untuk memenangkan kontestasi ini masih terbuka lebar, karena baru mendapatkan pasangan wakil ; Ekos Albar.

Menurut pantauan drone Cipotong Alay di udara, Tim paslon petahana jauh lebih siap dari pasangan double-EA, yang sampai saat ini, pasangan double-EA, belum membentuk Tim Pemenangannya untuk Sumatera Barat, sedangkan waktu kampanye relatif pendek.

Pembentukan Tim Penenang menyangkut “strategi pemenangan (planning), jumlah orang (organizing), kekuatan logistik (Financing/keuangan), Time-call (kunjungan), dan events (Agenda Acara), dan seterusnya”.

Memang menjadi Gubernur, kekuatan logistik sangat menentukan, semuanya terukur diatas meja. “NO-MONEY, NO DONK”.