Ribuan Itik Bantuan Dijual, Diduga Libatkan Oknum Pejabat Dinas
Papan informasi kelompok tani Taruko, nagari Koto Berapak bayang, yang bantuan itik dari Pemprov Sumbar dan Pemkab pessel di informasikan telah dijual.
Painan, rakyatsumbar.id – Oknum pejabat Dinas Pertanian dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pesisir Selatan diduga bermain mata dengan kelompok tani penerima bantuan itik petelur tahun 2022 silam.
Berdasarkan informasi yang diperoleh tim di lapangan, dua kelompok tani di kecamatan Bayang daerah setempat mendapatkan program kegiatan dari Dinas Pertanian dan Kesehatan Hewan berupa bantuan itik petelur masing-masing memperoleh bantuan sebanyak 1000 ekor untuk kelompok tani Taruko dan 1000 ekor untuk Kelompok Tani Sungai Suguh serta ditambah dengan 3,5 ton pakan itik.
Alhasil, belum beberapa bulan sampai ditangan kelompok tani Taruko yang informasinya bantuan tersebut bersumber dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, itik langsung dijual tanpa dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan anggota kelompok.
“Yang diduga menjual itik tersebut adalah ketua unit peternakan, kelompok tani Taruko tanpa musyawarah dengan anggota lainnya,” sebut salah seorang pengurus kelompok tani Taruko, Sabtu 30/09 di Painan.
Ia juga menyebutkan bahwasanya bantuan tersebut diterima oleh ketua unit peternakan kelompok tani taruko pada akhir 2022 silam, dan itik diperkirakan masih berumur sekitar empat bulan.
“Jadi, setelah dilakukan perawatan lebih kurang tiga bulan di dalam kandang, itik itu sudah bertelur, tapi saya tidak tau berapa jumlah telurnya, saya hanya tau itik itu sudah dijual saja,” tuturnya.
Untuk menutupi permainan dari ketua unit peternakan tersebut, itik didatangkan dari lubuk alung Pariaman.
“jadi berdasarkan informasi yang kami dapatkan, itik yang ada sekarang bukan lagi itik bantuan kemarin, itu itik orang yang berinvestasi di kelompok kami, atau bermitra dengannya,” tukasnya.
Dan untuk menyelesaikan persoalan di internal kelompok tani tersebut, ia bersama dengan anggita lainnya telah berupaya dengan menggelar musyawarah sehingga jelas benang merah dari program bantuan yang diperoleh oleh kelompoknya ini.
“Kami gelar musyawarah sekitar bulan agustus kemarin, tapi tidak membuahkan hasil, masa iya, itil bantuan dijual, uangnya entah kemana, dan berapa jumlahnya kami tidak tau, sewaktu musyawarah kami sudah dihadapkan dengan hutang sebesar Rp170 juta, hutang dari mana itu, makanya tidak ada jalan penyelesaian, “tegasnya.
Berdasarkan pengakuan dari ketua unit peternakannya itu terkuak, bahwasanya ia menjual bantuan itik petelur tersebut dikarenakan tidak bertelur.
“Kalau memang tidak bertelur, bicarakan dengan kami pengurus dan anggota, supaya tercapai jalan keluarnya bukan dijual, itu salah namanya, “terangnya.
Ironisnya, berdasarkan pengakuan dari pengurus kelompok tani Taruko tersebut ketua unit peternakan nya itu juga turut serta menerima sebanyak 1000 ekor itik petelur di waktu yang sama tapi anggarannya bersumber dari pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan.
Akan tetapi, penerima bantuan yang sebenarnya adalah kelompok tani sungai suguh.
“Karena, ia bermain dengan pejabat di kesehatan hewan kabupaten makanya ia yang menerima bantuan itik itu sebanyak 1000 ekor ditambah makanan itik 3,5 ton, itupun juga dijualnya, “tuturnya.
“Itik 1000 ekor saat ini ada di dalam kandang, merupakan kemitraannya dengan pihak perusahaan itik di pariaman, bukan itik bantuan yang diterima pada 2022 silam, “tutupnya.
Dikonfirmasi kepada kepala Dinas Pertanian Dan Peternakan Kabupaten Pesisir Selatan. Madrianto, Senin (2/10) melalui via whatsapp pribadinya meminta awak mengkonfirmasi ke kepala bidang peternakan setempat karena dirinya sedang di jakarta.
“Konfirmasi ka kabid peternakan di.. wak sdg di jkt,” tulisnya singkat.
Sementara itu, awak media mengkonfirmasi langsung ke kepala bidang peternakan setempat, Selasa 03/10 sekira pukul 11.00 wib langsung ke ruangannya.
Hanya saja yang bersangkutan tidak ada di ruangan kerjanya dan ketika awak media meminta nomor kontak pejabat yang bersangkutan, pegawai yang ditemui di ruangan kerjanya itu terkesan mengelak.
“nomornya tidak Pernah aktif, dan ibuk (kabid -Red) sedang teleponan dengan ibuk yang tadi, “ucapnya singkat.
Berdasarkan informasi yang diperoleh di lapangan, kepala bidang peternakan itu merupakan adik dari kepala daerah setempat, Rusma Yul Anwar.
Ia diduga telah melakukan persekongkolan dengan kelompok tani untuk menyalurkan bantuan itik petelur kepada kelompok tani Sungai Suguh.
Hingga berita ini diterbitkan, belum Ada keterangan resmi dari pejabat terkait dalam memberikan informasi yang jelas, Karena saat dikonfirmasi wartawan yang bersangkutan terkesan mengelak. (fdr)