Bukittinggi, rakyatsumbar.id—Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi resmi menjadi Rumah Sakit Kelas A atau Tipe A. Peresmian dilakukan Gubernur Sumbar Mahyeldi, di halaman rumah sakit tersebut, Rabu (25/06/2025).
Penetapan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi sebagai rumah sakit Kelas A oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, merupakan status tertinggi dalam sistem klasifikasi rumah sakit nasional.
Hal ini menandai peningkatan signifikan dari kapasitas dan kualitas layanan RSAM, dalam bidang pelayanan medis, pendidikan, dan riset kesehatan.
Peresmian status Kelas A RSAM Bukittinggi dihadiri Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias, Bupati Agam Benny Warlis, Anggota DPRD Sumbar Yesi Endriani Ramlan, Kepala Cabang Bank Nagari Bukittinggi Henry Suhairi serta jajaran kepala OPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumbar dan Kota Bukittinggi.
Kenaikan status tersebut didasarkan pada Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Nomor: 20042200210390003, yang telah ditetapkan sejak 19 Juni 2025.
Direktur RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi drg.Busril, MPH menceritakan RSAM Bukittinggi sudah 42 tahun menjadi kelas B atau Tipe 8. Rumah Sakit Achmad Mochtar berdiri tahun 1908. Tahun 1979, RSAM menjadi Tipe C dan bernama RSUD Bukittinggi. Kem,idian, tahun 1983, RSAM menjadi tipe B.
“Jadi, RSAM Bukittinggi sudah 42 tahun menjadi Tipe B. Alhamdulillah,hari ini RSAM Bukittinggi menjadi kelas A atau tipe A. Pencapaian ini merupakan hasil kerja keras seluruh elemen RSAM, serta dukungan dari berbagai pihak yang tidak henti-hentinya memberikan kontribusi,” terang Busril.
Sejak tahun 2019, RSAM Bukittinggi telah menyandang status sebagai rumah sakit Tipe B Satelit Pendidikan. Sebelumnya, RSAM bahkan pernah berada pada status Tipe C, sebelum akhirnya bertahan sebagai rumah sakit Tipe B selama kurang lebih 42 tahun.
Kini, RSAM resmi ditetapkan sebagai rumah sakit Kelas A. Penetapan ini diberikan setelah RSAM dinilai telah memenuhi seluruh persyaratan administratif dan teknis yang ditetapkan, mulai dari kelengkapan infrastruktur, kualitas pelayanan medis, hingga kompetensi sumber daya manusia.
Status Tipe A ini berlaku untuk periode 2025 hingga 2030 mendatang.
“Yang menjadi poin utama atau poin penting dari RSAM Bukittinggi menjadi kelas A adalah standarisasi alat, sarana prasarana dan Sumber Daya Manusia. RSAM Bukittinggi memiliki layanan unit Hemodialisa atau cuci darah, untuk melayani pasien gagal ginjal kronis yang memerlukan terapi cuci darah secara berkala,”tambah Busril didampingi Wadir Pelayanan dr. Vera Maya Sari dan sejumlah Wadir lainnya.
Lalu, kita memiliki layanan Radioterapi untuk penanganan kanker. Layanan ini ditarget melayani 80 pasien sehari. Sekarang, sudah bisa melayani 60 pasien sehari. Pasien yang dilayani seperti kanker paru, kanker payudara dan sebagainya. Kita juga punya dokter spesialis dan dokter sub spesialis.
Busril berharap kualitas layanan dan fasilitas di RSAM dapat terus ditingkatkan, hingga mampu bertransformasi menjadi rumah sakit bertaraf internasional.
“Mari kita jadikan pencapaian ini sebagai semangat baru untuk tumbuh, melayani dengan hati dan menghadirkan harapan bagi setiap pasien yang datang. Kami akan membangun sistem manajemen rumah sakit yang transparan dan efisien, memperkuat sumber daya manusia, melengkapi fasilitas medis serta menstandarisasi ruang-ruang perawatan agar sesuai dengan standar nasional maupun internasional,” pungkas Busril. .
Sementara itu, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi turut memberikan apresiasi tinggi atas percepatan pencapaian status Kelas A RSAM Bukittinggi, yang menurut rencana awal ditargetkan tercapai tahun 2026.
“Saya sangat mengapresiasi kinerja Direktur RSAM, seluruh tenaga medis, dan staf operasional. Capaian ini menunjukkan keseriusan dan kerja keras yang luar biasa. Harapan saya, seluruh rumah sakit di Sumatera Barat bisa meniru komitmen ini untuk memberikan layanan terbaik kepada masyarakat,” ujar Mahyeldi.
Ia juga menegaskan pentingnya integritas dan tanggung jawab dalam pelayanan kesehatan, termasuk menjaga agar satu dokter fokus melayani di satu fasilitas untuk menjamin mutu dan ketersediaan layanan.
“Pelayanan prima dan keramahan harus menjadi wajah rumah sakit kita. Jangan sampai ada keluhan pasien yang merasa tidak terlayani. Kita harus buat masyarakat percaya bahwa rumah sakit di sini bisa memberikan yang terbaik, sehingga tidak perlu lagi berobat ke luar negeri,” tegas Mahyeldi.
Pemerintah Provinsi, lanjut Mahyeldi, juga mendorong keterlibatan program bantuan seperti BAZNAS atau CSR perusahaan untuk mendukung pelayanan bagi pasien kurang mampu, agar prinsip keadilan dan kemanusiaan tetap terjaga di setiap pelayanan kesehatan.
Dalam kesempatan itu, juga diserahkan bantuan CSR Bank Nagari yang diterima Direktur RSUD Dr. Achmad Mochtar. Busril mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Bank Nagari, atas diiberikannya mobil baru ke RSAM Bukittinggi. (EDW/RN)