Puluhan Siswa di Agam Keracunan Makanan MBG

Sekretaris Daerah Agam, Dr. Mhd Lutfi saat mengunjungi korban keracunan makanan di RSUD Lubukbasung, Rabu (01/10/2025).
Sekretaris Daerah Agam, Dr. Mhd Lutfi saat mengunjungi korban keracunan makanan di RSUD Lubukbasung, Rabu (01/10/2025).

Agam, rakyatsumbar.id–Puluhan pelajar tingkat TK dan SD, satu orang guru dan satu orang lansia, dilarikan ke rumah sakit akibat keracunan. Diduga, penyebab keracunan dari menu makanan bergizi gratis salah satu penyedia MBG yang berada di Nagari Kampuang Tangah, Kecamatan Lubukbasung, kabupaten Agam.

Tercatat, sebanyak 34 orang yang mendapat perawatan di tiga lokasi, masing-masing 20 orang di Puskesmas Manggopoh, 9 RSUD Lubukbasung dan 5 orang di RSIA Rizky Bunda. Diprediksi, jumlah korban terdampak keracunan berpotensi bertambah, mengingat jumlah penerima manfaat yang dilayani mencapai lebih 3.564 orang di 57 sekolah di radius pelayanan SPPG Kampuang Tangah.

Dapur MBG Kampung Tangah sendiri, melayani 57 sekolah, yang terdiri dari 3.654 siswa di Kecamatan Lubukbasung.

Sekretaris Daerah Kabupaten Agam, Dr. Mhd Lutfi yang datang langsung ke RSUD Lubukbasung bersama Kepala Dinas Kesehatan, dr. H. Hendri Rusdian mengatakan, dari hasil infestigasi awal, diduga para korban keracunan akibat memakan menu yang di siapkan oleh dapur MBG di Kampuang Tangah, Kecamatan Lubukbasung.

“Hasil investigasi awal, diduga akibat keracunan dari menu MBG. Pada hari ini, menu yang disiapkan dapur tersebut adalah nasi goreng. Apalagi, ada orangtua dari salah seorang guru yang makan nasi goreng tersebut juga keracunan dan dilarikan ke RSUD Lubukbasuing, para korban yang berasal dari 5 sekolah, adalah sekolah yang berada di wilayah kerja dapur MBG tersebut,” ujar Lutfi.

Ditambahkan Lutfi, Pemerintah Kabupaten Agam akan melokalisir agar kasus ini tidak menyebar dan akan dilakukan uji sampel makanan tersebut.

“Kita akan turun ke lapangan untuk memastikan. Mudah – mudahan korban tidak bertambah,” ujar Lutfi.

Pen, menantu dari salah seorang korban mengatakan bahwa mertuanya (Jainar-red), turut mengalami keracunan karena memakan nasi goreng yang dibawa oleh istrinya pulang kerumah.

“Istri saya guru di SD 56 Sikabu. Tadi siang, dia membawa satu kotak nasi goreng pulang dan dimakan oleh mertua saya. Akhirnya turut menjadi korban,” ujar Pen.

Kasus Keracunan akibat MBG, merupakan kasus pertama terjadi di Kabupaten Agam. Untuk Lubukbasung, terdapat dua dapur MBG, yaitu di Kampuang Tangan dan di Siguhuang, Nagari Lubukbasung.

SPPG Tidak Mematuhi SOP

 Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan total korban keracunan akibat mengkonsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG) sejak diluncurkan pada Januari 2025 mencapai 6.517 orang.

Hal tersebut disampaikan Dadan dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Rabu (01/10/2025).

Ia mengatakan kasus keracunan paling banyak terjadi di Pulau Jawa dengan total 45 kasus.

“Sebaran kasus terjadinya gangguan pencernaan atau kasus di SPPG terlihat dari 6 Januari sampai 31 Juli itu tercatat ada kurang lebih 24 kasus kejadian. Sementara dari 1 Agustus sampai malam tadi itu ada 51 kasus kejadian,” jelasnya.

Dadan menjelaskan dari total 75 kasus keracunan itu korbannya mencapai 6.517 orang yang tersebar di masing-masing wilayah.

Rinciannya 1.307 korban di wilayah I atau Pulau Sumatera. Kemudian 4.207 korban untuk wilayah pemantauan II atau Pulau Jawa dan 1.003 korban untuk wilayah pemantauan III atau Indonesia bagian timur.

Dalam kesempatan yang sama, Dadan juga mengungkapkan, maraknya kasus siswa keracunan usai mengkonsumsi MGB dalam dua bulan terakhir karena SPPG tidak mematuhi SOP yang ada.

Ia lantas mencontohkan dalam beberapa kasus keracunan MBG ditemukan pihak SPPG membeli bahan baku sejak H-4 pengolahan. Padahal, kata dia, aturan yang ditetapkan mewajibkan membeli bahan baku pada H-2.

Selain itu, Dadan menyebut dari hasil investigasi di Bandung, Jawa Barat, ditemukan juga proses memasak hingga pengiriman yang melewati ketentuan hingga lebih dari 6 jam.

“Optimalnya di 4 jam. Seperti di Bandung itu ada yang memasak dari jam 9 dan kemudian di delivery-nya ada yang sampai jam 12, ada yang jam 12 lebih,” ujarnya.

Sementara itu Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat sebanyak 8.649 anak menjadi korban keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG), sebuah program andalan Presiden RI Prabowo Subianto. Data tersebut per 27 September 2025.

“Berdasarkan pemantauan JPPI, korban keracunan MBG sudah mencapai 8.649 anak. Berarti, terjadi lonjakan jumlah korban keracunan sebanyak 3.289 anak dalam dua pekan terakhir,” ujar Koordinator Nasional JPPI Ubaid Matraji dalam keterangan tertulisnya.

Pada bulan September ini, jumlah korban keracunan per minggunya selalu mengalami peningkatan. Penambahan jumlah korban terbanyak terjadi pada satu pekan lalu (22-27 September 2025) dengan korban mencapai 2.197 anak.   (rom/red/jpnn)