Puluhan Hektare Lahan Pertanian Dibiarkan Terlantar
Padangpariaman, rakyatsumbar.id—Warga Nagari III Kampuang Pinang, Batu Basa Nagati III Koto Aur Malintang, saat ini sangat berharap agar pihak terkait di lingkungan Pemkab Padangpariaman bisa sesegeranya membenahi saluran irigasi Durian Randah dan Saluran Irigasi Tembok yang ada di daeerah itu.
Pasalnya, akibat rusaknya saluran irigasi yang dipicu hujan lebat yag terjadi pada tahun 2022 lalu, hingga saat ini irigasi tersebut tidak lagi bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
“Akibatnya saat ini banyak lahan pertanian milik warga di kawasan yang dibiarkan terlantar, bahkan jumlahnya mencapai puluhan hectare. Padahal sebelumnya lahan pertanian yang ada di situ merupakan lahan pertyanian produktif,” terang Ketua Kelompok Tani Banda Kasiak, Syafruddin, kepada koran ini kemarin di pelataran Kantor PU Pemkab Padangpariaman.
Syafruddin yang tak lain juga adalah salah seorang wartawan senior itu menyebutkan, kerusakan aliran irigasi Banda Kasiak dimaksud terjadi sekitar dua tahun yang lalu, dan hingga saat ini kondisinuya masih belum kunjung diperbaiki.
“Akibatnya tentu saja saat ini banyak lahan pertanian warga yang dibiarkan terlantar, atau ada diantaranya yang terpaksa dialihfungsikan menjadi pengembangan budi daya tanaman holtikultura, namun kebanyakan diantaranya hanya dibiarkan terlantar oleh pemiliknya,” terang Syafruddin.
“Karena kehadiran Aliran Irigasi Banda Kasiak itu selama ini sangat fatal artinya dalam mengairi lahan pertanian masyarakat di daerah kami. Apalagi luas hamparan yang diairinya irigasi Durian Randah itu luasnya mencapai 42 hektare lebih, begitu pula irigasi Tembok yang mengairi sekitar 49 hektare lahan pertanian warga,” terangnya.
Dengan alasan itulah pihaknya berharap kiranya kondisi itu bisa mendapatkan perhatian serius dari pihak terkait di lingkungan Pemkab Padangpariaman, sehingga keberadaan irigasi Banda DuKasiak bisa Kembali berfungsi sebagaimana harusnya.
Menurutnya, kerusakan aliran irigasi di Nagari III Koto Aur Malintang yang terjadi akibat hujan lebat yang mengguyur daerah itu, tidak hanya merusak aliran irigasi Durian Randah dan DI Tembok saja, namun juga sempat merusak beberapa saluran irigasi lainnya, termasuk sempat merusak beberapa saluran irigasi lainnya.
“Namun beberapa diantaranya telah berhasil diperbaiki masyarakat secara swadaya, meski kondisinya belum sempurna sepenuhnya,” terangnya.
Menurutnya, diantara irigasi yang rusak tersebut dua diantaranya, yaitu aliran irigasi Banda Kasiak dan Irigasi Tembok merupakan yang terparah, sehingga membutuhkan penanganan segera oleh pihak terkait.
“Makanya kita berharap kondisi ini hendaknya bisa menjadi perhatian serius oleh pihak terkait di lingkungan Pemkab Padangpariaman, apalagi masyarakat sudah lama menunggu lebih dari dua tahun lamanya. Makanya masyarakat tentunya sangat berharap adanya kepastian dari pihak pemerintah,” terangnya.
Sebagai Ketua Kelompok Tani Syafruddin mengaku sudah puluhan kali dirinya bolak balik mengurus proposal ke dinas terkait di lingkungan Dinas PUPR Padangpariaman, namun demikian proposal tersebut masih belum kunjung terealisasi.
“Katanya sudah didisposisikan kepada bawahannya, namun kenyataannya saluran irigasi tersebut belum juga diperbaiki,” terangnya.
Untuk itulah pihaknya berharap agar dinas terkait bisa turun menunjau kerusakan saluran irigasi tersebut, sehingga dengan begitu lahan pertanian masyarakat bisa Kembali berfungsi sebagaimana diharapkan masyarakat.(ris)