Prodi Seni Tari ISI Padangpanjang Teliti Teknik dan Filosofi Langkah Ampek
Padangpanjang, rakyatsumbar.id—Program Studi (Prodi) Seni Tari ISI Padangpanjang melakuman Penelititian Teknik dan Filosofi Langkah Ampek di Sasaran Janguik Sati Nagari Batutaba Kabupaten Tanahdatar, yang dilaksanakan dari Juni hingga November 2024.
“Penelitian ini diketuai Wardi Metro dengan anggota peneliti, Yan Stevenson, Auliana Mukhti Maghfirah dan Eka Safitri Jamil,” tutur Ketua Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Wardi Metro, Selasa (05/11/2024).
Wardi Metro menjelaskan, penelitian ini menyoroti pentingnya seni bela diri tradisional Minangkabau. Hal ini dipahami dari perspektif filosofis dan teknikalnya.
“Langkah ampek, sebagai komponen penting dari silek di sasaran Junguik Sati merupakan representasi dari nilai-nilai budaya da kehidupan masyarakat Minangkabau,” paparnya.
Wardi menambahkan, secara teknis, langkah ampek terdiri dari empat langkah dasar yang mencakup gerakan ke empat arah utama, yang bertujuan untuk menyerang, bertahan, dan menjaga keseimbangan tubuh.
“Teknik ini mengajarkan para pesilat untuk selalu waspada dan adaptif terhadap setiap situasi, menekankan pentingnya keselarasan antara tubuh dan pikiran dalam setiap gerakan,” ucapnya.
Wardi Metro juga menambahkan, dalam konteks budaya Minangkabau, langkah ampek tidak hanya dipandang sebagai teknik bela diri, tetapi juga sebagai simbol dari cara hidup yang seimbang dan penuh kebijaksanaan.
“Oleh karena itu, mempelajari dan melestarikan silek Junguik Sati dengan fokus pada langkah ampek sasaran memiliki peran penting dalam menjaga identitas budaya dan nilai- nilai tradisional Minangkabau di tengah arus modernisasi,” jelasnya.
Anggota peneliti Auliana Mukhti Maghfirah mengatakan, Melihat dari sudut pandang filosofi, langkah ampek sasaran mencerminkan konsep kearifan lokal Minangkabau yang melibatkan hubungan harmonis antara manusia dengan alam, serta pentingnya kebijaksanaan dalam menghadapi tantangan hidup.
“Filosofi ini tercermin dalam sikap rendah hati, kehati-hatian dan sikap saling menghormati yang menjadi inti dari ajaran Silek,” paparnya.
Yan Stevenson menambahkan, penelitian ini mengungkapkan, Silek lebih dari sekedar seni bela diri dimana dapat mencerminkan budaya dan filosofi hidup yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
“Untuk itu, pelestarian silek Junguik Sati dan pengajaran langkah ampek sasaran harus terus dilakukan agar nilai-nilai luhur ini tetap hidup dan relevan dalam masyarakat Minangkabau masa kini dan masa depan,” tuturnya.
Pimpinan Sasaran Junguik Sati Janewar mengatakan, secara prinsip silek langkah ampek khususnya di sasaran Junguik Sati berpegang pada filosofi alam takambang manjadi guru. Gerakan silat berkembang pesat, menghasilkan seni baru di Minangkabau.
“Sehingga orang Minangkabau memperoleh pengetahuan dari alam dan ini ditunjukkan oleh berbagai aliran di Minangkabau yang tersebar secara luas dengan mengambil inspirasi dari alam dan hewan,” ucap Guru Silat itu. (ned)