Polri Peduli Kesehatan Wartawan, Polda Sumbar Fasilitasi Rapid Tes di RS Bhayangkara
Padang, Rakyat Sumbar — Puluhan wartawan di Sumbar mengikuti tes cepat atau rapid test, di Rumah Sakit Bhayangkara, Padang, Jumat (30/10) siang. Tes cepat yang difasilitasi Polda Sumbar ini bentuk perhatian Polri terhadap jurnalis, serta upaya mencegah penularan Covid-19.
“Ada sekitar 23 wartawan yang ikut rapid test, dan hasilnya negatif atau nonreaktif, dinyatakan sehat. Tes ini sebagai upaya penularan Covid-19,” kata Kabid Humas Polda Sumbar, Kombespol Satake Bayu, usai mendampingi puluhan wartawan mengikuti rapid test.
Ia melanjutkan, perlu kewaspadaan saat melaksanakan tugas jurnalistik terutama di saat pandemi Covid-19 mewabah, apalagi wartawan lebih sering berhubungan dengan banyak orang.
“Profesi wartawan sangat rentan dengan pandemi, sehingga layak mendapat perhatian dalam melakukan aktifitas profesinya, dengan rapid test ini,” ujar Satake Bayu, menyampaikan rapid test menerapkan protokol kesehatan.
Masih kata Satake, wartawan merupakan ujung tombak informasi, sekaligus mitra Polri, terutama terkait kewaspadaan di masa Covid-19 serta menjaga situasi Kamtibmas.
“Sangat perlu bagi Polri untuk terus menjaga komunikasi kemitraan dengan awak wartawan, terutama dalam menyampaikan informasi kewaspadaan Kamtibmas dan Covid-19, untuk kepentingan masyarakat,” ucapnya.
Ia menyampaikan, media mainstream yang terpercaya memang menyampaikan informasi secara objektif dan kolektif, berbeda dengan informasi di media sosial (Medsos).
“Media massa menyampaikan informasi itu dengan aturan, sehingga objektif dan selektif dan bisa dipertanggung jawabkan, tidak sama dengan Medsos yang informasinya belum tentu dapat dipertanggung jawabkan,” ungkap Satake Bayu.
Sementara itu, Wakil Ketua Informasi Publik Provinsi Sumbar, Adrian Tuswandi, mengatakan, wartawan merupakan corong keterbukaan informasi publik, sehingga masyarakat dapat mengetahui mana hak mereka untuk tahu, dan mana informasi dikecualikan.
“Apa yang dikatakan Kombes Satake Bayu benar, wartawan merupakan corong keterbukaan, mitra yang perlu dijaga, sehingga bisa memberi informasi akurat pada masyarakat,” tegas Adrian Tuswandi alias Toaik.
Toaik menyatakan, tanpa adanya berita yang baik dan benar, maka informasi akan simpang siur, sehingga bisa mengakibatkan masyarakat panik, yang berpotensi menimbulkan kekacauan dimana-mana.
“Wartawan perlu difasilitasi dalam mendapatkan informasi dan dalam memeriksa kesehatannya, agar wartawan tetap dapat melakukan aktifitasnya dalam memberikan informasi,” pungkas Adrian. (byr)