PLN dan SIG Kolaborasi Turunkan Emisi Karbon
Direktur Utama PT PLN, Darmawan Prasodjo (kanan) dan Direktur Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG), Donny Arsal (kiri) penandatanganan nota kesepahaman pengembangan energi, di Jakarta pada Senin (18/9).
Padang, rakyatsumbar.id – PT PLN (Persero) dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) sepakat berkolaborasi mendorong penggunaan listrik berbasis Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di area operasi SIG. Kolaborasi kedua BUMN ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman, di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Senin (18/9).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, mengatakan, komitmen PLN untuk berkolaborasi dengan SIG dalam hal penurunan emisi karbon dan pengembangan EBT dalam skala besar. Kolaborasi tersebut berpadu dalam menciptakan ketersediaan energi ramah lingkungan bagi industri di tanah air.
“Saya mengapresiasi upaya Pak Donny Arsal dan tim SIG. Ini hanyalah langkah awal. Semoga sesudah tanda tangan MoU ini segera bisa kita mulai, dalam waktu 1 atau 2 bulan ini,” kata Darmawan Prasodjo.
Direktur Utama SIG, Donny Arsal mengapresiasi terlaksananya MoU di antara kedua BUMN untuk menghadirkan energi bersih demi memenuhi kebutuhan SIG sebagai penyedia solusi bahan bangunan berkelanjutan yang terbesar di Indonesia.
“Kerja sama antara SIG dan PLN diharapkan meningkatkan porsi penggunaan EBT dan mendukung tercapainya target Perusahaan dalam menurunkan intensitas emisi CO2 Scope 2 sebesar 24 persen di 2030 dari baseline 2019 seperti tertuang dalam Sustainability Road Map SIG,” ujar Donny Arsal.
PLN siap memfasilitasi SIG menghadirkan industri hijau melalui sumber EBT dalam operasinya untuk memenuhi kebutuhan listrik di pabrik SIG dengan konsep keberlanjutan.
“PLN memfasilitasi SIG untuk go green agar ke depan porsi listrik SIG dari sumber yang ramah lingkungan dapatm terus meningkat,” ujar Darmawan Prasodjo.
Menurut Donny Arsal, PLN memiliki sumber daya yang kuat dalam investasi dan pengoperasian pembangkit listrik berbasis EBT. Di sisi lain, SIG merupakan pengguna listrik berskala besar, dengan tingkat penggunaan energi listrik sekitar 2,9 terawatt hour (TWh) per tahun atau senilai Rp2,9 triliun/tahun untuk proses produksi semen.
“Mudah-mudahan kerja sama ini bisa segera memberikan kontribusi positif untuk pengurangan emisi dan efek rumah kaca, serta memberikan support bagi program transisi energi Pemerintah,” kata Donny Arsal. (edg)