Padang, rakyatsumbar.id– Pasca bencana Hidrometeorologi beberapa waktu lalu, sejumlah Intake milik Perumda Air Minum Kota Padang mengalami kerusakan.
Untuk melihat langsung kondisi terkini, sejumlah awak media bersama Direktur Perumda Air Minum Kota Padang Hendra Pebrizal dan jajaran ikut menyusuri ke lokasi Intake yang mengalami kerusakan, Sabtu (6/11/2015).
Salah satu Intake yang mengalami kerusakan parah adalah intake Palukahan Gadang di Kecamatan Koto Tangah, alat berat terus dikebut untuk menggali saluran air yang tertimbun material longsor.
“Kita tidak menyangka banjir bandang yang terjadi merusakan Intake Palukahan yang mulai dibangun sejak tahun 2015 dan ini tidak pernah terjadi sebesar ini banjir bandang,” ujar Direktur Perumda Air Minum Hendra Pebrizal kepada wartawan.
Dikatakannya, perbaikan intake yang mengalami kerusakan parah butuh waktu agar dapat dipakai secara darurat butuh waktu 1 sampai 2 bulan. Kemudian jika perbaikan secara permainan membutuhkan waktu yang lebih lama.
“Kita sudah diskusi dengan BWS, akan dibuat baru dan dipindahkan jalurnya. Air cukup tinggi dari atas sampai rumah jaga pun ikut hancur,” ujarnya.
Ia mengatakan, untuk membangun ulang, pihaknya sudah berkomitmen dengan Balai Wilayah Sumatera V yang dimulai dari bangunan intake, saluran air atau kanalnya dan juga perpipaan lebih kurang membutuhkan anggaran 25 miliar khusus untuk IPA Palukahan glGadang.
“Total semua kerugian infrastruktur yang rusak milik Perumda Air Minum Kota Padang sebesar Rp45 miliar dan itu barus estimasi dan kemungkinan akan bertambah dengan kondisi saat ini,” ujarnya.
Selain Intake Palukahan Gadang, awak media juga diajak Direktur Perumda Air Minum Kota Padang untuk melihat Intake Taban yang juga rusak terkena terjangan banjir bandang. Aliran air sungai menuju kanal Intake Taban juga tersumbat oleh longsoran batu batu besar dan pohon pohon kayu yang hanyut dibawa derasnya arus sungai.
Melihat parahnya kerusakan infrastruktur intake milik Perumda Air Minum Kota Padang, anggota DPRD RI Zigo Rolanda bergerak cepat turun tangan rapat dengan BWS untuk mendatangkan alat berat dan dengan BPBPK Cipta Karya berkoordinasi untuk mendatangkan pipa – pipa yang akan digunakan untuk perbaikan pipa yang rusak.
“Intake Palukahan ini kajian dari BWS diasumsikan 80 persen rusak, beberapa waktu lalu kami sudah meninjau kerusakan IPA yang berkapasitas 300 liter per detik. Kita lihat pipa dari intake ini ke instalasi pengolahan sudah hancur semua, lebih kurang 800 meter,” ujarnya.
Zigo menyebut, tindak lanjut dari peninjauan pertama di hari Selasa (2/11/2025) alat berat sudah langsung dikirimkan dan bekerja untuk membersihkan material lumpur di dalam kanal intake.
Menurutnya, saat peninjauan pertama dilakukan rapat mendadak di lokasi intake diasumsikan untuk memperbaiki secara darurat butuh waktu satu sampai dua bulan.

“Karena tidak ada pipa maka diasumsikan perbaikan butuh waktu satu sampai dua bulan, sepulang dari sini kami langsung rapat dengan BPBPK Cipta Karya. Kita dapat bantuan lebih kurang 260 batang pipa dengan diameter 250 milimeter. Bantuan itu sudah berangkat dan diperkirakan jika jalan lancar hari Kamis (11/11/2025) sudah datang dan diperkirakan satu minggu sudah terpasang,” ujarnya.

Menurutnya, jika pipa sudah terpasang yang terpenting kualitas air, hingga kini kualitas air masih bercampur dengan material lumpur. Dari 100 persen air masuk ke IPA sekitar 60 persen yang bisa menjadi air yang mengaliri ke sambungan rumah, 40 persen manjadi limbah.
“ini yang membuat aliran air ke warga tidak mencukupi, kita minta masyarakat untuk bergantian dan memakai air secukupnya, kami memahami betul sudah satu minggu air tidak mengaliri ke rumah warga,” ujarnya
Zigo mengapresiasi Pemko Padang, Perumda Air Kota Padang dan Pemprov Sumbar yang sigap menghadapi persoalan dengan langsung mengirimkan alat berat untuk mengatasinya.
Zigo mengatakan, untuk mengatasi persoalan air bersih untuk warga, ia telah berkoordinasi dengan balai BPBPK dengan menyediakan 58 hidran umum yang tersebar di seluruh Kota Padang.
Suplai air juga dibantu dengan 9 mobil tangki serta bantuan 2 unit dari Pekanbaru, Jambi 4 unit, dengan total 6 tambahan unit mobil tangki.
“Itu semua sudah jalan, kalau untuk air minum dari 58 hidran ditambah 14 tangki bisa memenuhi kebutuhan air minum warga,” ujarnya. (*)





