Pentingnya Ilmu Parenting Pranikah
Ilustrasi parenting.
Oleh: Annisa Rahma
Pernikahan adalah bentuk nyata dari cinta yang sesungguhnya. Salah satu tujuan dari menikah adalah melanjutkan keturunan.
Memiliki anak merupakan impian setiap pasangan menikah. Untuk menjadi orang tua mestinya telah memiliki ilmu-ilmu terkait parenting.
Parenting adalah ilmu tentang cara mendidik anak. Sebagai orang tua tentu kita menginginkan hal yang terbaik untuk anak kita.
Untuk mendapatkan yang terbaik tentu perlu adanya usaha yang dibarengi dengan doa.
Salah satu bentuk usaha yang dilakukan orang tua adalah mempelajari ilmu-ilmu parenting agar dapat mengarahkan, mendidik, mengajari anak secara optimal.
Mengacu pada jurnal pendidikan parenting pranikah Khairunnisa peran penting orang tua dapat dilihat dari 4 sudut pandang yaitu normatif, yuridis, psikologis dan sosiologis.
Secara psikologis dikatakan bahwa manusia adalah makhluk psycho-physics neutral yang berarti makhluk yang memiliki kemandirian jasmaniah dan rohaniah.
Kemandirian berpotensi yang dapat tumbuh dan berkembang dipengaruhi oleh lingkungan yang mendidiknya.
Oleh karena itu peran orang tua sangat besar dalam mengembangkan potensi anak terutama dalam masa-masa perkembangannya.
Mendidik dan mengasuh anak bukan hanya tugas istri semata tetapi diperlukan juga peran seorang ayah untuk membimbing dan mendidik anak.
Oleh karena itu, ilmu parenting ini sangat dibutuhkan oleh calon pasangan baru yang akan menikah untuk meminimalisir terjadinya kesalahan dan ketidaktahuan. Terutama dalam mendidik anak agar menciptakan generasi bangsa yang berkarakter dan memiliki kepribadian yang baik.
Tips Parenting:
Beberapa tips dalam ilmu parenting yang dapat dilakukan dalam mendidik anak, sebagai berikut:
Orang tua harus memiliki satu tujuan dalam mendidik anak
Adanya perbedaan dalam mendidik anak tentu akan menimbulkan konflik dalam pernikahan.
Contohnya, misalnya anak melakukan kesalahan maka harus ada kekompakan dalam memberikan arahan yang benar untuk memperbaiki kesalahan anak, agar anak paham bagaimana cara menghadapi permasalahan.
Sehingga anak belajar tentang problem solving yang baik untuk tumbuh kembang anak dalam menghadapi kehidupan selanjutnya.
Keinginan orang tua, bukan keinginan anak sendiri
Adanya pemikiran bahwa anak adalah amanah oleh tuhan kepada para orang tua yang lahir dari kesepakatan dan keinginan dari kedua pasangan orang tua.
Ini membuat kita sadar bahwa anak tidak akan menjadi beban untuk orang tuanya.
Semua yang kita lakukan sebagai orang tua akan memberikan kenikmatan dan rasa syukur atas rahmat anak-anak yang dititipkan kepada orang tua
Sesuaikan cara mendidik anak dengan zamannya
Perbedaan zaman tentu akan berbeda pula pola dan tingkah laku individu, termasuk dengan anak.
Pada anak tahun 90-an tidak mengenal teknologi internet dan gadget tentu akan berbeda cara menghadapi anak yang lahir pada tahun 2010 ke atas.
Memposisikan diri sebagai panutan anak.
Harusnya orang tua menjadi contoh nyata anak dalam bersikap dan bertingkah laku yang membentuk kepribadian.
Jika kita memberikan sikap contoh yang baik, maka anak akan mendapatkan pelajaran dari apa yang mereka lihat, begitu juga sebaliknya.
Selalu berkeinginan untuk belajar
Hal ini sekaitan dengan upaya memperbaiki diri sebagai orang tua
Setiap manusia tidaklah ada kesempurnaan.
Maka dari itu, untuk menjadi orang tua tentu harus memiliki minat untuk terus belajar dalam memperbaiki diri dan instropeksi diri dalam mendidik anak.
Kesalahan dalam mendidik anak akan terjadi pada setiap orang tua. Namun, bagaimana cara menghadapi keadaan tersebut tentu memiliki berbagai ilmu dan pengetahuan yang harus terus dijalani sepanjang menjadi orang tua.
Lantaran belajar tidak pernah ada kata hentinya.
Persiapan yang matang sedini mungkin tentu akan memberikan hasil yang optimal.
Sehingga memberikan kita pelajaran dan tidak terjadi kepanikan dalam menghadapi hal tersebut kedepannya.
Karena pendidikan utama dan terbaik dari mendidik anak bersumber dari orang tuanya sendiri. (*)