PADANG  

Penjarahan Terjadi Karena Akumulasi Kesenjangan Sosial dan Ekonomi

Pengamat Sosial Endang Pribadi Menilai Penjarahan Terjadi Karena Akumulasi Kesenjangan Sosial dan Ekonomi

Padang – Rakyat Sumbar – Pada umumnya, penjarahan (Looting Behavior) kerap terjadi di lokasi bencana alam. Hampir semua orang orang yang terkena dampak bencana mengetahui jika peristiwa bencana alam berkaitan erat dengan perilaku penjarahan. Bencana alam dianggap menawarkan kesempatan maksimum untuk permukaan dari perilaku antisosial. Apalagi, kondisi korban yang sedang trauma dan lengah adalah sasaran empuk bagi penjarah dan tindak kriminal lainnya.

Di lihat dari sejarahnya, di Indonesia penjarahan berlangsung di rumah para simpatisan PKI di tahun 1965. Dengan memanfaatkan kekacauan politik, rakyat di siang bolong, menjarah rumah – rumah para simpatisan PKI tersebut.

Di tahun 1998, di Indonesia juga berlangsung penjarahan besar – besaran. Saat itu, terjadi penjarahan secara besar – besaran yang menyasar pusat – pusat perbelanjaan. Pemicunya berbagai faktor, seperti rasialis, krisis ekonomi, masalah korupsi, dan masalah pangan serta pengangguran massal.

Agustus 2025, penjarahan sepertinya terjadi kepada tokoh-tokoh politik yang di anggap tidak pro rakyat. Penjarahan seakan menjadi bentuk kondensasi kekecewaan rakyat terhadap tokoh politik tersebut.

Tak pelak, berdasarkan pemberitaan , segerombolan orang menjarah isi rumah dari anggota DPR RI Ahmad Sahroni, rumah Surya Utama alias Uya Kuya, rumah Eko Hendro Purnomo atau Eko Patrio. Selain itu, segerombolan orang tak di kenal juga melakukan penjarahan di rumah Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani yang berada di Jalan Mandar, Bintaro Sektor 3A, Tangerang Selatan, Provinsi Banten.

Penjarahan berlangsung sukses, tanpa ada pencegahan dan penangkapan oleh pihak – pihak berwajib. Mulusnya penjarahan yang terjadi, mengulik penulis untuk mengkaji sejarah penjarahan yang pernah terjadi di republik ini.

Penjarahan yang dilakukan kepada rumah – rumah pejabat ini, merupakan bentuk akumulasi kesenjangan sosial dan ekonomi yang terjadi di tengah masyarakat. Penjarahan yang dilakukan, merupakan simbol-simbol perlawanan yang umumnya dilakukan oleh kelompok atau perorangan. Menjarah menjadi bentuk perlawanan ketidaksetujuan kepada penguasa.

Berkaca dari sejarah dunia, saat Revolusi Perancis yang terjadi di tahun1789, rakyat Kota Paris yang kelaparan, melakukan penjarahan terhadap rumah – rumah kaum bangsawan.

Selain itu, Revolusi Rusia yang terjadi pada 1917 menyebabkan masyarakat miskin menjarah rumah – rumah para bangsawan.

Wakil Presiden ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK), menyatakan bahwa pernyataan anggota DPR RI yang asal bicara menjadi penyebab utama demo pecah sejak Senin (25/8/2025) hingga hari ini.

Melihat, aksi penjarahan yang terjadi saat ini, secara sosiologis terlihat jelas ketidakpuasan rakyat terhadap kebijakan pemerintah yang gagal memenuhi kebutuhan dasar.

Apalagi, adanya simbol – simbol kemewahan yang di pamerkan politisi seakan menyinggung masyarakat yang saat ini di dera kesenjangan ekonomi, dan gagal memenuhi kebutuhan – kebutuhan dasar.

Selain itu, penjarahan terjadi disebabkan oleh ketidaksetaraan, kegagalan institusi, yang mendorong perilaku kolektif dalam masyarakat untuk melakukan penjarahan.

Jelas sudah, penjarahan yang terjadi bukan sekadar tindakan kriminal individu, melainkan gejala masyarakat yang melibatkan interaksi sosial, struktur sosial, norma, dan faktor-faktor seperti kemiskinan, ketidakadilan, serta tekanan sosial.

Walau permintaan maaf, dengan intonasi penyesalan telah di sampaikan melalu video di media sosial, tidak menyurutkan kelompok masyarkat untuk tidak melakukan penjarahan. Semoga Indonesia lebih baik lagi. Semoga.

Penulis Endang Pribadi(*)