Pendidikan Vokasi Wajib Sinergi Dengan Industri
Dirjen Pendidikan Vokasi Sarankan PNP Fokus Soft Skill
Padang,rakyatsumbar.id— Pola-pola pembelajaran termasuk di perguruan tinggi vokasi harus berubah. Sebab, di dalam konteks link and match yang dibutuhkan industri bukan hard skill. Tetapi yang paling dibutuhkan adalah perkalian kompetensi, soft skill, dan hard skill.
Hal ini disampaikan Dirjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Wikan Sakarinto dalam orasi ilmiah yang disampaikan pada acara Dies Natalis ke-34 Politeknik Negeri Padang, di aula PKM PNP,Selasa (5/10).
Ia menyarankan PNP mengadopsi kurikulum yang salah satu fokusnya pada kemampuan soft skill. Sebab yang dibutuhkan industri adalah soft skill, seperti kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, problem solving, kemampuan berbahasa inggris, berpikir kreatif, serta literasi digital.
“Tapi yang jauh lebih bermanfaat di dunia kerja adalah karakter. Kalau diurutkan, kemampuan hard skill paling rendah, yang utama itu soft skill, lebih most variable adalah karakter karena kejujuran. Manusia yang jujur harus berkarakter dan berintegritas,” sebutnya.
Ia mengatakan, yang dibutuhkan di industri pada lulusan pendidikan vokasi adalah soft skill dan karakter bukan hard skill. Long lasting karena lebih forever. Ia meyakinkan, jika soft skill dan karakter ketika calon mahasiswa memilih Politeknik Negeri Padang dengan passion dan gairah. Kemampuan hard skill mereka akan tumbuh secara mandiri sepanjang massa.
“Jadi kalau empat tahun untuk Sarjana Terapan dan D-3 tiga tahun yang fokus pada hard skill di sini (PNP- red). Industri pasti akan kecewa, karena lulusannya tidak bisa komunikasi, serta persentasi,” ungkapnya.
Sementara itu Direktur PNP Surfa Yondri dalam sambutannya mengatakan kehadiran Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek pada Dies Natalis ke 34 PNP ini memberikan kontribusi positif terutama kepada semangat dan Mindset untuk pengembangan pendidikan vokasi ke depannya yang lebih baik.
“Pada Dies Natalis PNP ke-34 ini kita mengusung tema, kreatif inovatif dan produktif. Tema ini kita ambil sebagai tekad Politeknik Negeri Padang untuk terus meningkatkan kreativitas inovasi dan produktivitas dalam menghadapi ketatnya persaingan di era revolusi industri 4.0. Apa lagi pada hari ini kita lagi dilanda pandemi Covid-19 yang telah berlangsung hampir 2 tahun,” jelasnya.
Ia mengatakan ini mengharuskan kita untuk menyesuaikan dengan pola kehidupan baru atau new normal untuk terus tumbuh dan berkembang, PNP untuk selalu kreatif dan berinovasi, sehingga menghasilkan produk nyata yang bermanfaat untuk masyarakat.
“Hal ini sejalan dengan pesan Bapak Presiden Republik Indonesia, bahwa lulusan perguruan tinggi vokasi harus memiliki jiwa kompetitif baik regional dan global. Sumber daya yang kompetitif berarti kompetitif dalam hal karakter pekerja keras jujur dan sumber daya yang menguasai teknologi, yang mampu mengisi dan inovatif dan mampu membangun bisnis,” terangnya.
Ia mengungkapkan peralanan panjang Politeknik Negeri Padang dimulai pada tahun 1987 dengan nama Politeknik Engineering Universitas Andalas Padang. Kemudian menjadi perguruan tinggi Mandiri pada tahun 2013 dengan nama Politeknik Negeri Padang Sesuai dengan keputusan Menteri pendayagunaan aparatur negara dan Reformasi birokrasi Republik Indonesia pada tanggal 31 Desember 2013 tentang pendirian Politeknik Negeri Padang.
“Saat ini memasuki usia 34 tahun PNP telah dikenal dengan baik oleh masyarakat dan dunia industri, sehingga telah menjadi pilihan bagi masyarakat untuk melanjutkan pendidikan putra-putrinya. Pada tahun 2021 jumlah peminat PNP adalah 26.282 orang .Namun karena keterbatasan daya tampung mahasiswa baru kita terima banyak sebanyak 1.731 orang dengan keketatan rasio 1 banding 15,” bebernya.
Terkait jumlah mahasiswa saat ini, Surfa Yondri menyebutkan PNP memiliki mahasiswa berjumlah 5.053 orang yang mengikuti pendidikan pada 7 jurusan, 19 program Diploma 3, dan 11 program sarjama (D4) serta satu program magister.
“Pada tahun ini kita juga melakukan program sarjana terapan Bahasa Inggris dan satu lagi adalah Diploma 4 Destinasi Pariwisata dan 6 Program Diploma 3 pada program studi di luar kampus utama Politeknik Negeri Padang Yaitu di Kabupaten Tanahdatar di Kabupaten Solok Selatan dan di Kabupaten Pelalawan Riau,” jelasnya lagi.
Ia menyebutkan program studi yang dikelola PNP terdiri reguler dan program kerja sama dengan PT PLN persero PT Trakindo dengan pemerintah daerah, seperti Kota Pariaman, Kota Padangpanjang dan Kabupaten Mentawai.
“Untuk meningkatkan APK, PNP terus meningkatkan daya tampung melalui pembukaan program studi baru yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri dan peningkatan jenjang pendidikan dari D3 menuju D4,” tambahnya.
Ia menyampaikan, pengembangan program studi yang ada di Politeknik Negeri Padang sangat dimungkinkan, jika dikaitkan dengan kuantitas dan kualitas staf pengajar yang berjumlah sebanyak 297 orang, terdiri dari 33 orang S3 atau doktor, sedang melanjutkan S3 sebanyak 29 orang dan kualifikasi S2 sebanyak 263 orang. PNP juga terus mendorong kepada dosen untuk melanjutkan pendidikan.
“Politeknik Negeri Padang haruslah berbasis industri sehingga kita menyadari link and supermatch. Hampir semua prodi melakukan revisi kurikulum bersama industri dengan mempedomani program merdeka belajar dan kampus merdeka. Disamping kerjasama dengan industri, kami juga terus meningkatkan kualitas penjaminan mutu pendidikan melalui studi dan akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional maupun lembaga akreditasi mandiri,” bebernya.
Ia mengungkapkan di usianya yang memasuki usia 34 tahun PNP terus beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Sekarang tidak hanya transpormasi teknologi, pendidikan, tapi juga terjadi transpormasi Mindset.
“Jika sebelum pandemi sistem pembelajaran yang dilakukan kita mengetahui revoluasi industri 4.0, sekarang pendemi harus terjadi perubahan Mindset terhadap sistem pembelajaran yang kita lakukan, momen kita ke depan melakukan perubahan,” jelasnya.
Ia mengatakan, sekarang perlu lebih difokuskan kepada shoft skill dan pembinaan karakter, sebab kalau terlambat dalam membina shoft skill mahasiswa, maka update teknologi akan lama. Untuk itu pentinya dilakukan penguatan soft skill yang meliputi kejujuran, daya saing, motivasi, leadership, kerjasama dalam tim dan lain-lain.
“Kalau mahasiswa PNP sudah dioptimalkan soft skill dan dari hardskill dapat dikembangkan. Target kita seperti itu. (mul)