Padangpariaman akan Fokus Penurunan Angka Stunting

Bupati Padangpariaman John Kenedy Azis saat paparkan upaya penanganan stunting di Padangpariaman jadi fokus utama.

Padangpariaman, rakyatsumbar.id–Bupati Padangpariaman John Kenedy Azis (JKA), paparkan beberapa hal dan point penting terkait dengan upaya menurunkan angka stunting, mengeliminasi TB Paru, dan menangani penyakit tidak menular seperti jantung.

Hal itu disampaikan di hadapan ratusan mahasiswa Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Padang yang akan melakukan Praktek kerja lapangan (PKL) terpadu di Padangpariaman,

JKA saat itu didampingi Plt. Kepala Dinas Keseharan Dr. Efriyeni, beserta Jajaran, disambut oleh unsur dari Poltekes Kemenkes, Wadir 1 Dr.Gusnedi, S.TP, MPH dan Wadir 2 Dr.Irmawartini, S.Pd, MKM, dan jajaran serta seluruh mahasiwa PKL Terpadu.

Menurutnya, Pemerintah Pusat melalui visi dan misi Presiden, khususnya dalam Misi ASTA CITA dan program Quick Win, telah menetapkan prioritas nasional dalam penguatan pembangunan sumber daya manusia, terutama di bidang kesehatan.

“Salah satu fokus utamanya adalah menurunkan angka stunting, mengeliminasi TB Paru, dan menangani penyakit tidak menular seperti jantung,” ujar JKA saat menjadi narasumber di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Padang, Rabu (16/04/2025).

Di Padangpariaman lanjut JKA, pihaknya berkomitmen penuh untuk menurunkan prevalensi stunting. Upaya ini dilakukan melalui Pemberian PMT (Pemberian Makanan Tambahan) untuk ibu hamil dengan status Kurang Energi Kronis (KEK), Pemberian PMT, vitamin, dan susu F5 bagi anak stunting, dan Penanganan penyakit infeksi seperti TB Paru yang memperburuk kondisi anak.

Sementara untuk mengeliminasi TB Paru, Padangpariaman turut ambil bagian dalam upaya ini.

Adapun angkah yang telah diambil seperti melengkapi fasilitas pemeriksaan TB Paru, melatih tenaga kesehatan untuk penanganan yang lebih efektif, melibatkan berbagai sektor, termasuk swasta.

“Pada tahun 2024, kita berhasil mencatatkan capaian notifikasi kasus TB Paru di atas 100%, walaupun tingkat keberhasilan pengobatan masih perlu ditingkatkan, karena saat ini masih berada di angka 88%,” imbuhnya.

Terkait Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi dan beban pembiayaan kesehatan terbesar.

Namun, JKA melihat partisipasi masyarakat dalam skrining dan deteksi dini masih rendah.

“Oleh karena itu, kita dukung program-program Quick Win Presiden, melalui cek kesehatan gratis,” tuturnya. (ris)