Olahraga Sumbar Tak Butuh Politik Uang, Butuh Pemimpin Bersih dan Visioner

Prof. Dr. Syahrial Bakhtiar, akademisi olahraga senior yang kini memimpin Pengprov PELTI Sumbar; Sengaja Budi Syukur, Ketua PASI Sumbar yang dikenal vokal menjaga idealisme olahraga; dan Hamdanus, mantan Plt Ketua KONI Sumbar sekaligus kandidat Ketua KONI Sumbar periode 2025–2030.

PADANG,Rakyat Sumbar — Tiga tokoh sentral olahraga Sumatera Barat duduk semeja, berdiskusi mendalam dan penuh semangat soal masa depan olahraga Ranah Minang. Mereka adalah Prof. Dr. Syahrial Bakhtiar, akademisi olahraga senior yang kini memimpin Pengprov PELTI Sumbar; Sengaja Budi Syukur, Ketua PASI Sumbar yang dikenal vokal menjaga idealisme olahraga; dan Hamdanus, mantan Plt Ketua KONI Sumbar sekaligus kandidat Ketua KONI Sumbar periode 2025–2030.

Pertemuan ini bukan sekadar silaturahmi, tetapi menjadi forum moral yang membahas masa depan olahraga Sumatera Barat dengan segala tantangannya. Salah satu poin krusial yang mengemuka: penolakan tegas terhadap praktik politik uang dalam proses pemilihan Ketua KONI Sumbar mendatang.

Tolak Politik Uang, Jaga Marwah Olahraga

Sengaja Budi Syukur mengingatkan bahwa pemilihan Ketua KONI tidak boleh lagi dicederai praktik kotor seperti politik uang. “Olahraga itu tempat menjunjung nilai-nilai luhur. Kalau proses pemilihan saja sudah cacat moral, bagaimana kita bisa membangun prestasi?” ujar Budi Syukur.

Ia bahkan menyinggung kembali sejarah kelam dalam pemilihan KONI tahun 2008, di mana politik uang sempat merusak tatanan. “Jangan sampai terulang. Politik uang hanya akan menciptakan pemimpin yang sibuk ‘balas budi’, bukan membangun sistem,” tegasnya.

Budi juga menekankan pentingnya Ketua KONI yang mampu membangun relasi kuat dengan pemerintah dan legislatif. “Agar anggaran tak tersendat, dan atlet serta pelatih tidak dikorbankan karena urusan politik,” tambahnya.

Hamdanus: Siap Bertanding dengan Sportif

Menanggapi seruan tersebut, Hamdanus yang hadir dalam diskusi itu menyatakan komitmennya untuk menjaga sportivitas. Didampingi rekannya Anandya Dipo Pratama, ia menegaskan bahwa pencalonan dirinya akan dijalani tanpa politik uang dan intrik.

“Saya orang olahraga, dan saya tahu apa artinya sportif. Biarkan cabang olahraga memilih dengan nurani, tanpa tekanan dan transaksi. Ini soal amanah, bukan ambisi,” ungkap Hamdanus.

Ia juga menyebut bahwa membangun olahraga Sumbar harus dimulai dari proses pemilihan yang bersih dan adil. “Kalau niat kita benar dari awal, insya Allah hasilnya akan membawa berkah bagi seluruh insan olahraga di Sumbar,” ujarnya.

Prof. Syahrial: KONI Butuh Pemimpin yang Paham dan Punya Nurani

Sementara itu, Prof. Dr. Syahrial Bakhtiar menekankan pentingnya kepemimpinan KONI yang tak hanya paham seluk-beluk olahraga, tetapi juga memiliki integritas dan kapasitas manajerial.

“Pemimpin KONI harus punya visi jangka panjang. Bukan sekadar seremonial, tapi mampu membangun fondasi pembinaan atlet dari hulu ke hilir. Jangan sekadar pandai bicara, tapi miskin kerja nyata,” kata Prof. Syahrial, yang juga Ketua Umum ISORI Pusat.

Ia menyoroti bahwa olahraga Sumbar selama ini punya potensi besar, namun sering terhambat oleh lemahnya koordinasi, inkonsistensi program, dan minimnya evaluasi berbasis data. “Sudah saatnya KONI dikelola secara profesional dan akuntabel,” ujarnya.

Satu Tekad: Sumbar Butuh KONI Bersih

Pertemuan tiga tokoh ini menjadi isyarat kuat bahwa masa depan olahraga Sumbar harus dibangun dari kesadaran kolektif untuk menjaga integritas, mulai dari proses pemilihan hingga pelaksanaan program pembinaan.

“Sumbar tak butuh pemimpin olahraga yang lahir dari transaksi. Kita butuh pemimpin yang lahir dari kepercayaan, kerja nyata, dan komitmen jangka panjang,” tutup Prof. Syahrial.

Sumbar butuh KONI yang bersih. Bukan karena ambisi, tapi karena panggilan untuk mengabdi.(*)