rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Nyate Bareng Rupajang sebagai Bentuk Rasa Syukur dan Memupuk Persaudaraan sesama WBP

Nyate Bareng Rupajang sebagai Bentuk Rasa Syukur dan Memupuk Persaudaraan sesama WBP

Kepala Rupajang Rudi Kristiawan ikut menusuk daging yang akan dijadikan sate usai pemotongan hewan kurban di Rupajang

Setiap Hari Raya Idul Adha, selalu identik dengan melimpahnya stok daging yang berasal dari pembagian daging hewan kurban. Tetapi, di Rutan Kelas II B Padangpanjang, yang pertama kali melaksanakan pemotongan hewan kurban pada tahun 2021 ini, dagingnya dijadikan sate dan dinikmati untuk seluruh Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Kepala Rutan Kelas IIB Padangpanjang Rudi Kristiawan,A.Md,IP,SH,MM begitu sibuk mondar mandir, dari tungku hingga ke dapur. Pagi itu, Selasa (20/7), selesai melaksanakan Sholat Id dan menyembelih hewan kurban, Rudi Kristiawan bukan lagi memposisikan dirinya sebagai Karutan, tapi sudah menjadi koki, menyiapkan bumbu “Sate Blora”, seperti pekerjaan yang pernah dilakoninya dulu, menjual sate khas Blora dengan merek Sate Mbah Rudi LP.
“Dulu saya pernah jualan sate mas, selain juga penikmat sate. Kami memang sengaja menyiapkan sate khas Blora, selain proses pembakarannya mudah, juga bumbunya tidak sebanyak Sate Padang,” sebut Rudi, yang tengah asyik mengaduk-aduk bumbu dengan daging.
Dalam menyiapkan bumbu, Rudi memang tidak begitu kaku. Karena, dari semalam, aneka kebutuhan telah disiapkan terlebih dahulu, termasuk juga tempat pemanggangan dari bata Bata dengan panjang 30 meter.
“Kalau Sate khas Blora ini, bumbunya gampang. Terdiri dari Cabe, Kunyit, Asam, kecap serta minyak sayur, nanti setelah daging ditusuk-tusuk, bumbu kita olehkan sambil proses pemanggangan hingga dagingnya matang. Setelah itu, sate sudah bisa disantap,” ulasnya.
Ropik Afriadi, salah seorang petugas Rupajang yang ikut bersama WBP membakar sate, mengaku senang dengan terobosan yang dilakukan Karutan. Apalagi, selama bertugas di Rupajang, baru kali ini dilakukan pemotongan hewan kurban di lingkungan Rutan.
“Semangat itu tidak hanya terlihat dari pegawai dan keluarga Rutan. Tetapi juga dari WBP yang larut dalam kebersamaan menyiapkan bumbu dan fasilitas pembakaran daging sate, mereka terlihat riang, bercanda sambil tertawa, mungkin ini seraya mereka berada di rumah,” aku Ropik.
Hingga siang hari, dari 2.000 tusuk daging sate yang disiapkan, telah selesai proses pemangganggan. Sebagai tester, Rudi Kristiawan bersama sejumlah petugas, memeriksa hasil panggangan, sebelum dihidangkan untuk disantap bersama.
“Alhamdulilah, hasilnya cukup memuaskan. Mudah-mudahan WBP bisa menikmati hidangan sate ini,” pesan Rudi sebelum makan bersama.

Tradisi Baru

Usai Sholat Zuhur, Rudi Kristiawan mengumpulkan seluruh pegawai dan WBP di aula Rupajang, untuk makan bersama dan syukuran atas terlaksananya proses penyemblihan hewan kurban, berupa satu ekor sapi dan satu ekor kambing, yang berasal dari kurban Walikota Padangpanjang H. Fadly Amran,BBA Datuak Panduko Malano, Ketua DPRD Mardiansyah,A.Md, Ketua DWP Rutan Padagpanjang Ny. Aldizah Justia Rudi Kristiawan dan sisanya dari pegawai Rupajang dan keluarga WBP.
“Ada 7 kelompok yang melaksanakan kurban di Rupajang, tahun mendatang kita harapkan jumlahnya bisa terus bertambah. Sehingga tradisi berkurban di Rupajang bisa terus kita lanjutkan,” harap Rudi.
Rudi juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di Rupajang, termasuk penyemblihan hewan kurban dan Nyate Bareng Rupajang,yang pertama kali dilaksanakan dalam sejarah Rupajang di Kota Padangpanjang. (jon kenedi)

About Post Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *