Padang, Rakyat Sumbar — Rencana besar untuk menyatukan kembali kekuatan masyarakat Minangkabau dari ranah dan rantau perlahan mulai menampakkan wujudnya. Dukungan datang dari berbagai pihak, termasuk dari Gubernur Sumatera Barat, Buya Mahyeldi, yang menyambut baik dan mendukung penuh penyelenggaraan Silaturahmi dan Musyawarah Akbar Masyarakat Minang Ranah dan Rantau Berbasis Nagari.
Acara akbar ini dijadwalkan berlangsung pada 19–21 Desember 2025 di Padang, bertepatan dengan peringatan Hari Bela Negara. Dalam pertemuan dengan perwakilan panitia, Buya Mahyeldi menyampaikan bahwa kegiatan ini selaras dengan semangat membangun nagari dari akar budaya, kearifan lokal, dan partisipasi aktif para perantau.
“InsyaAllah, ini adalah agenda strategis yang bisa menyatukan semangat dan langkah kita. Saya mendukung penuh,” ujar Buya saat Firdaus HB dari Forum Minang Maimbau dan rombongan bersilaturahmi ke istana Gubernur Sumbar, kemarin (7/8/2025).
Sebelumnya, langkah awal telah diambil melalui rapat perdana Forum Minang Maimbau (FMM) pada 11 Juni 2025 di Jakarta, yang dipimpin oleh Audy Joinaldy, Wakil Gubernur Sumbar periode 2019–2024. Rapat yang digelar di kantor pribadi Audy di Bendungan Hilir ini dihadiri sejumlah tokoh Minang lintas profesi seperti Prof. Reni Mayerni (Deputi Strategi Lemhanas), Firdaus HB (Ketua OC), Fadli, Hadi Saputra, dan Feri Arlius, serta tim kesekretariatan dan Humas KMM Jaya.
Agenda ini bukan sekadar pertemuan seremonial. Forum ini dibentuk sebagai ruang musyawarah substantif antara para Wali Nagari, Ketua KAN, rektor perguruan tinggi, serta tokoh perantau dari berbagai penjuru dunia. Melalui tagline #SaatnyaNagariBicara, forum ini ingin memastikan bahwa suara masyarakat nagari benar-benar terdengar dan menjadi bagian dari arah pembangunan daerah dan nasional.
Sejumlah agenda strategis akan mewarnai pertemuan Desember nanti, termasuk:
Focus Group Discussion antar Rektor Perguruan Tinggi di Sumbar difasilitasi Lemhanas;
Presentasi lima nagari terbaik yang telah membangun masjid raya, pesantren modern, serta membuka potensi ekonomi lokal;
Paparan dari lima nagari dengan tantangan sosial, seperti narkoba, kemiskinan, dan krisis sistem mamak-kemenakan;
Kehadiran Presiden RI Prabowo Subianto yang direncanakan membuka acara secara resmi di Auditorium Universitas Andalas (Unand)—kampus yang secara historis memiliki ikatan kuat dengan ayah beliau, Prof. Soemitro Djojohadikusumo, pendiri dan dekan pertama Fakultas Ekonomi Unand.
Sebagai langkah persiapan menuju Musyawarah Akbar, Forum Minang Maimbau juga akan menyelenggarakan Diskusi Dua Mingguan mulai bulan Agustus 2025 ini, yang bertujuan menghidupkan ruang dialog dan membangun kesadaran kolektif antarnagari.
Panitia pun mengajak semua elemen masyarakat Minang untuk berpartisipasi aktif, terutama Wali Nagari, Ketua KAN, dan Ketua Organisasi Perantau tingkat Nagari se-Sumatera Barat. Tiga titik koordinasi utama pun telah disiapkan di Jakarta: kantor Uda Audy (Benhil), kantor Prof. Fasli di YARSI, dan kantor Prof. Reni di Lemhanas.
Dalam setiap rapat, satu pesan terus digaungkan:
“Sehebat apa pun Anda di rantau, tak berarti jika belum punya jejak di kampung masing-masing.”
Tagar #JejakDiKampung pun muncul sebagai seruan moral agar setiap perantau memberi kontribusi nyata kepada tanah kelahirannya.
Dengan dukungan Gubernur Sumbar dan semangat kolaboratif lintas generasi serta profesi, Forum Minang Maimbau kini melangkah semakin mantap. Agenda ini bukan sekadar pertemuan, melainkan panggilan pulang—untuk menyatukan gagasan, hati, dan aksi nyata membangun nagari dari akar.(*)