rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Model Latditie pada Mata Kuliah Pemangkasan Rambut

Model Latditie pada Mata Kuliah Pemangkasan Rambut

Dr (c) Vivi Efrianova bersama promotor dan penguji pada ujian tertutup disertasi di S3 Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Negeri Padang.

Oleh Dr (c) Vivi Efrianova

Pendidikan vokasional merupakan investasi masa depan, karena melalui skill-skill yang dipelajari mahasiswa dalam keseluruhan proses pendidikan vokasional dapat dimanfaatkan untuk memasuki dunia kerja.

Tentunya untuk mencapai lulusan yang berkompeten maka di dukung pula dengan proses pembelajaran yang relevan yang terjadi di lingkungan pendidikan vokasional.

Paradigma pembelajaran saat ini berkiblat pada pembelajaran Abad 21 yang sejalan dengan perkembangan Era Revolusi Industri 4.0.

Menurut Kurniawan (2019) untuk menghadapi tantangan revolusi industri 4.0, dan tuntutan untuk pembelajaran Abad 21 dengan menerapkan unsur kompetensi 4C diperlukannya pembelajaran yang tepat, salah satunya melalui model flipped Project Based Learning yang dalam hal ini dapat dilakukan secara blended learning.

Mahasiswa yang belajar dengan model flipped Project Based Learning dapat belajar lebih kooperatif (Doğan, 2015).

Menurut Hung (2015), pada model flipped Project Based Learning mendorong mahasiswa lebih aktif dalam pembelajaran online. Hal ini sejalan dengan unsur pembelajaran yang terdapat pada Abad 21.

Selain dari itu menurut Sarwa (2021) menjelaskan bahwa proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model flipped Project Based Learning pada pendidikan vokasi dengan menerapkan prinsip kelas terbalik dalam pembelajaran vokasi berbasis project yang dikemas dalam LKS, tugas project disajikan di ruang LMS dan dipandu dengan video tutorial.

Setelah penyampaian konten project secara asingkron, aktivitas tatap muka virtual dilakukan untuk konfirmasi dan diskusi persiapan pelaksanaan project. Di akhir sesi tatap muka virtual, peserta kelas diuji secara kognitif untuk memastikan kesiapan pelaksanaan project.

Hasil projek disajikan dalam format video, di evaluasi, dan dinilai berdasarkan rubrik.

Model ini juga memposisikan mahasiswa sebagai student center dan pengajar sebagai fasilitator.

Kemudian dengan adanya diskusi mampu memotivasi lingkungan belajar dan menstimulus untuk menumbuhkan dan meningkatkan pemikiran kritis dan kreatif mahasiswa.

Berdasarkan penelitian terdahulu Verawardina (2021) melakukan pengembangan model Flipped Blended Learning melalui pengambilan karakteristik ciri model dan kelebihan dari model Flipped Classroom dan model Self Blend.

Pada model tersebut didukung adanya teori belajar seperti konstruktivisme, behaviorisme, cognitivesme, dan conectivitas.

Dengan belajar secara online melalui Blended Learning secara mandiri peserta didik dapat mengkonstruksi pengetahuannya dengan mengakses materi-materi dan sumber daya yang tersedia, pengajar sebagai fasilitator.

Model flipped Project Based Learning ini mampu memberikan stimulus yang diharapkan berubahnya behaviorisme peserta didik melalui stimulus yang ada di dalam e-learning.

Didukung juga teori belajar connectivisme yang dalam hal ini berkaitan dengan belajar secara digital yang dinamakan dengan Model flipped Project Based Learning mampu menghubungkan dan mengkoneksikan antara satu dengan lainnya secara global melalui bantuan teknologi.

Berdasarkan kelebihan dari model flipped Project Based Learning tersebut peneliti mencoba menerapkan model ini pada praktik Mata Kuliah Pemangkasan Rambut teknik graduasi di semester genap 2020/2021, dengan menerapkan seluruh dari sintak model flipped Project Based Learning dalam proses pembelajaran.

Hasil belajar mahasiswa menjadi lebih baik dari sebelumnya, tetapi peneliti merasa kurang puas dengan sebagian modul FPjBL memuat kegiatan tahapan pembelajaran terlalu banyak sehingga sintaknya kurang spesifik serta kurang sesuai dengan karakteristik mata kuliah pemangkasan rambut.

Berdasarkan hasil uji coba sintak model flipped Project Based Learning pada praktik pemangkasan rambut teknik graduasi menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar mahasiswa, maka peneliti perlu untuk mengadopsi seluruh sintak dari model flipped Project Based Learning dan menambahkan sintak baru untuk melengkapi kekurangan sintak dan disesuaikan dengan karakteristik Mata Kuliah Pemangkasan Rambut sehingga nantinya dapat mengakibatkan kemampuan kompetensi mahasiswa.

Selain dari itu, pada pembelajaran pendidikan vokasi memerlukan pemebelajaran berbasis project (Project Based Learning).

Definisi model pembelajaran Project Based Learning menurut Lucas, (2015) Project Based Learning (PjBL) merupakan proses penyelidikan yang dimulai dengan pertanyaan mendasar dan cocok untuk proyek-proyek yang bersifat kolaboratif.

Menurt Sani R.A, (2013) menyatakan bahwa model Project Based Learning dapat didefinisikan sebagai sebuah model pembelajaran dengan aktivitas jangka panjang yang melibatkan mahasiswa dalam merancang, membuat dan menampilkan produk untuk mengatasi masalah dunianya untuk mencapai kompetensi.

Sedangkan menurut (Kosasih, 2018) Project Based Learning adalah model pembelajaran yang menggunakan project atau kegiatan sebagai tujuannya.

Sementara itu Jalinus, Nabawi et al., (2017) menerapkan Tujuh langkah pada model pembelajaran berbasis proyek (PjBL) untuk meningkatkan kompetensi produktif siswa.

Tujuh langkah terdiri dari: (1) The formulation the expected learning outcome, (2) Understanding the concept of teaching material, (3) Skills training, (4) Designing the project theme, (5) Marking the project proposal, (6) Executing the tasks of projects, (7) Presentation of the project report.

Penelitian ini memiliki kelebihan yaitu modul pembelajaran berbasis project serta sesuai dan relevan dengan Technical And Vocational Education And Training (TVET) untuk pendidikan vokasi serta banyaknya jumlah sitasi pada jurnal tersebut.

Mata Kuliah Pemangkasan Rambut merupakan mata kuliah praktek yang berbasis project.

Berdasarkan kelebihan dari model PjBL yang dikembangang oleh Jalinus (2007) tersebut, peneliti juga melakukan uji coba sintak model Project Based Learning tersebut diatas, yang diterapkan pada praktik Mata Kuliah Pemangkasan Rambut teknik Uniform Layer di kelas konvensional secara tatap muka sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, dan menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar mahasiswa dalam menghasilkan projek.

Namun model ini masih terdapat kelemahan yaitu belum adanya sentuhan teknologi dalam tahapan proses pembelajaran serta belum adanya penekanan untuk peningkatan soft skill bagi mahasiswa.

Alasan dipilihnya integrasi model Flipped Blended Learning dan model Project Based Learning pada Mata Kuliah Pemangkasan Rambut, dikarenakan adanya kendala yang dihadapi pada proses pembelajaran secara tatap muka (konvensional), ketika diberikan tugas mahasiswa membutuhkan sumber belajar dan informasi lainnya dan ketika belajar secara online mahasiswa kesulitan dan tidak puas berkomunikasi dan tanya jawab dengan dosen.

Selain dari itu dosen merasa kurang puas dengan model pembelajaran secara konvensional dan kurang puas dengan pembelajaran online.

Dengan adanya pengabungan kedua model pembelajaran konvensional dan online pada model LATADITIE Pada Mata Kuliah Pemangkasan Rambut, diharapkan mahasiswa dapat mengakses materi pembelajaran kapan saja melalui e-learning dan sumber belajar lainnya, dengan harapan model pembelajaran LATADITIE Pada Mata Kuliah Pemangkasan Rambut mampu menyesuaikan dengan tuntutan pembelajaran abad 21 pada Era Revolusi Industri 4.0 yang memuat unsur kompetensi 4C.

Penelti mencoba melakukan pengembangan Model LATADITIE pada Mata Kuliah Pemangkasan Rambut ini terdapat muatan sintak yang diadobsi dari penelitian sebelumnya yang terdiri 9 sintak yaitu: (1) Learning Orientation, (2) Acess Material Bassed Multimedia, (3) Training of Skill, (4) Assigment Project, (5) Discuss to design project, (6) Implementation of the project, (7) Test of The Performent Implementation, (8) Improve of Product, (9) Evaluation.

Pengembangan Model LATADITIE pada Mata Kuliah Pemangkasan Rambut merupakan upaya untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa pada Mata Kuliah Pemangkasan Rambut di Program Studi D4 Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan yang relevan dengan pembelajaran Abad 21, yang valid, praktis serta efektif sehingga model LATADITIE ini dapat di terapkan dalam pembelajaran.

Penelitian pengembangan ditujukan untuk mengembangkan model baru pada pembelajaran Mata Kuliah Pemangkasan Rambut dan telah menghasilkan model LATADITIE.

Model LATADITIE merupakan kombinasi antara sintak model Flipped Blended Learning menurut Verawardina (2021) dan model Project Based Learning Jalinus (2017) didukung pengembangan model Blended Learning lainnya. Setelah mengalami serangkaian ujicoba pembelajaran dengan model LATADITIE lebih efektif dan dapat membuat mahasiswa lehih aktif dan mandiri dalam belajar.

Novelty dari model LATADITIE lebih menekankan pembelajaran online dan offline yang memuat unsur kompetensi 4C yang terdiri dari critical thinking, communication, collaboration dan creativity, pembelajaran tatap muka dan online dapat diatur sesuai kebutuhan, yang berbeda dari pembelajaran konvensional sebelumnya, dan tersedianya sumber belajar digital yang terintegrasi pada smartphone mahasiswa berupa aplikasi flash for android dan e-modul.

Penelitian pengembangan model LATADITIE ini telah menghasilkan perangkat pembelajaran baru yaitu Buku Model, Buku Modul ajar, Rencana Pembelajaran Semester (RPS) serta Aplikasi Flash for Android sebagai media pembelajaran berbasis Multimedia.

Kesimpulannya dari model yang dikembangkan tergolong model LATADITIE valid, yang menghasilkan produk buku model LATADITIE, bahan ajar berupa modul, buku panduan dosen dan buku panduan mahasiswa.

Model yang dikembangkan juga tergolong praktis, sehingga dapat di gunakan dalam pembelajaran. Sedangkan untuk capaian akhir mahasiswa diterapkan model LATADITIE ini meningkatnya hasil belajar mahasiswa dalam Mata Kulliah Pemangkasan Rambut.

Setelah mahasiswa belajar melalui model LATADITIE terjadinya peningkatan hasil belajar pada mahasiswa dari pada pembelajaran model konvensional( Arnawa & Setiawan, 2021).

Oleh karena itu model LATADITIE berperan penting untuk memberikan efektifitas pembelajaran.

Capaian berikutnya hasil sikap dan psikomotor mahasiswa tergolong baik, dimana mahasiswa terampil dalam melakukan praktek berbagai macam teknik pemangkasan rambut dan terampil dalam membuat video tutorial pemangkasan rambut yang di unggah pada chanel youtube.

Berdasarkan capaian pada aspek ketuntasan hasil belajar, peningkatan hasil belajar, afektif dan psikomotor dapat di simpulkan model LATADITIE yang dikembangkan efektif.

Implikasi dari temuan ini Hasil penelitian pengembangan Model LATADITIE pada Mata Kuliah Pemangkasan Rambut menghasilkan model pembelajaran tatap muka dan online secara blended learning berbasis project dengan sistem pendukung berupa buku model LATADITIE pada Mata Kuliah Pemangkasan Rambut , buku panduan dosen, buku panduan mahasiswa dan bahan ajar pemangkasan rambut yang valid, praktis dan efektif.

Secara umum Model LATADITIE pada Mata Kuliah Pemangkasan Rambut ini memungkinkan mahasiswa dapat belajar secara fleksibel, dimana dan kapan saja, tanpa dibatasi oleh jarak, ruang dan waktu serta adanya interaksi dan umpan balik.

Model yang dikembangkan dapat berpengaruh terhadap pencapaian kompetensi dan prestasi belajar mahasiswa, sehingga dapat diterapkan model pembelajaran LATADITIE pada Mata Kuliah Pemangkasan Rambut .

Model ini relevan untuk diterapkan pada pembelajaran abad 21 di Era Revolusi Industri 4.0 yang memuat unsur kompetensi 4C yang terdiri dari keterampilan berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi dan kreatifitas, serta dapat menumbuhkan motivasi belajar mahasiswa pada Mata Kuliah Pemangkasan Rambut.

Artikel ini ditulis oleh Dr.(c) VIVI EFRIANOVA, berdasarkan disertasi untuk penyelesaian Program Doktor (S-3) pada Prodi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Pascasarjana Universitas Negeri Padang. Pelaksanaan ujian tertutup.

Dengan Tim Promotor Prof. Prof. Dr. Ambiyar, M.Pd, Prof. Ir. Syahril, ST, MSCE, Ph.D.Serta Tim Penguji yaitu Prof. Dr. Dina Ampera, M.Si, Prof. Ganefri, Ph.D, Prof. Dr. Agusti Efi,M.Pd, Dr. Kasmita, S.Pd, M.Si, Dr. Fahmi Rizal, M.T, Dr. Yusmerita, M.Pd

Hasil temuan telah menghasilkan sebuah model LATADITIE pada Mata Kuliah Pemangkasan Rambut yang dihasilkan memiliki 9 sintak yang terdiri dari (1) Learning orientation, (2) Acess Material Bassed Multimedia, (3) Training Skill (4) Assigment Project, (5) Discuss to design project (6) Implementation of the project (7) Test of The Performent Implementation (8) Improve of Product (9) Evaluation.

Dan menghasilkan publikasi artikel yang telah terbit di jurnal international bereputasi. (*)

About Post Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *