Model Hylen sebagai Solusi Pembelajaran di Era Revolusi Indutsri 4.0
Oleh : Dr.(c) Leni Marlina, S.Kom, M. Kom
Mahasiswa S3 Pendidikan Teknologi dan Kejuruan UNP
Saat ini dunia telah memasuki era disrupsi. Artinya, suatu era dimana terjadinya perubahan besar-besaran, hadirnya produk baru dengan logika baru, ide yang berbeda, dapat melenyapkan produk-produk lama. Hal ini para pakar menyebutnya sebagai Revolusi Industri 4.0.
Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang memunculkan inovasi-inovasi baru yang dapat berpengaruh kepada berbagai sektor seperti ekonomi, pendidikan, sosial dan budaya. Peran manusia tergeser oleh teknologi sehingga mengubah cara kerja, bekerja dan berhubungan satu dengan yang lainnya (Tritularsih & Sutopo, 2017). Hal ini menyebabkan generasi berikutnya perlu mengembangkan diri untuk bisa bertahan dalam menghadapi era revolusi industri 4.0.
Revolusi Industri 4.0 dominan menggunakan teknologi canggih berbasis digital yang telah menjadi tren saat ini. Menurut Schwab (2016), kehidupan masyarakat saat ini mengalami proses transformasi dari menggunakan sistem manual menjadi sistem berbasis digital, sehingga muncul teknologi dari bermacam-macam bidang di industri dan dunia kerja (IDUKA) seperti munculnya teknologi superkomputer, robot cerdas, kendaraan tanpa awak, editing genetik serta pertumbuhan neuroteknologi akhirnya manusia sanggup memaksimalkan peran otak.
Dwi, Herlina, Pravita, & Fajri (2018) menyampaikan bahwa di era revolusi industri 4.0 banyak muncul profesi atau pekerjaan baru seperti, internet of things, artificial intelligence, new materials, big data, robotics, augmented reallity, cloud computing, additive manufacturing 3D Printing, nanotech & biotech, genetic editing, e-Learning.
Terkait dengan munculnya berbagai profesi baru di bidang teknologi, maka mahasiswa harus mampu bersaing secara global. Untuk itu diperlukan penguasaan kompetensi yang dibutuhkan di era revolusi industri 4.0 seperti: literasi data, literasi teknologi dan literasi manusia (Wahidin, 2018).
Pendidikan sebaiknya menjadi jembatan penghubung antara lulusan dengan dunia kerja sehingga dilahirkan sumber daya manusia yang unggul. Peran pendidikan tinggi menjadi salah satu faktor yang sangat penting untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas. Lulusan yang berkualitas harus memiliki ilmu pengetahuan serta kemampuan dan keahlian dibidangnya sehingga dapat berinovasi dan berkreasi, yang pada akhirnya lulusan dapat bersaing di era revolusi industri 4.0.
Pada pembelajaran saat ini, di pendidikan kejuruan membutuhkan penggunaan teknologi. Dengan memanfaatkan teknologi internet berbasis online. Kemajuan teknologi telah dipastikan bahwa akses ke layanan dan informasi karier semakin tersedia lebih banyak. Jelas ada lebih banyak pekerjaan empiris yang diperlukan untuk menilai perubahan perkembangan ini (Chope, 2008).
Sama halnya di pendidikan vokasi juga memerlukan pembelajaran berbasis online (Verawardina, et al, 2020). Diharapkan lulusan di Pendidikan Vokasi menjadi terampil dalam pengetahuan dan kompetensi yang mampu bersaing di dunia kerja terutama dalam peluang kerja di era revolusi industri 4.0 yang lebih dominan berperan menggunakan teknologi. Untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas tentunya melalui pendidikan yang berkualitas. Prosesnya dapat dilihat jika pendidikan tersebut belangsung secara efesien dan efektif serta inovatif.
Untuk menjawab tantangan dan memberikan solusi dalam mencapai tujuan pendidikan vokasi untuk menghasilkan mahasiswa yang terampil dan siap untuk memasuki dunia kerja dan dalam mengatasi pembelajaran pembelajaran dapat berjalan efektif dan mampu memenuhi ketercapaian pembelajaran yang telah ditentukan, sehingga diperlukanya sebuah pengembangan model pembelajaran. Perlunya dikembangkan model pembelajaran yang dapat mengakomodasi yang sesuai tuntutan industri dan dunia kerja, sehingga nantinya mahasiswa memiliki keterampilan, mampu memecahkan masalah, dapat berpikir kritis, berlajar menggunakan teknologi yang sesuai dengan sesuai era revolusi industri 4.0 yang dapat belajar secara fleksibel yang dapat diatur online dan offline.
Salah satu model pembelajaran yang diangap relevan dengan pembelajaran saat ini dan yang mampu menjawab permasalahan yang terjadi, maka peneliti menawarkan pengembangan model Hybird learning. Model Hybird learning merupakan pembelajaran yang menggabungkan antara pembelajaran online dan offline yang dapat menggunakan internet (Tsai, 2011); (Uzun, & Senturk, 2010); (Meydanlioglu, & Arikan, 2014). Sehingga sejalan dengan kosep belajar di pendidikan vokasi dan didukung menggunakan teknologi canggih berbasis digital yang telah menjadi tren saat ini.
Di sisi lain, mahasiswa juga diperlukanya kemampuan softskill seperti dapat memecahkan masalah dan berpikir kritis dalam menunjang kegiatan pembelajarannya. Agar lebih optimal, diperlukan model lain yang digabungkan dengan model pembelajaran hybrid learning yaitu model Pembelajaran berbasis masalah (Problem Base Learning/PBL). Maka, kombinasi antara dua model ini akan melahirkan suatu model baru yang dapat memberikan solusi dalam mengatasi permasalahan yang terjadi. Untuk mengembangkan sebuah model pembelajaran maka diperlukan langkah-langkah yang sistemtis, oleh karena itu peneliti menggunakan metode penelitian R&D (Research and Development) dengan mengadopsi Borg and Gall.
Peneliti memberikan solusi dengan mengembangkan model pembelajaran yang memuat fleksibelitas untuk belajar online dan offline melalui model hybird learning yang memiliki model 1, model2, model 3, model 4, model 5, dari (Putra,2015) dan didukung pengemabang model hybird learning lainnya dari (Hariyadi, 2019); dan model PBL dari (Barrows, & Tamblyn, 1980); (Rustam at, all, 2019); serta model hybird dan PBL dari (Dinata, et al, 2017). Landasan pengembangan syntax dari model pembelajaran ini diawali dengan model hybird learning dan PBL yang telah ada sebelumnya, berdasarkan karakteristik model, memuat unsur teknologi, pembelajaran online dan offline, memuat keterampilan, memuat pemecahan masalah.
Pengembanga model HyLen didasari oleh filosofi vokasi, menghasilkan mahasiswa yang terampil dan siap untuk memasuki dunia kerja dan relevan sesuai kebutuhan dunia kerja, memiliki keterampilan, kemampuan pemecahan masalah, berpikir kritis, mampu menganalisis, dapat berkolaborasi dan konsep belajar sesuai era revolusi industri 4.0 yang fleksibel dapat terjadi secara online dan offline. Selain itu komponen model dirancang secara rasional dan memuat aspek psikologis.
Adapun posisi model hybrid learning yang dikembangkan dapat dilihat pada gambar :
Gambar 1. Posisi Model HyLen
Model HyLen merupakan sebuah model pembelajaran online dan offline yang dapat belajar fleksibel dengan memuat unsur pemecahan masalah dalam sebuah proyek, pembelajaran menekankan berpikir kritis, menyampaikan hasil analisa, adanya diskusi dan kolaborasi dalam kelompok secara online dan offline, tersedia sumber belajar digital yang terintegrasiadanya evaluasi untuk mengukur ketercapaian pembelajaran serta feed back pembelajaran.
Model HyLen memiliki sintak destination orientation based on hybrid learning, mengatur mahasiswa untuk belajar (Organizing students for learning), menilai materi pembelajaran melalui Internet (Assessing learning materials through the Internet), menganalisis data dari hasil studi dalam kelompok (Analyzing data from the study results), mempresentasikan analisis hasil (Presenting the analysis results), hasil evaluasi (Evaluation Results) dan memberikan umpan balik (Providing feedback).
Kelebihan dari model HyLen adalah dapat belajar secara online dan offline yang dapat diatur, menstimulus mahasiswa untuk mampu berpikir kritis, meningkatkan keterampilan pemecahan masalah, menciptakan suasan pembelajaran bermakna, mahasiswa dapat berpartisipasi aktif dalam belajar dan saling berkolaborasi, ketersediaan sumber belajar digital sehingga dapat meningkatkan pengetahuan. Novelty dari model HyLen lebih menekankan pembelajaran online dan offline yang memuat unsur pemecahan masalah, pembelajaran online dan offline dapat diatur sesuai kebutuhan, yang berbeda dari pembelajaran konvensional sebelumnya, dan tersedianya sumber belajar digital yang terintegrasi.
Model Pembelajaran Hybrid Learning yang dikembangkan memiliki 5 (lima) aspek penting yaitu sintak, aspek sosial, prinsip reaksi, sistem pendukung dan dampak instruksional dan dampak pengiring. Ketercapainya dari model HyLen yang terpakan memuat aspek kognitif, afektif dan psikomotor yang tergolong baik, dan terbukti efektif.
Implikasi model Hylen ini relevan dengan kebutuhan pendidikan vokasi dan era revolusi industri 4.0. Produk dari model HyLen menghasilkan buku model, modul, buku panduan dosen, buku panduan mahasiswa yang valid, praktis dan efektif sehingga dapat digunakan sebagai bahan referensi. Model HyLen ini bermanfaat untuk pembelajaran secara online yang dapat terjadi dimana dan kapan saja, tanpa dibatasi jarak ruang dan waktu. Menciptakan belajar secara online dan offline, sehingga dapat belajar secara fleksibel yang memuat unsur pemecahan masalah dan menstimulus mahasiswa berpikir kritis. Dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa dan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis. Oleh karena itu, perlu lembaga pendidikan memfasilitasi memberikan pemahaman kepada dosen dan mahasiswa mengenai pentingnya penggunaan model HyLen. (***)
Artikel ini ditulis oleh Dr. Leni Marlina, S.Kom,.M.Kom, berdasarkan disertasi untuk penyelesaian Program Doktor (S-3) pada Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Pascasarjana Universitas Negeri Padang, yang telah lulus pada ujian tertutup tanggal 10 November 2021 pukul 09:00 Wib.
Tim Promotor Prof. Dr. Nizwardi Jalinus, M. Ed dan Dr. Azwar Inra, M.Pd dengan Tim Penguji yaitu Prof. Drs. Ganefri,M.Pd,.Ph.D; Dr. Fahmi Rizal, M.Pd, MT; Prof. Dr. Ambiyar, M.Pd; Dr. Ridwan, M.Sc.Ed; Dr. Asrul Huda,S.Kom,.M.Kom dan penguji eksternal Prof. Dr. Zainuddin, M.Pd dari Universitas Negeri Medan.
Hasil temuan telah menghasilkan sebuah model HyLen dengan beberapa produk seperti buku model, buku panduan dosen, buku panduan mahasiswa, buku aplikasi, buku modul. Serta menghasilkan publikasi artikel yang telah terbit dengan judul “Validation of Hybrid Learning Model Development Using Embedded System”.