Dinamika olahraga Sumatera Barat memasuki babak baru. Hal ini pasca penetapan karateker KONI Sumbar yang tertuang dalam SK No. 113 tahun 2025 tentang pengambilalihan kepengurusan KONI Sumbar masa bakti 2021–2025 oleh KONI pusat dan Penunjukan pejabat sementara (Karateker) KONI Sumbar masa bakti 2021–2025.
Pada SK itu disebutkan, ketua Karateker dijabat Erizal Chaniago, Erman Sanusi sebagai Sekretaris serta Syahrial Bachtiar sebagai Wakil Ketua.
Tugas utama karateker adalah menggelar Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov) KONI Sumbar dengan tujuan memilih ketua defenitif.
Sejauh ini tercatat tiga nama yang digadang-gadangkan maju pada pemilihan ketua KONI Sumbar masa bakti 2025-2029. Mereka adalah Hamdanus, Defri Nasli dan Tommy Irawan Sandra.
Ketiganya sama-sama optimis jelang Musorprov. Klaim dukungan KONI kabupaten/Kota serta Pengprov Cabor sebagai pemilik suara sama-sama telah di dapat. Sekarang ketiganya siap bertarung memperebutkan kursi KONI Sumbar-1.
Namun, berkaca dari sejarah Musorprov KONI sebelumnya, kisruh selalu saja terjadi. Kandidat yang menang tak bisa bekerja maksimal, lantaran dirong-rong oleh “lawan” yang kalah pada pemilihan.
Dari pengalaman selama ini, Musorprov bisa dikatakan sebagai jurang pemisah dan pemecah pelaku olahraga di Sumatera Barat, karena belum dewasanya menerima kekalahan dan kemenangan dalam pemilihan.
Gagal pahamnya para calon dan barisan pendukung yang kalah pada akhirnya membentuk blok perlawanan yang awet hingga kepengurusan terpilih berakhir. Ironis!
Kelompok yang kalah akan terus “meneror” kandidat terpilih. Tidak sekali dua kali, setidaknya situasi ini terjadi dalam beberapa kepengurusan terdahulu.
Pelaku olahraga sudah muak dengan kondisi yang terjadi selama ini. Olahraga yang sejatinya dilakoni dengan semangat sportivitas, saling mendukung demi pembinaan dan prestasi olahraga justru didominasi oleh sederet masalah yang dihadapi oleh induk organisasi olahraga.
Ketua KONI Kota Solok, Rudi Horizon angkat bicara terkait tidak bersatunya insan olahraga di bawah komando KONI Sumbar yang notabene sebagai induk organisasi olahraga di daerah.
Ia menyarankan kepada ketiga calon yang maju pada Musorprov mendatang untuk satu tekad, satu arah untuk prestasi olahraga daerah. Dengan ini diharapkan tidak ada lagi perpecahan usai pemilihan.
Rudi mengimbau, ketiga calon duduk bersama menyatukan visi dan misi dan menentukan posisi di kepengurusan. Dirinya menilai bagi-bagi posisi dalam organisasi tidak masalah asal demi eksistensi dan kemajuan olahraga Sumatera Barat.
Apa yang disampaikan Rudi Horizon tidak ada salahnya. Hal ini demi menghindari pertikaian serta perpecahan sesama pelaku olahraga dikemudian hari, seperti yang selama ini terjadi.
Para Caketum yang maju diminta kebesaran hatinya untuk iklas bersatu demi tujuan yang sama yakni pembinaan dan prestasi olahraga.
Yakinlah, masalah klasik yang dihadapi KONI Sumbar selama ini akan kembali terjadi jika ego masing-masing calon tetap dikemukakan. Pembinaan olahraga akan berjalan di relnya jika semua pihak memberikan dukungan. Tidak saja insan olahraga, namun juga pemerintah daerah.
Sudahlah, mari sama-sama memulai sejarah baru untuk kebaikan olahraga Ranah Minang. Kalau tidak sekarang kapan lagi? (*)