Mendobrak Streotipe: Peran Gender dalam Kesehatan Mental
Oleh: Evita Grecia Simanullang
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Unand
Kesehatan mental merupakan suatu aspek yang paling mendasar dari kesejahteraan individu tetapi seringkali adanya pengaruh dari faktor sosial salah satunya yaitu gender.
Adanya streotipegender yang berasal dari budaya masyarakat tidak hanya membatasi individu dalam mengekspresikan diri tetapi nantinya juga akan mempengaruhi cara individu untuk menghadapi masalah kesehatan mental.
Streotipe gender ini didefenisikan bahwa bagaimana laki laki dan perempuan seharusnya berperilaku. Seperti halnya diketahui bahwa gender seringkali menempatkan bahwa laki-laki memiliki peran yang kuat dan juga dominan sementara perempuan seringkali dianggap lebih emosional dan juga lemah.
Dengan adanya pandangan ini nantinya akan menyebabkan adanya suatu tekanan bagi individu untuk dapat memenuhi ekspektasi tertentu.
Apabila laki-laki tidak menunjukkan emosinya maka akan memungkinkan laki-laki merasa tertekan sehingga nantinya dapat menyebabkan stres dan depresi.
Perempuan pada zaman sekarang banyak yang memiliki peran ganda yaitu mengurus rumah tangga sambil berkarir sehingga hal ini akan menyebabkan stres dan gangguan mental seperti kecemasan dan depresi.
Perempuan mendapatkan suatu streotipe yang mengaangap bahwa perempuan harus selalu mengutakamakam orang lain.
Adanya ketidaksetaraan gender berdampak pada akses kaum perempuan terhadap sumber daya yang mendukung kesehatan mental seperti adanya layanan kesehatan.
Perempuan di banyak daerah pada saat sekarang ini masih menghadapi hambatan ketika mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan.
Hal ini dikarenakan adanya stigma, kurang informasi dan juga terkadang terkendala finansial. Selain itu norma sosial saat sekarang ini masih tampak kaku karena menempatkan perempuan pada posisi yang rentan yang mana ada harapan bahwa perempuan harus selalu patuh dan tentunya hal ini akan menghalangi perempuan ketika ingin mengungkapkan perasaan atau mencari bantuan ketika mereka mengalami suatu masalah terkait dengan kesehatan mentalnya.
Dalam memperkuat streotip gender, konstruksi sosial budaya ini memiliki peranan yangbesar karena masyarakat seringkali mempunyai stereotip bahwa laki-laki ini harus bersifat kuat dan juga rasional namun sebaliknya perempuan dianggap sebagai orang yang lemah.
Saat sekarang ini streotipe itu menciptakan suatu tekanan untuk dapat memenuhi peran yang tidak sesuai dengan kepribadian mereka. Misalnya saja bagi laki-laki yang terlibat ketika mengasuh anak ataupun terlibat dalam pekerjaan rumah tangga akan sering sekali dianggap sebagai lelaki yang tidak maskulin.
Streotipe gender mempengaruhi bagaimana masyarakat memandang individu dengan masalah kesehatan mental. Misalnya saja pria yang mengalami deprisi maka cenderung akan dianggap lemah oleh mssyarakat tetapi apabila wanita menunjukkan ketidakstabilan emosional maka akan dianggap normal oleh banyak orang. Maka dari itu untuk mengatasi stigma ini maka perlunya pendidikan terkait kesehatan mental dan juga gender.
Dalam mendobrak stereotip gender merupakan suatu langkah yang penting untuk dapat meningkatkan suatu kesehatan mentaldalam masyarakat. Adanya pemahaman terkait stereotip yang mempengaruhi individu dan juga menciptakan lingkungan yang mendukung kesetaraan nantinya dapat membantu untuk mengurangi suatu stigma yang ada dalam masyarakat.
Dengan adanya pendidikan dan nantinya ketika adanya perubahan norma sosial, tentunya harapan untuk masa depan yang kata lebih baik bisa terwujud yang mana setiap individu mempunyai kesempatan untuk dapat berkembang secara emosional tanpa adanya tekanan oleh gender.
Upaya ini bisa mendobrak suatu stereotipe yang akan membawa kita untuk menuju masyarakat yang lebih adil bagi semua orang. (*)