Masyarakat Tolak Penamaan “Puncak Jokowi”, Bagaimana Respon Bupati Pesisir Selatan ?
Painan, rakyatsumbar.id–Pernyataan Bupati Pesisir Selatan Rusma Yul Anwar dihadapan Menteri Pariwisata dan Ekraf Sandiaga Uno yang akan mengubah nama Puncak Paku menjadi Puncak Jokowi mendapat pertentangan dari masyarakat di kawasan Mandeh, mereka meminta untuk membatalkan rencana yang akan menghilangkan nilai sejarah di kawasan itu.
Masyarakat Mandeh, khususnya yang tinggal di Sungai Nyalo Mudiak Aia, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) menolak keras rencana Bupati Pesisir Selatan Rusma Yul Anwar yang akan mengubah nama Puncak Paku di kawasan wisata Mandeh dengan nama Puncak Jokowi.
“Penamaan suatu jalan atau kawasan di Mandeh ini memiliki cerita dan nilai sejarah tersendiri. Jadi, masyarakat sangat terkejut ketika ada rencana Bupati mengubah nama Puncak Paku menjadi Puncak Jokowi,” ujar salah seorang tokoh pemuda di kawasan Mandeh Alesandro Satri, Minggu (25/04/2021).
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sei Nyalo Mudiak Aia itu mengatakan, Puncak Paku selama ini sudah menjadi ikon bagi wisatawan ketika ke Mandeh.
“Pemberian nama Puncak Paku itu juga ada sejarahnya sehingga diceritakan masyarakat kepada wisatawan yang berkunjung,” katanya.
Diceritakannya, penamaan Puncak Paku karena dulunya di daerah itu banyak ditanami tumbuhan Paku liar. Begitu pula penamaan kawasan lain di Kawasan Mandeh seperti Kapo-Kapo karena di lokasi itu dulu banyak ditanami pohon Kapo.
“Kita berharap rencana bupati mengubah nama Puncak Paku menjadi Puncak Jokowi dibatalkan karena merusak tantanan sejarah yang telah ada. Kalau ingin bikin nama di tempat lain saja yang punya landasan sejarahnya,” tegas pegiat wisata yang akrab disapa Satri ini.
Sementara menurut pegiat Pariwisata Mandeh, M Zuhrizul mengatakan sebaiknya pemerintah daerah lebih memikirkan hal substansi yang dihadapi sektor pariwisata di Sumbar hari ini, dibandingkan mengubah nama yang sudah ada dan punya sejarah.
“Kita ini sukanya mengusutkan yang sudah selesai. Habis energi kita. Sementara pariwisata seperti ini juga. Bagaimana bisa maju-maju. Sampah, sanitasi, kasar dan kesemrawutan adalah wajah pariwisata kita hari ini. Seharusnya ini fokus diselesaikan bersama,” kata Zuhrizul.
Pegiat Wisata Mandeh lainnya, Mabruri Tanjung juga sependapat. Menurutnya, seharusnya fokus menyelesaikan hal-hal substansial, persoalan dasar yang dihadapi pariwisata.
Sebelumnya, seperti diberitakan media, ide Bupati Pessel Rusma Yul Anwar mengubah nama Puncak Paku jadi Puncak Jokowi disampaikan saat menerima kunjungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno ke Pessel, Jumat (23/04/2021) lalu. Alasannya, tidak lepas dari kepeduliaan Presiden Jokowi pada tahun 2015 lalu yang mencanangkan KWBT Mandeh.
Rusma Yul Anwar mengatakan, tidak ada maksud lain, kecuali untuk mendongrak kunjungan wisata dan kepentingan daerah. (rik)