rakyatsumbar.id

Berita Sumbar Terkini

Beranda » Masalah Ekonomi, Alasan Terbanyak Kasus Perceraian di Kota Padang

Masalah Ekonomi, Alasan Terbanyak Kasus Perceraian di Kota Padang

ilustrasi perceraian

ilustrasi perceraian

 Padang, rakyatsumbar.id – Meningkatnya angka perceraian di Kota Padang menjadi kajian menarik bagi pengamat sosial.

Terhitung, sebanyak 1.674 perkara perceraian terjadi di Kota Padang dalam kurun waktu 2020 – 2021.

Kecamatan Koto Tangah menjadi kecamatan yang mendominasi tingginya angka perceraian di Kota Padang dengan 312 perkara.

Selain itu, Kecamatan Kuranji mencatatkan 244 perkara perceraian dan Kecamatan Lubuk Begalung sebanyak 189 perkara.

Perceraian di dominasi oleh alasan ekonomi, perselingkuhan dan pengaruh media sosial dan perselingkuhan terjadi berawal dari kegiatan reuni sekolah yang berawal dari media sosial.

Sosiolog dari Universitas Negeri Padang (UNP) Erianjoni menjelaskan faktor ekonomi merupakan faktor yang klasik pemicu terjadinya perselingkuhan.

Menurutnya, faktor sosio-psikologis di balik faktor ekonomi menjadi pemicu terjadinya peselingkuhan.

“Gaya hidup, ketidakmampuan suami dalam pertarungan ekonomi dengan istri, dalam artian suami tergantung pada istri. ”

“Akibatnya, hubungan dalam keluarga berubah orientasi lagi pada hubungan ekonomi atau materialistik bukan pada hubungan yang bermuatan cinta kasih,” ungkapnya ketika ditemui Senin (30/5).

Selain itu, media sosial turut melatar belakangi terjadi perselingkuhan.

Media Sosial Juga Berpengaruh

Hal ini menjadikan media sosial merupakan variabel baru yang perlu  dikaji sebagai pemicu perselingkuhan.

“Perubahan pola interaksi sosial manusia dari luring ke daring menyebabkan interaksi yang nyata menjadi maya. Ini membuka akses untuk bertemu dengan teman atau orang lain.”

“Karena itu sarana media sosial seperti Facebook atau Instagaram yang bisa menyimpan album curhat bagi individu yang bisa di akses oleh individu lain,” paparnya.

Erianjoni menambahkan, murahnya akses data individu dari album yang tersimpan di media sosial menjadi nyata ketika di implementasikan dalam bentuk interaksi dalam bentuk reuni sekolah.

“Reuni sekolah menjadi moment dalam mengulang cerita, termasuk kisah asmara sehingga individu melewatkannya dengan nostalgia,” tambahnya.

Erianjoni memandang, tingginya perceraian di beberapa kecamatan di Kota Padang lantaran  kecamatan tersebut merupakan daerah yang menjadi hunian dari pasangan muda yang merintis hidup.

“Banyaknya badai dalam keluarga baru seperti terlilit kredit rumah, cicilan kredit kendaraan yang tak terbayarkan.”

“Inimenyebabkan perselingkuhan menjadi pelampias psikoseksual yang selama ini buntu oleh pasangannya yang sah,” tutupnya. (edg)

About Post Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *